7. Selena

3.3K 414 14
                                    

Wajah Selena memerah.

Bahkan hingga ke kuping wanita itu. Seluruh wajah Selena memerah padam ketika Yasmin selesai menceritakan apa yang perempuan itu lakukan kemarin bersama dengan Ezra.

Selena ingin berteriak dengan kencang, jujur saja, baru kali ini ia merasa menyesal hanya karena membatalkan janjinya, demi menonton konser idolanya ataupun karena dispensasi kemarin.

"Lo sadar kan sekarang lo sedang jadi pembicaraan orang-orang di sekolah, karna Ezra megang tangan lo kemarin,"

Yasmin menangguk lesu "Tapi, enggak gitu Sel-"

"Yasmin! Kok bisa? Lo kenal sama Ezra?" Rengek Selena alisnya mengkerut memelas "kenapa lo gak bilang? Kenapa lo gak telfon gue?"

Dalam hati Yasmin. Sesungguhnya perempuan itu bersyukur temannya berhalangan hadir kemarin. Karena kalau tidak, dapat di pastika Selena akan patah hati, karena mengetahui jika idolanya itu mempunyai sifat yang sangat angkuh.

Habis, hanya karna ia kaya, keluarganya sangat berpengaruh, dan dirinya sangat populer di sekolah. Ia merasa di atas begitu?

Yasmin masih mengingat bagaimana menyebalkannya laki-laki itu meninggalkannya begitu saja, dengan membanting pintu ruang seni begitu kasar, setelah ia bertanya apakah laki-laki itu idiot.

Wajar saja Yasmin bertanya seperti itu. Orang mana yang tidak bingung jika di marahi hanya karena tidak memposting fotonya di sosial media?

Dasar Star Syndrome!

"Engga gitu Sel, kemarin hanya kebetulan,"

"Kebetulan lo bilang?" Tanya Selena kedua alisnya terangkat "Ezra nyamperin lo ke kelas, lo bilang kebetulan?"

Yasmin menghembuskan nafasnya panjang "kan gue udah bilang. Ezra ke sini karena mau nganterin itu," Yasmin menunjuk map biru di atas mejanya "dan lo tau alasan kenapa dia bisa ngasih map itu ke gue,"

"Iya tapi kan-"

"Sel." Yasmin menyelak. Karena perempuan itu tahu, kalau temannya akan mengulang pembicaraan mereka dari awal lagi. Dan merengek-rengek tiada henti. Jika saja ia tidak menegurnya.

Selena kemudian menarik nafasnya cepat "Abis gimana dong? Yang lagi kita bicarain ini Ezra loh Min. Ezra!"

"Lo beneran aja deh Sel, masa iya hanya hal kaya gini di ributin. Lo gak bener-bener suka, kan? Sama dia?" Tanya Yasmin "Maksudnya suka yang suka, jatuh cinta, mau pacaran? Lo gak jatuh cinta kan sama dia?"

"Ya menurut lo?" Jawab Selena yang langsung membuat Yasmin menghela nafasnya lagi

Ini sangat buruk.

"Tapi lo kan gak kenal sama dia," kata Yasmin.

Selena menagmbil ponselnya, lalu menunjukan foto Ezra yang ia jadikan latar belakang ponselnya.

"Tapi dia ganteng kaya gini," rengek Selena kepada Yasmin.

"Tuhan!" Dengus Yasmin sembari memutar bola matanya.

Selena merengek lagi. Ia merasa semua usahanya untuk mengenal Ezra selalu saja gagal. Pernyataan cintanya kepada Ezra saja lagi-lagi tidak di repost oleh pemilik akun @Diarysmagantari. Padahal Yasmin sudah dua kali di repost oleh pemilik akun.

Selena mendesah panjang.

Hanya karena terlalu banyak pesan kepada Ezra yang isinya kurang lebih sama. Pihak akun jadi sedikit lebih selektif. Jadi dengan niat meminimalisir foto sampah di akun IG, Pernyataan Cinta kepada Ezra di anggap tidak terlalu penting.

Habis, kalau di fikir-fikir siapa yang tidak suka dengan Ezra di sekolah ini?

Hampir tidak ada kan. Jadi di rasa-rasa pernyataan cinta kepada Ezra bukan lagi rahasia publik.

***

Setelah beberapa jam Yasmin berusaha menenangkan Selena yang tiada hentinya menyesal setengah mati. Mereka menghabiskan sore hari sepulang sekolahnya dengan mengeksekusi data murid di dalam map yang di berikan Ezra.

Selena menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, setelah ia melihat data yang kemarin di berikan oleh Ezra kepada Yasmin "kalau sebanyak ini kemungkinannya sih susah Min. Lo bayangin aja, satu angkatan ada lebih dari lima puluh orang yang di dalem namanya ada unsur Z,"

Yasmin menghela nafasnya panjang "makanya,"

"Mending, lo ubah caranya nyelidikinnya deh," saran Selena.

"Maksudnya?"

"Ya selama ini kan, kita cuman nebak-nebak. Dan lo udah dapet coklat rutin dua minggu ini kan? Brati siklusnya bakalan sama untuk minggu depan,"

Yasmin menangguk, kemudian Selena kembali berbicara

"Saran gue, mendiangan lo tungguin dari pagi-pagi buta. Hari apa biasanya si penggemar lo ini ngasih coklat?"

"Hari senin atau rabu," jawab Yasmin.

"Nah Senin nanti, lo dateng pagi-pagi buta. Lo liat, siapa kira-kira dari semua orang di sekolah yang udah dateng sepagi itu, apalagi yang jalan di sekitar loker lo, siapapun itu, pasti dia orangnya,"

"Siapapun yang gue liat Sel?"

"Iya siapapun, lo harus curigai siapapun Min, kita gak tau kan, siapapun bisa jadi penggemar lo itu,"

Yasmin menggeleng samar. Kata penggemar yang barusan di lontarkan oleh Selena rasa-rasanya seperti tidak tepat. Maksudnya, Yasmin? Punya penggemar?

Serena menunjuk Yasmin dengan telunjuknya yang kukunya berwarna merah muda "Inget ya, pokonya besok, siapapun yang lo liat, liat baik-baik nama di seragamnya, dan dia kelas berapa,"

"Kalo ternyata orang-orang udah pada dateng?"

Selena menggeleng "Gak mungkin ada orang sepagi itu Min,"

Yasmin menangguk lagi. Benar, Pagi-pagi buta di sekolah, tidak mungkin ada orang. Apalagi jaman sekarang, orang-orang cenderung berlomba-lomba untuk datang terlambat.

"Kalau ternyata ada dua atau lebih orang gimana?"

Selena mendekatkan wajahnya ke arah Yasmin "Ya brati lo harus curigain Semuanya,"

"Semuanya?"

"Semuanya!"

***

Kemarin gempa berasa banget gak?🤪

Di rumahku ngeri banget loh, kolam ikanku airnya gerak2 kaya mendidih serem banget!!!😝

Pembacaku ada yang tinggal di daerah sana gak?

Kita doain sama-sama yuk, untuk korban gempa kemarin. Aku aja yang jauh dari banten ngerasa serem banget, apa lagi mereka. Pasti trauma banget.
.
.
.

Jangan lupa di vote sama komen yaaa!!! 👇👇

Diary SMA GantariWhere stories live. Discover now