Part 20🌹

71.7K 7.3K 235
                                    

Have a nice day✨

Wanita cantik itu merenggut kesal melihat kiss Mark di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik itu merenggut kesal melihat kiss Mark di lehernya. Terlalu jelas dan mencolok. Tatapan tajam dilayangkannya pada Isaac yang pura-pura sibuk.

"Bagaimana aku bisa keluar jika tandanya sebanyak ini? Bukankah sudah kubilang padamu untuk berhati-hati dan tidak meninggalkan jejak sedikit pun?" Omelnya.

Isaac menatap Nara polos. "Kapan kau mengatakan itu padaku, amour? Bukankah tadi kau hanya mendesah saat menerima tanda dariku?" Tanyanya tanpa dosa.

Bantal sofa melayang ke arah Isaac tapi pria itu menangkapnya dengan sigap.

"Dasar suami menyebalkan!"

Umpatan itu membuat Isaac terkikik geli.

Melihat reaksi menggemaskan Nara, ia menjadi tertarik untuk mengerjai istrinya itu.

"Bagaimana kalau kita praktekkan lagi hal tadi, amour?"

Nara mendelik sebal.

"Bermain di kantor sangat menyenangkan sekaligus menegangkan daripada bermain di rumah. Benar 'kan, amour?"

Nara melotot kesal. "Jangan bahas itu lagi!"

Isaac terbahak. "Kau malu membahasnya, amour?"

Nara tertawa sarkas. "Malu? Tentu saja malu. Aku berbeda darimu yang tidak tahu malu."

Begitu menusuk namun Isaac tak tersinggung karena pada nyatanya ia memang tak tahu malu. Melakukan apapun untuk menahan perempuan yang dia cintai agar tetap berada disisinya.

"Aish, sudahlah. Aku lapar sekarang. Pesankan aku makanan."

"Kau mau makan apa, amour?"

"Apa saja."

"Oke."

"Kalau begitu aku tidur dulu. Jangan bangunkan aku sebelum makanannya datang." Titah Nara tak bisa diganggu gugat.

Isaac mengangguk patuh. Memesankan makanan untuk Nara. Membiarkan istrinya tidur dengan tenang karena tahu Nara sangat kelelahan setelah aktivitas mereka tadi.

Tatapannya terus tertuju ke arah sofa. Dimana Nara tertidur dengan tenang seperti putri tidur yang menunggu pangeran datang untuk menciumnya.

Bibirnya menyunggingkan senyuman manis. Tatapannya sangat lembut dan hangat. Dapat menggetarkan hati siapapun yang melihatnya.

"Semua terasa seperti mimpi, amour. Mimpi indah yang tak ingin ku akhiri sampai kapan pun."

Bertopang dagu seraya menatap Nara semakin intens. "Sebelumnya aku hanya bisa bermimpi mendapatkan hatimu. Membuatmu mencintaiku dan tak bisa jauh dariku. Tapi sekarang, mimpiku menjadi kenyataan. Akan tetapi, kau terasa seperti ilusi. Bisa hilang dalam sekejap mata saat aku tersadar sepenuhnya."

Isaac mendekati Nara. Berlutut di sisi gadis itu dan memeluknya lembut.

"Jangan pernah meninggalkanku lagi. Apapun yang terjadi tetap lah di sisiku karena aku tak bisa kehilanganmu untuk kedua kalinya."

Mencium punggung tangan Nara penuh perasaan dan memejamkan matanya. Meresapi kehangatan dari tangan istrinya. Tanpa sadar, ia pun tertidur dalam posisi seperti itu.

****

"Ughh. Kenapa dia tidur seperti ini? Apakah tubuhnya tidak sakit?" Gumam Nara heran.

Gadis cantik itu mengusap kepala Isaac lembut.

"Kalau sedang tidur seperti ini, wajahnya terlihat sangat polos seperti anak kecil." Kikiknya.

Kening Isaac mengerut. Menandakan pria itu mulai terbangun. Nara buru-buru menarik tangannya dan menutup matanya.

"Ah, ternyata aku tertidur." Suara sexy Isaac terdengar.

Nara masih pura-pura tidur. Wanita cantik itu menahan senyum setelah merasakan kecupan di keningnya.

"Makanannya sudah sampai ternyata."

Nara masih setia mendengarkan setiap gumaman yang keluar dari mulut suaminya.

"Aku bangunkan dia atau jangan ya? Tapi, dia kelihatan sangat kelelahan. Apa aku terlalu berlebihan padanya?"

Nara menyahut di dalam hati, 'ya, kau sangat berlebihan. Untung saja aku sangat mencintaimu sehingga tidak akan mempermasalahkannya.'

"Sudahlah. Aku tunggu saja dia bangun dengan sendirinya."

Isaac bangkit. Hendak kembali ke kursi kebesarannya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Namun, Nara menahan tangan Isaac sehingga membuat Isaac terkejut, kehilangan keseimbangan, dan menimpa tubuh Nara.

"Oh my! Tulangku terasa patah." Jerit Nara kesakitan.

Isaac buru-buru bangkit dari atas tubuh Nara. "Astaga, amour. Makanya jangan sembarangan menarikku."

Nara mengerucutkan bibir kesal.

Niat hati ingin berakhir romantis seperti di dalam novel-novel, dia malah menderita patah tulang.

Nara tertampar realita!

Bersambung...

firza532

22/12/21

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang