BAB 9

440 44 0
                                    

Merasa kesal karena Babygirl nya tidak mau menatapnya Arga berdecak kesal.

"Ck! apa aku segitu menjijikannya hingga kau tidak mau menatapku?!"Arga kesal
Dia tidak suka melihat Babygirl nya menatap hal lain selain dirinya

Nara langsung terbelalak dan langsung menoleh ke arah Arga

"Tidak!!! Tentu saja tidak! Kau tidak menjijikan!! Kau itu sempurna dengan semua yang kau miliki!!" Kata Nara serius dan tanpa sadar

Sementara itu Arga tersentak mendengar apa yang dikatakan Nara, tidak ada orang yang pernah berkata begitu padanya, hanya Nara satu² nya orang yang bilang begitu padanya dan Nara lah satu² nya orang yang bertanya padanya apakah dia baik² saja bahkan setelah melihat dirinya membunuh orang

'Njir ni orang kenapa diem aja? Gue gak salah ngomong kan?! Iya kan?!'_ Nara

"Emmm.. Y-y-yang mulia... Sa- hmp?!!" Mata Nara terbelalak saat Arga tiba² menciumnya

'Anj**g ni orang nyium gue lagi?!! Anj**g emang, anj**g lo!!'_ Nara

Mencoba memberontak tapi tidak berhasil karena kekuatan Arga jauh lebih besar darinya dan juga tangan besar itu melingkar sempurna di pinggangnya

Akhirnya pasrah Nara membiarkan Arga mencium dan melumat bibirnya

Selang beberapa menit, saat Nara sudah kehabisan napas Arga melepaskan ciumannya

"Haaah, haaah, haaah" Suara napas ke duanya

'Njir kuat juga gue tahan napas selama ber menit²! Bisa mecahin rekor dunia ini mah!'_ Nara

Kemudian Nara sadar seharusnya dia tidak memikirkan itu Nara menggelengkan kepalanya dan menatap Arga

Nara baru sadar kalau Arga memiliki mata dan rambut yang hitam legam, persis seperti Gaga

Sadar dari lamunannya Nara mencoba melepaskan tangan Arga dari pinggangnya, tapi lagi² hasilnya sia²

Merasa kesal akhirnya Nara berbicara

"Yang mulia, bisakah anda melepaskan saya? Saya harus pergi- Ah!!" Nara lagi² terkejut saat Arga tiba² menariknya

"Siapa bilang kau bisa pergi? Sudah ku katakan kau milikku!! Sekali menjadi milikku akan tetap menjadi milikku!!" Kesal Arga tak terbantahkan

'Wah wah ni orang ngajak gelud ternyata. Ayok lah gue ladenin!'_ Nara

"Sejak kapan saya menjadi milik anda? Kita bahkan baru bertemu sekali dan saya sudah menjadi milik anda? Atas dasar apa?" Sinis Nara sambil melipatkan tangan di dada

'Mati kata kan lo! Huh! Nara kok di lawan!'_ Nara

Merasa bangga sang lawan sudah tak lagi bicara Nara berniat untuk berbicara lagi tapi belum sempat dia membuka mulut Arga sudah berbicara

" Sejak semalam dan atas dasar aku menginginkan mu" Kata Arga santai

Nara menjatuhkan rahangnya mendengar apa yang di katakan Arga

'Wah ni cowok kayaknya udah gila deh. Disini ada RSJ gak? Gue butuh RSJ sekarang!'_ Nara

" Itu alasan yang tidak masuk akal" Kata Nara membantah

"Kenapa?" Tanya Arga sambil memiringkan kepalanya

'Ni orang mau jadi sok polos atau gimana sih?!'_ Nara

"Begini, dengan anda menginginkan seseorang bukan berarti dia menjadi milik anda" Kata Nara

'Wah bisa bijak juga gue ternyata'_ Nara

Nara kagum pada dirinya sendiri karena bisa berkata bijak

"Kalau begitu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Arga serius

"Emm... Itu tergantung siapa orang yang anda inginkan karena setiap orang itu berbeda-beda" Kata Nara mengatakan apa yang ada di pikirannya

"Baiklah. Tapi bagaimana jika orang yang aku inginkan terlalu polos dan tidak mengerti apapun?" Tanya Arga sambil tersenyum

'Perasaan gue gak enak nih'_ Nara

Nara merasa seperti ada yang salah dengan senyuman Arga

"Kalau begitu... Ya... Hmmm.... Lakukan saja dengan cara anda sendiri" Kata Nara setelah berpikir panjang

Senyum Arga semakin lebar setelah mendengar apa yang dikatakan Nara

'Ni orang keliatan bahagia banget?'_ Nara

"Kalau begitu aku akan melakukan apa yang kau katakan" Putus Arga sambil menggendong Nara ala koala

"Loh?! Heh! Yang mulia kenapa anda menggendong saya?! Turunkan saya!!" Nara terus memberontak di gendongan Arga tapi hal itu tidak berguna karena Arga bahkan tidak goyang sedikitpun

"Panggil aku Daddy maka aku akan menurunkanmu" Kata Arga sambil menyeringai

"Tidak! Lepaskan aku!!!" Nara menolak dengan tegas lalu kembali memberontak

"Baiklah. Maka aku tidak akan menurunkan mu" Kata Arga sambil berjalan ke arah kasur king size nya

"Haaah baiklah Daddy tolong lepaskan aku" Putus Nara akhirnya mengalah

Arga tersenyum puas begitu mendengar Nara memanggilnya dengan sebutan Daddy lalu menurunkan Nara di atas kasur dengan dia diatasnya

"Hey! anda bilang akan melepaskan saya jika saya menuruti anda!"

"Aku tidak pernah bilang begitu. Aku hanya bilang aku akan menurunkan mu" Koreksi Arga

Merasa tertipu, itulah yang dirasakan Nara

Berpikir keras untuk melarikan diri Nara akhirnya menemukan sebuah ide, ya... Meskipun dia tidak tau akan berhasil atau tidak tapi dia akan mencobanya

"Benarkah? Kalau begitu yang mulia...." Nara berbicara dengan manja dan mengalungkan tangannya di leher Arga sambil perlahan mendekat setelah cukup dekat Nara membalikkan badan Arga dan merubah posisinya menjadi di atas Arga

Cukup terkejut dengan hal yang di lakukan Nara, Arga terdiam sebentar lalu menyeringai

"Kau licik juga ternyata Babygirl " Kata Arga sambil ingin memeluk pinggang Nara tapi sebelum itu Nara sudah berguling kesamping hingga terjatuh

"Hehe kali ini anda kalah cepat dari saya, kalau begitu saya pergi dulu" Nara berlari ke pintu

Melihat Nara berlari ke pintu Arga tersenyum karena pintunya sudah ia kunci dan tak lama kemudian senyumnya luntur dan matanya terbelalak terkejut melihat Nara dengan kuatnya mendobrak pintu besar itu

"B-bagai... Bagaimana bisa?!!" Arga bahkan sampai tercengang karena pintu itu sudah dia beri sihir pengunci tapi bagaimana bisa Nara yang tubuhnya kecil itu sanggup mendobraknya?

'Aku sangat yakin jika aku sudah menaruh sihir pengunci tapi bagaimana bisa dia mendobraknya? Apakah kekuatanku melemah?'_Arga

Sementara itu Nara di luar sedang berusaha mencari pintu keluar

"Njir kagak ketemu juga pintunya! Ini istana apa labirin sih?!" Nara terus saja mencari dan tetap saja hasilnya sia² hingga akhirnya dia melihat jendela yang langsung mengarah keluar dan tanpa berpikir panjang Nara langsung melompat dan mendarat dengan sempurna
Karena sewaktu di dunianya dulu Nara pernah belajar parkur dan Nara menyukainya

"Ada untungnya juga gue belajar parkur"

My 5 NovelWhere stories live. Discover now