43. Gelisah.

2.1K 312 53
                                    

Ezra memejamkan matanya.

Ia mengetuk-ngetuk ponselnya pada keningnya dengan pelan kala ia terduduk di sofa rumahnya yang berada di Singapura.

"Gelisah amat," kata Mallory Widjaya. Adik beda lima menitnya Ezra dengan nada sedikit mengejek.

Ezra yang sedang merasa gelisah, karena Yasmin yang notabennya baru genap satu hari menyandang status sebagai kekasihnya itu tidak bisa di hubungi, menghembuskan nafasnya panjang.

Yasmin mengacuhkan dirinya? Atas alasan apa? Apa kemarin pagi Ezra melakukan suatu hal yang salah?

"Mal, please, i'm not in the mood," kata Ezra menyuruh adiknya untuk membiarkannya sendiri, sembari masih memejamkan kedua matanya.

Sejak jam berapa kemarin Yasmin tidak bisa di hubungi? Jam empat sore. Dan hingga hari ini, perempuan itu sama sekali tidak menjawab, ataupun mencoba menghubungi Ezra yang sudah menelponnya belasan kali.

Sebenarnya apa yang sedang perempuan itu lakukan? Apa dia tidak sadar, kalau aksinya ini dapat membuat seseorang, tidak dapat tidur dengan tenang?

Dan kenapa pula, Ezra harus segelisah ini?

Sialan!

"Panik ya, Yasmin gak bisa di hubungi?" Kata Mallory, masih dengan nada mengejek yang begitu kentara.

Perempuan itu, mengambil satu butir kue coklat kering, dari dalam toples di atas meja ruang tamunya. Lalu mengunyahnya dengan sangat berisik.

Ezra mendengus kencang lalu membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Ia melirik Mallory, yang masih mengunyah kue di dalam mulutnya, dan sudah beriat untuk memaki adiknya itu. Tetapi kemudian, tiba-tiba saja ia tersadar dengan apa yang barusan adiknya itu katakan.

"Lo bilang apa?" Tanya Ezra, takut-takut telinganya salah dengar.

Mallory, memiringkan sedikit kepalanya, perempuan tujuh belas tahun itu tersenyum jahil kala kembarannya itu membelalakan matanya terkejut.

"Apa?" Tanya Mallory, pura-pura tidak mengerti.

"Barusan lo bilang apa!" Desak Ezra.

Mallory mengedikan bahunya "Gue bilang Yasmin." Kata Mallory "Masih kurang jelas? Yasmin pacar lo, yang lo sembunyiin itu, belum bisa di hubungi, kan?" lanjut Mallory dengan menekan kata terakhirnya.

Ezra membulatkan matanya besar-besar.  Laki-laki itu merasa sangat terkejut karena adiknya itu menyebut nama Yasmin dengan sangat lugas,

"Mal, tidak lucu sama sekali," Kata Ezra, sembari laki-laki itu berdiri dari sofa, dan menatap adiknya itu dengan sedikit ketar-ketir.

"Mama telfon kalau lo bertanya-tanya, dan dia menceritakan semuanya!" Mallory mengambil kue coklat dari dalam toples lagi "In fact, walaupun lo mencoba untuk menyebunyikannya, foto lo sudah beredar di mana-mana. You know, i have a lot of friends, dan lo cukup terkenal di sini,"

"Fuck!" Maki Ezra, lantas berdecak kencang.

Padahal kemarin ia sudah mewanti-wanti Andre agar kedua orang tuanya jangan sampai tahu menahu mengenai hal ini.

Tapi kenapa Mama bisa sampai tahu?

Mallory tertawa kencang "Kenapa? Lo masih gelisah Yasmin gak bisa di hubungi? Kenapa gak lo tanya Mama saja?"

Ezra menatap adik perempuan satu-satunya itu dengan mendelik "Mama? Kenapa dengan Mama-" Ezra melebarkan kedua matanya lagi "oh, Shit! Apa yang mama lakukan, Mal?"

Mallory menggelengkan kepalanya jenaka, seraya mengedikan kedua bahunya acuh tak acuh. Sementara Ezra mendengus tidak senang dengan jawaban adik kembarnya itu.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang