15. Angry

2.5K 76 0
                                    


Kita tidak pernah baik-baik saja.


Pintu rumah Sea diketuk dengan keras.Sea berjalan kearah pintu rumhanya karena sedari tadi, orang yang mengetok pintu itu tidak berhenti. Entah itu siapa, tapi benar-benar membuat Sea risih.Saat Sea membukaka pintu, dengan tidak ada sopan santunya, orang itu main masuk sambil menarik tangan Sea dengan kuat.

"Ngapain lo ciuman sama Kenzie!!"

Sea terdiam. Dari mana Miss Zoya tau? Ya yang datang itu adalah Miss Zoya.

"Lo benar-benar cari perkara Sea. Nggak masalah kalau lo suka sama yang lain, asal jangan sama mereka Sea. Lo mau mereka cari tau identitas lo? Terus nanti kalau mereka udah tau, lo pikir hidup lo bakal aman terntram gitu? Mikir bangsat" Miss Zoya sudah murka. Selama ini Sea tidak pernah melihat Miss Zoya marah, ini pertama kalinya.

"Gue minta maaf"

"Lo!!!!!"

"Gue minta maaf Zoya"

"Lo tau nggak, hidup lo habis ini nggak aman. Dan asal lo tau Rora udah dengar soal ciuman lo" kata Miss Zoya lalu berjalan meninggalkan rumah Sea.

"Gue bakal dikatain jalang lagi ya?" tanya Sea pada dirinya sendiri.

The Lust

Sea memandang dengan malas pagar sekolah yang ada didepan matanya saat ini, Sea sudah menebak hal apa saja yang akan dia alami sebentar karena tindakannya kemarin, memang bukan hanya Sea yang salah tapi pasti semua orang akan tetap berpikir kalau yang salah pasti Sea.

Belum sampai dikelas saja sudah ada beberapa orang yang memandang Sea dengan pandangan yang sulit diartikan, perlu ditau dengan jelas bahwa resiko bersekolah disini yaitu kalau ada gosip maka gosip itu akan cepat tesebar, bahkan bisa dalam hitungan detik saja.

"Lebih baik lo pulang" seseorang menarik tangan Sea dan membawannya ke koridor dibelakang kelas yang sepi.

Sea tau maksud dari orang ini itu baik agar Sea tidak merasakan sakit jika dipermalukan nanti, tapi Sea tau ini sudah resiko dari tindakannya kemarin. Dia harus bertanggung jawab.

"Ini resiko gue Semi" jawaban dari Sea itu membuat Semi bungkam, Semi hanya tidak mau Sea merasa sangat sakit sebentar, karena Semi tau bagaimana jika Rora marah, dan pasti akan ada Mora yang dengan setia mengikuti kemana sahabatnya itu pergi.

"Kali ini aja lo dengerin gue, Kenzie nggak akan bantu lo sebentar, percaya sama gue. Dia nggak akan turun tangan untuk tenangin Rora sebentar". Semi terlihat seperti memohon pada Sea. Baru kali ini Sea merasa ada seseorang yang benar-benar tulus padanya, dari padangan mata semi terlihat sangat tulus.

"Gue tau, tapi ini pilihan gue" Sea kokoh dengan pilihannya meskipun itu beresiko besar, ada sedikit harapan dihati Sea. Harapan kalau nanti Kenzie datang dan nolongin Sea.

Sea berjalan meninggalkan Semi dan tetap masuk kedalam kelas. Dan sekarang Sea menjadi pusat perhatian mereka semua, yang tadinya mereka sibuk jadi tidak sibuk. Mereka menatap Sea dengan berbagai macam pandangan.

Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, sampai pada bunyi bell istirahat berbunyi. Ada beberapa yang memilih untuk menetap dalam kelas, da nada juga memelih untuk kekantin. Sedangkan Sea sendiri memilih untuk meninggalkan kelas dan berjalan kearah toilet wanita.

The Lust

Rora berjalan dengan muka menahan emosi yang sangat terlihat dan Rora sama sekali tidak menyembunyikannya dan tak lupa ada Mora disampingnya, saat kelas Sea masuk Mora tidak masuk dan tidak mengikuti pelajaran pertama itu.

