VII. Penguasa Malam

129 23 4
                                    


Hari demi hari berlalu terasa cepat sekali, asa kini sudah berganti baju latihannya. Hari ini adalah hari pertama ia menjadi cacapas, atau calon-calon paskibra.

Asa tuh kagum saat promosi ekstrakurikuler dan melihat banyak sekali usaha yang dilakukan seniornya.

"Pokoknya asa mau jadi senior, asa ingin pakai pdh saat upacara, pasti asa keren" Asa berbicara dengan dirinya sendiri.

"Eh lo.. Cepetan ya, senior udah marah marah tuh" Ujar seorang anak lelaki di samping asa. Pakaiannya mirip dengan yang asa pakai, karena mereka satu ekskul dan kini keduanya, asa dan anak itu terburu-buru ke barisan setelah menyimpan pakaian di tas masing-masing.

"LAMA BANGET SIH?!" teriak seorang senior.

"maaf,kak" ucap cacapas serempak

"oke gapapa, ini pertama kalinya kan. jadi kita perkenalan dulu ya"

semua senior mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing sesuai dengan ciri khas diri mereka.

"kalian pada pake nametag kan? gaperlu kenalan lah ya" ucap senior perempuan yang terlihat sangat judes.

Setelah lama para senior berdiskusi, akhirnya mereka memberi materi lalu mulai berlatih materi dasar.

Sementara itu, ken latihan basket. begitu juga dengan malvin, malvin sudah cukup jago basket karena ia mengikuti basket sejak smp. mungkin mereka sudah siap untuk mengikuti turnamen. Malvin merasa sedikit kagum dengan keahlian ken. Tak heran mengapa ken dipilih menjadi seorang kapten.

Asa pulang lebih awal karena hari pertama. Asa menunggu kakaknya untuk menjemputnya di gerbang sekolah. Asa tak sendiri, anak yang tadi ia temui di toilet, duduk disampingnya.

"nama lo asaka?" tanya anak itu sembari tersenyum.

Asa mengangguk pelan, "iyaa kamu..vandra?" pandangan asa turun pada nametag di dada vandra.

"iye, temenan gas ga sih?"

"ahaha ayo"

"hahah... lo lucu ya. kek anak polos yang jadi bahan bully gitu"

"dih, jangan sampe dha...amit-amit"

"haha iya jangan sampai, kalo iya tenang aja, ada gue yang siap jagain lo"

"asiiik dijagain cogan, ahaha" canda asa tak lepas dari tawa teduhnya.

"salting nih gue, bisa ae lo"

"ahaha, cie salting."

"dih...eh gue duluan ya"

"iya, makasih ya van..hati-hati"

"gaperlu makasih juga kali"

"iyaa"

"mau gue anterin?" tawar vandra

Asa menggeleng, "gapapa van, asa di jemput mas kok"

vandra memasang wajah tengil, "oohh udah punya seme nih yeee"

"dih? engga, maksudnya mas asa, abang gitu"

"ahh kirain,biasanya kan gitu"

"iyaaa vandra"

"ahaha yaudah deh,bye cantik!"

Asa terkekeh geli karena vandra,

"dadah" asa melambaikan tangannya, ia melihat vandra melaju dengan motornya hingga lenyap di belokan.

"dek?sendiri aja..."

Asa sedikit kaget ketika ada suara tepat di telinganya, ia menoleh dengan cepat, "eh?...iya kak.."

Bulan Dan GemintangDonde viven las historias. Descúbrelo ahora