VI. Mengobati Cinta

119 27 1
                                    



Asa terbangun dari tidurnya yang nyaman. Matanya menelusuri kamar dan berhenti pada wajah ken. Matanya dimanjakan dengan pemandangan indah di depannya, ken begitu sempurna dimata asa.

Senyum tipis asa perlihatkan di wajahnya, asa tersenyum melihat wajah ken yang sedang tertidur, tenang sekali rupanya.

Karena gemas, asa mencubit hidung ken pelan nan lembut, takut ken nya kebangun.

Bagaimana cara mendeskripsikan ketampanan seorang Ken Xavier?

Asa terkekeh sendiri karena jarinya menyentuh bulu mata ken. Lentik, terlihat sangat cantik, sesuai untuk ken.

Bibir asa kembali menyentuh kulit wajah ken, asa mencium pipi ken lama.

Demi Tuhan, asa ingin menjaga ken, ingin menjaga si kecil ken. Ahaha, entahlah, ken terlihat seperti anak kecil jika sedang tertidur. Asa gemas sendiri dibuatnya.

Tunggu, asa merasa ada yang aneh. Asa menempelkan  punggung tangannya di kening ken.

"Panas"

Ken demam.
Asa tampak panik, segera ia mengambil baskom berisi air hangat dan kain untuk mengompres kening ken.

Ketika mengambil kain, asa merasa pusing. Mungkin karena kepalanya terkena hujan tadi, pikirnya.

Asa cuek lalu kembali ke kamar dan mulai mengompres ken.

Ken merasa ada sesuatu yang menempel di dahinya pun terbangun.

"Sa?"

"Kok bangun, bobo lagi aja, ken demam".

Ken menggeleng, menahan tangan asa yang hendak kembali mengompresnya.

" Kenapa ken?"

"Gapapa, lanjutin aja" Ken menatap asa sebentar, lalu melepaskan tangan asa membiarkan asa melakukannya.

Ken suka ketika asa perhatian padanya. Sentuhan tangan asa membuat hatinya bergetar tak karuan, ken merasa asa telah menguasainya.

"Ken minum obat ya"

"Gak ah"

"Harus minum, biar sembuh ya..... " Asa batuk-batuk setelah berucap.

"Sa? Lo juga sakit... " Ken merasa khawatir, badannya yang tadinya terlentang kini terduduk sembari tangannya mengusap punggung asa.

Wajar saja keduanya kini sakit, tadi saja mereka sama-sama kehujanan. Badan mereka butuh banyak istirahat, terlalu berat rasanya untuk melakukan aktivitas.

"Batuk aja kok" Sanggah asa.

Padahal asa masih merasa pusing.

"Tetep aja, minum obat batuk gih"

"Ken juga minum paracetamol ya"

"Iya, saa"

Kaki asa membawanya ke tempat ia menyimpan obat. Asa membawa sekotak isi obat-obatan kepada ken.

"Ken, asa punya nya yang sirup, hehe..." Asa menggaruk tengkuknya merasa tak enak pada ken.

"Gapapa sa, gemes banget masih minum obat sirup. Kayak anak kecil tau ga?" Tangan kekar ken bergerak mengusap kepala asa dengan gemasnya.

Tak melakukan apa-apa, asa hanya terdiam menurut dengan perlakuan lembut ken padanya.

"Hiish, rambut asa jadi berantakan" Asa cemberut membuat ken semakin ingin melahap wajah asa yang kecil.

"Biarin, emang gitu kok dari tadi, cuman tambah berantakan aja sih"

"Nah itu, tambah berantakan gara-gara kamu" Asa menyatukan alisnya karena merasa sedikit kesal dengan ken.

Bulan Dan GemintangWhere stories live. Discover now