"Mana Sea?" tanya Rora dikelas Sea.

"Tadi keluar kayaknya ke kamar mandi" sahut salah satu siswa yang ada didalam kelas.

Rora berjalan dengan langkah yang tidak santai. Rora masuk dengan terburu-buru kedalam kamar mandi itu, dia melihat Sea baru keluar dari salah satu bilik kamar mandi. Dengan tidak berperasaan Rora menarik rambut Sea dan mendorongnya sampai Sea jatuh terduduk.

"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING SEA?" tanya Rora dengan dada yang kembang kempis sambil menahan emosinya.

Sea tidak menjawab pertanyaan dari Rora dia hanya diam sambil menuduk, ini yang Sea mau tadi bukan? sekarang dia menghadapinya sendiri. Rora yang tidak mendapat jawaban apapun dari Sea membuat emosinya makin naik, Rora kembali menarik rambut Sea bahkan yang kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

"Gue tanya sekali lagi Sea. Apa yang lo lakuin?"

"Lo udah tau jawabannya Rora" jawab dengan nadah lemah

"Lo makin dibiarin makin ngelunjak ya. Perlu gue kasih tau kalau Kenzie itu tungan gue bangsat. Dimana otak lo!! Lo pikir gue nggak sakit hati saat tau Kenzie ciuman dengan lo? Lo pikir nggak gitu. Lo nggak tau diri Sea udah bersyukur gue dengan baik hatinya nggak cabut beasiswa lo sama sekali, tapi lo makin ngelunjak"

"Gue minta maaf Rora" kata maaf dari Sea tidak berpengaruh pada Rora.

"Apa minta maaf? Lo pikirlah anjing lo ciuman sama tunangan orang bangsat. Lo nggak malu apa? Nggak mau dikatain jalang tapi lo sendiri berkelakuan seperti jalang"

Tiba-tiba pintu kamar mandi itu dibuka dengan paksa. Ternyata seseorang itu adalah Kenzie. Sebelum berjalan kearah Rora, Kenzie melihat bagaimana keadaan Sea yang hanya diam dengan posisi terduduk di lantai dan dengan kepala yang menunduk.

Kenzie berjalan kearah Rora dengan tatapan dinginnya, tidak ada guratan emosi di wajah Kenzie hanya muka datar yang ditampilkan Kenzie.

"Stop, lo ribut" kata singkat dari Kenzie membuat kepala Sea perlahan terangkat.

"Stop? Dia ciuman sama kamu terus aku diam aja gitu? Kamu pikir aku nggak sakit hati? Saat tunangan aku sendiri ciuman sama cewe lain" jika dilihat dari raut wajah Rora terlihat jelas jika mata itu sedikit lagi meluncurkan air mata.

"Siapa yang suruh lo baper ke gue? Nggak ada kan? So stop" Satu kalimat singkat dari Kenzie setelah itu dia berjalan kearah Sea dan menggendong Sea bridal style.

"Semua akan baik-baik aja" kalimat penenang yang singkat dari Kenzie pada Sea. 

The Lust

Maaf ya kalau author lama banget nggak Up soalnya ada sesuatu dan lain hal yang bikin author lama Up. Tapi selesai dari masalah yang author hadapi, author akan usahakn untuk Up seperti kemarin-kemarin, seminggu sekali. Kalau lagi bagus Mood author akan Up seminggu dua kali.

Semangat ya buat kalian yang lagu ujian, anak kuliah maupun yang masi SMA semangat ya. Kali ini menguras otak tanpa adanya libur.


"Dunia tidak akan pernah baik-baik saja, kita selalu berharap agar dunia selalu baik-baik saja. Tapi kita lupa berharap pada yang Diatas, Dia yang mengizinkan apakah dunai akan tetap baik-baik saja atau malah sebaliknya. Jadi mari sedikit merubah pandangan kita,mari menggantung harapan agar dunia baik-baik saja pada yang Diatas sisanya biarkan Dia melakukan kehendaknya"


NEXT CAPT

THE LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang