Lima

275 37 5
                                    

Happy reading...

"baguslah, kalau begitu aku akan pulang, aku tidak mau menjadi nyamuk di antara kalian".

Jimin terkekeh geli, lalu mengangguk membiarkan Taehyung pergi. "pergilah sana!".

Taehyung berdiri bergegas untuk pergi. Baru saja Taehyung akan melangkahkan kakinya suara perempuan terdengar di telinganya.

"hai Jim". Seulgi menyapa Jimin setelah ia sampai di meja tempat duduk Jimin. Jimin tersenyum membalas sapaan Seulgi.

Taehyung membalikan badannya dan terkejut setelah melihan dua wanita  yang ada di depannya.

"Jisoo?".  Kenapa Jisoo berada di sini? Apakah Jisoo wanita yang Jimin maksud, atau mungkin wanita di sebelah Jisoo?.

Tak kalah terkejutnya dengan Taehyung, Jisoo bahkan sampai membuka mulut nya "kau?".

Melihat wajah Taehyung , seketika kemarahannya kembali memuncak kembali mengingat kejadian saat ia di hukum profesor Oh gara-gara Taehyung.

Nafasnya menggebu-gebu, kedua tangan Jisoo pun sudah mengepal kuat, ingatannya kembali pada kejadian yang membuat ia marah pada taehyung.

"kalian saling mengenal?". Tanya Seulgi setelah ia melihat kedua orang itu sama-sama terkejut saat bertemu.

Tak menjawab pertanyaan seulgi. Dengan gerakan cepat Jisoo menarik rambut Taehyung dengan keras yang di selimuti kabut emosi.

"Rasakan ini sialan! Gara-gara kau aku di hukum oleh profesor Oh, Gara-gara kau aku terlambat dan tidak menyelesaikan tugasku. Aku akan membunuhmu saat ini juga Taehyung!!!". Jisoo tak henti-hentinya menarik rambut taehyung dengan brutal dan sesekali juga ia mencakar wajah Taehyung dengan kuku cantiknya hingga tak memperhatikan keadaan sekitar yang kini seisi kafe tengah memperhatikannya.

"aaw sakit bodoh! Lepaskan lenganmu kotormu dari rambut dan wajahku! Aaw wanita gilaa! Sakiit!". Taehyung tak henti-hentinya mengerang kesakitan yang tak di gubris sedikit pun oleh Jisoo, sambil berusaha melepaskan tangan Jisoo dari kepalanya.

Jisoo tertawa mendengar ringisan taehyung yang kesakitan di tengah aksinya yang sedang menyerang taehyung. "haha.. Rasakan ini! Kau akan mati di tanganku saat ini juga pria jelek!!". Jisoo semakin semangat menyerang Taehyung setelah mendengar ringisan Taehyung, setidaknya rasa kesalnya sedikit terluapkan.

Seulgi dan Jimin yang melihat kejadian itu terkejut, apa yang sebenarnya terjadi pada mereka hingga mereka bisa seperti ini?

"Jisoo hentikan! apa yang kau lakukan padanya?". Seulgi bingung harus melakukan apa karna tak biasanya Jisoo seperti ini ditambah lagi semakin banyak orang yang memperhatikan mereka.

"pria ini yang aku maksud Seulgi, pria ini yang membuatku harus dihukum! ". Ujar Jisoo yang masih menjambak rambut Taehyung tanpa henti.

"kumohon hentikan wanita gila ini!". Rengek Taehyung meminta bantuan pada siapa saja yang mau membantunya, ia sudah berusaha melepaskan lengan Jisoo tapi cengkramannya terlalu kuat.

Jimin yang mendengar Taehyung merengek seperti itu membuatnya ingin tertawa terbahak-bahak, tapi ia tak mau sampai Seulgi melihatnya menertawaka Taehyung, jadi ia tahan sebisa mungkin.

"Jimin cepat pisahkan mereka berdua". Ucap Seulgi pada Jimin yang malam asyik menyaksikan pertengkaran di depannya.

"a-aku?". Jimin menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak Seulgi, temanmu sangat menyeramkan".

Seulgi memukul kepala Jimin sedikit keras. "yak! Kau ini cepat!.

"aww, kenapa malah melukulku?" Jimin memegangi kepalanya yang menjadi sasaran Seulgi.

Mau tak mau Jimin mengikuti ucapan Seulgi, sebelum ia berakhir seperri Taehyung. Dan ia juga sudah tak tega dengan Taehyung yang sepertinya sudah mulai kesakitan dan juga semakin banyak orang yang memperhatikan Jisoo dan Taehyung, Seulgi dan Jimin dengan cepat memisahkan mereka.

"sudah Jisoo, kau tidak malu di lihat banyak orang huh? Lihat lah semua orang disini  memperhatikan mu". Seulgi berusaha menenangkan Jisoo.

Jisoo melepaskan cengkramannya pada rambut Taehyung dan melirik ke arah sekitar dan benar saja semua mata kini tertuju padanya.

Baiklah, sepertinya Jisoo harus menahannya dulu sekarang.

Seulgi menggiring Jisoo untuk duduk, begitu juga Jimin pada Taehyung.

Sementara itu Taehyung memegangi kepalanya sambil terus meringis kesakitan.

"kenapa tidak dari tadi melepaskan wanita gila itu huh, bagaimana jika aku benar-benar mati tangannya?". Ucap Taehyung kesal pada Jimin.

"sebenarnya kalau bukan permintaan Seulgi aku tidak mau mau memisahkan kalian, karna tadi itu kejadian yang sangat langka". Ujar Jimin cekikikan.

"sialan!". Geram Taehyung. "hei kau wanita gila, apa maksudmu tiba-tiba mencakarku seperti seekor singa huh?". Ucap Taehyung beralih pada Jisoo.

Jisoo masih berusaha menormalkan nafasnya yang masih menggebu.
"berhenti memanggilku wanita gila! Dan kau bertanya apa kesalahanmu? Hah, Tidak sadar diri sekali". Ujar Jisoo sewot yang masih dalam keadaan emosi dengan Seulgi yang memegang lengan Jisoo takut sewaktu-waktu Jisoo kembali menyerang Taehyung.

"kau yang tak sadar diri, gara-gara kau acara kencan Jimin dan temanmu itu jadi kacau"

Jisoo langsung terdiam. Benar, ini adalah acara kencan Seulgi dan Jimin sekarang ia mengacaukannya.

Jisoo menatap Seulgi yang kini tengah menatapnya. Raut wajah bersalah terlihat jelas di wajah Jisoo.

"Seulgi maafkan aku, aku tak bermaksud mengacaukan semuanya.".

Seulgi menggeleng saraya tersenyum. "tak apa aku mengerti".

"jangan tersenyum seperti itu Seulgi, aku menjadi semakin merasa bersalah". Jisoo menggenggam tangan Seulgi sambil terus meminta maaf pada Seulgi.

"cuih, sekarang kau memohon-mohon meminta maaf". Taehyung mendengus melihat Jisoo yang terus merahfalkan kata maaf pada Seulgi.

Jisoo menatap pria itu tajam. "diam kau, semua ini juga terjadi karnamu".

"Jisoo sudah! sekarang kau selesaikan urusanmu dengan Taehyung". Seulgi tak ingin sahabatnya ini ribut lagi dengan Taehyung.

Jisoo mengangguk. "sekali lagi aku minta maaf, sekarang aku akan pergi kau tak usah mentraktirku, bersenang senang lah Seulgi".

Jisoo bangkit dari duduknya lalu menatap Taehyung yang terlihat meringis kesakitan sambil memegangi bagian pipi dan hidungnya yang terlihat ada luka memanjang karna dia mencakar wajah Taehyung dengan kuku panjangnya, mungkin cakarannya juga terlalu kuat hingga wajahnya terluka seperti itu.

Maklum sajalah Jisoo sedang dalam keadaan emosi, dan ia juga tidak menyadari kalau kuku jarinya panjang.

Jisoo pergi melangkah menjauh dari Taehyung, Seulgi dan Jimin. Ia bergegas untuk pulang saja dan menenangkan dirinya.

"lanjutkan acara kencan kalian, aku akan pulang". Kini giliran Taehyung yang pamit untuk pergi dan meninggalkan Jimin dan Seulgi.

"wanita tidak tahu diri, berani sekali dia mencakar wajah tampanku". Ujar taehyung kesal setelah ia berada di parkiran kafe.

Pria itu cepat-cepat melihat dirinya dari pantulan cermin di mobilnya". Ya tuhan apa yang terjadi dengan wajahku, akkh wanita itu telah merusaknya, kasihan sekali kau tampan". Ucap Taehyung mengasihani wajahnya sendiri.

"ternyata hidungku sampai berdarah seperti ini". Ujar taehyung saat melihat ada darah yang keluar dari bagian luka dihidungnya.

"untung wajahku sangat tampan, jadi walaupun ada luka tak menghalangi ketampananku". Taehyung sesekali bergaya di depan cerminnya sembari menghilangkan rasa kasihan pada wajahnya.

Setelah asyik bercermin taehyung bergegas melajukan mobilnya menjauh dari parkiran kafe dan pergi menuju rumahnya.

See you 🐻🐰🐱

BROTHER'SWhere stories live. Discover now