"Namanya adalah kuncinya. Lo bebas nyebut nama dia asal bukan ditujukan ke dia" Jelas Silvi pada Nara
"Maksud lo nama dia itu kayak mantra?" Tanya Nara memastikan
"Ya lebih tepatnya seperti itu"
DEG...
DEG...
DEG...'Energinya semakin mendekat'_Silvi
"Nara pegangan yang erat"
"Hah? Kenap-!!!"
Nara terkejut saat Silvi tiba tiba menggendongnya dan berlari dengan kecepatan yang di luar akal sehatNara memeluk leher Silvi dengan erat agar tidak terjatuh sambil terus melihat kebelakang untuk berjaga jaga jika Gaga datang
"Silvi"
"Ada apa?"
"Nafas... Nafas gue sesak"
Nara tidak tau kenapa tapi semakin jauh dia pergi nafas terasa semakin sesak"Apa? Kita gak bisa berhenti disini" Silvi semakin khawatir saat Nara mulai mencengkram kerah bajunya dengan kuat bahkan sangat kuat
"Tolong tahan sebentar lagi kita harus nyari tempat yang aman dulu." Silvi meningkatkan kecepatannya sembari mencari tempat yang aman itu Nara
"G-g-gue g-gak ku...at" Ucap Nara dengan susah payah sebelum kesadaran nya menghilang
"Nara"
"Nara!"
"Bagaimana ini?!!" Silvi merasa takut dan khawatir sebab dia mulai merasakan energi dari tubuh Gaga semakin mendekat dan Nara yang tidak sadarkan diri di pelukannya
"Nara..."
"Nara sayang ayo bangun kamu gak mau telat ke sekolah kan."
Nara perlahan membuka matanya. Dia melihat seorang wanita paruh baya yang cantik nan anggun sedang duduk disampingnya
"Ayo bangun sayang kamu harus sekolah. Ini hari pertama kamu sekolah loh" Ucap wanita itu dengan lembut
"Iya ma" Ucap seorang anak kecil yang ternyata sedang berbaring di samping Nara
"Hah? Ini gue dimana lagi?" Tanya Nara pada dirinya sendiri
"Udah. Sekarang kamu siap siap papa sama kakak kamu udah nunggu tuh di bawah" Ucap wanita paruh baya itu lagi sambil mengecup lembut anaknya tapi entah kenapa kecupan itu juga terasa di dahi Nara
"Mereka gak bisa liat gue?" Tanya Nara lagi lagi pada dirinya sendiri
Tiba tiba Nara sudah berada di ruangan lain mungkin lebih tepatnya ruang makan
Nara dapat melihat wanita paruh baya tadi sedang memasak dengan seorang pria paruh baya yang sedang menunggu di meja makan
"Ya ampun anak papa sini duduk samping papa" Ucap pria paruh baya itu sembari menggendong dan mendudukkan anak kecil itu di samping nya
"Nara kamu udah bisa tulis nama kan?" Tanya pria itu lembut
"Gue... I-itu.. Itu gue" Nara menutup mulutnya tidak percaya saat menyadari bahwa anak kecil itu adalah dirinya tapi siapa ke dua lansia ini? Apakah mereka orang tua Nara?
Jujur Nara tidak mengingat apapun tentang orang tuanya atau bahkan keluarganya yang lain
"Bisa dong. Sebentar" Ucap Nara kecil dengan bangga kemudian berlari seperti sedang mencari sesuatu
"Pagi pa, ma"
Tiba tiba ada seorang anak laki laki yang berjalan melewatinya
Ya tubuh Nara di tembus oleh anak itu
"Pagi sayang" Kompak ke dua orang tuanya
Tak lama kemudian anak itu datang dengan sebuah pensil dan kertas ditangannya
"Liat ni pa" Nara kecil dengan antusias menunjukkan tulisannya kepada pria paruh baya itu
Betapa terkejutnya Nara melihat nama nama yang tertulis di kertas itu
KINARA SARI (Nara)
SILVI ANDREAN (Kak Silvi)
HANI PUSPITA (Mama)
ANTONI (Papa)Itu lah yang di tulis oleh Nara kecil
"S-Silvi... K-kenapa.. Kenapa nama Silvi ada disitu?" Tanpa sadar air matanya keluar
Air semakin menjadi jadi saat menyadari anak laki laki yang menembusnya tadi anak itu adalah Silvi benar benar Silvi
Nara terus menangis sembari melihat keluarga bahagia itu makan bersama, di hiasi dengan canda tawa mereka di meja makan
Sementara itu Silvi dan Gaga...
"Kau tidak akan bisa bertahan lama" Gaga meremehkan Silvi
Melihat kondisi Silvi sekarang sulit baginya untuk bertahan lebih lama lagi
Dengan banyak luka di sekujur tubuhnya dan kekuatannya yang sudah melemah
Jika bukan karena ingin melindungi Nara dari monster ini dia tidak akan bertahan hingga sekarang
"Cih, Arga Arga ku akui kau cukup hebat, kau bahkan mampu mengambil alih tubuh mereka semua sekarang bahkan termasuk tubuh Gaga sendiri"
Ya monster ini telah mengumpul kan dan mengambil alih seluruh tubuh Arga dalam waktu yang samaEntah bagaimana caranya monster ini bisa menyatukan seluruh tubuh Arga
'Nara aku mohon.. Segera lah bangun. Hanya kau yang bisa menenangkan monster ini'_Silvi
Silvi mengulur waktu sebanyak yang ia bisa hingga Nara bangun dan melawan monster ini
Walau tubuh Gaga sedang di kuasai tapi masih bisa mengontrol monster ini agar tidak menyakiti NaraSilvi menyadari nya setelah melihat gerakan monster ini yang tertahan dan dia juga menyadari satu hal lain yaitu dia melindungi Nara bukan karena takut dengan kemarahan Gaga tapi..
'Aku tidak tau ini perasaan apa tapi sepertinya aku menyayangi Nara'_Silvi
Ini bukan lah rasa suka ataupun cinta tapi sayang seperti seorang kakak pada adiknya seperti itu lah yang di rasakan oleh Silvi sekarang
"Satu hal yang perlu kau tau aku memang tidak bisa mengalahkan mu tapi wanita ini bisa" Ucap Silvi sembari menunjuk Nara yang tengah terbaring lemah di belakangnya
"Huh? Lelucon mu tidak lucu" Ucap Arga dan langsung menyerang Silvi lagi
"Seorang wanita bernama KINARA SARI, wanita yang bisa meredam kemarahan Seorang ARGA" Lanjut Silvi lagi, Arga terdiam mendengar perkataan Silvi
Kepala Arga terasa berputar, kepalanya diserang berbagai ingatan yang terasa asing tapi juga terasa familiar?
"seorang wanita yang bisa membuat seorang monster seperti Arga tersenyum, bahkan tertawa bahagia"
"DIAAM" Teriak Arga kesal, kepalanya terasa sangat sakit sekarang hingga ia tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri, tubuhnya langsung terasa lemah
Melihat reaksi Arga Silvi merasa rencananya berhasil dan melanjutkan ucapannya
"Seorang wanita yang mampu membuat seorang Arga jatuh cinta, bahkan hingga menangis" Lanjut Silvi lagi
"DIAAM DIAAM" Arga terus berteriak menyuruh Silvi untuk diam bahkan sekarang dia tengah berusaha bangkit dan langsung mencekik Silvi dengan sekuat tenaganya
------------------------
Aku cuma penasaran aja sih tapi disini ada yang cowok gak?
Kalo ada komen dong
ESTÁS LEYENDO
My 5 Novel
FantasíaCerita pertama aku jadi harap maklum kalo ceritanya ngawur (^_^♪) Gue masuk kedalam 5 novel sekaligus novel yang bahkan belum pernah gue baca Tapi anehnya di semua novel itu gue selalu ketemu sama 1 orangnya sama dengan sifat yang sama "Heh kenapa...