Part 38 • Aneh

73 15 1
                                    

"Aku sudah mengecek beberapa data perjalanan darat sampai udara namun tidak ada nama si pemilik mansion itu di sana." Setelah sarapan dan kembali ke kamar, Jeff dan Ica mendapat laporan informasi dari Ed. Keduanya duduk bersama di atas tempat tidur melakukan panggilan video dengan Ed.

"Kok bisa?" Ica merasa heran, "Apa dia pakai nama lain? Kok malah jadi aneh gini sih?"

"Kemungkinannya, dia pergi secara rahasia atau dia tidak pergi sama sekali."

Ica menatap Jeff, "Jadi bisa saja dia masih ada di mansion ini?"

Jeff mengangguk sekilas, "Bisa jadi."

"Tapi tujuannya apa? Bekerja sama dengan pelaku? Atau memang dia pelakunya selama ini?!"

"Apapun itu, kalian harus waspada, mendengar dari cerita kalian, pelakunya cukup cerdik sampai keberadaannya tidak mudah diketahui. Bisa saja ada diantara para tamu atau pegawai mansion itu."

"Aku juga berpikir demikian Ed," Ucap Ica, "Ada beberapa yang aku curigai namun belum dapat buktinya."

"Tetap hati-hati agent, aku akan hubungi kalian jika ada info terbaru. Kalian juga terus kabari aku."

"Oke Ed." Jawab Ica dan Jeff bersamaan sebelum panggilan ditutup.

"Jadi siapa saja yang masuk daftar orang yang kakak curigai?"

"Sekarang bertambah satu, Sadewa Bagastara atau Pak Dewa si pemilik mansion ini. Dengan orang menganggapnya pergi dari sini tentunya tidak ada yang curiga kan? Apalagi dia hapal seluk beluk mansion jadi bisa bebas beraksi bahkan membuat bukti hilang, rekaman CCTV misalnya."

"Tapi dia atau siapapun pelakunya, tidak tertangkap CCTV kita sama sekali."

"Mungkin saja dia tahu Jeff, dia tahu kalau ada kamera tersembunyi terpasang di sini, bisa jadi dia melihat kita saat sedang memasangnya."

"Maksud kakak selama ini kita sudah diketahui? Tapi kenapa--"

"Dia ngga menyerang kita?"

"Ya..."

"Mungkin kita akan jadi korban terakhir di sini."

Keduanya terdiam.

"Hahh..." Ica mengusap wajahnya, "Rumit, kita harus tahu dulu cara dia menculik korbannya. Tidak mungkin memakai magic, pastinya ada cara yang lebih masuk akal!"

"Itu artinya kita harus memeriksa lagi kamar korban?"

Ica mengangguk, "Mungkin kita harus coba ke kamar korban selanjutnya mumpung penghuninya sudah tidak ada."

"Kapan mau masuk ke sana?"

"Nanti malam, tapi hanya kita berdua, jangan ada orang lain termasuk Wina."

"Oke. Tapi bagaimana kalau kita bertemu lagi dengannya seperti sebelumnya saat mau masuk ke kamar korban?"

"Kita batalkan niat untuk masuk."

"Kakak yakin? Kenapa?"

Ica menarik nafas sejenak lalu kembali menghembuskannya, "Dia juga salah satu yang aku curigai Jeff selain suaminya."

Jeff menahan sejenak pertanyaannya yang akan keluar sambil menatap Ica, barulah kembali bicara, "Alasannya?"

"Belum ada alasan, baru sebatas perasaan. Aku harap salah, dia kelihatannya baik tapi entah kenapa perasaanku sedikit kurang tenang kalau ingat Wina."

"Jadi sampai saat ini yang kakak curigai ada Sadewa, Wina dan suaminya?"

"Gue juga curiga dengan suami korban sih, siapapun itu... Akhhhh!" Ica merasa pusing sendiri lalu menjatuhkan diri ke kasur dengan posisi menyamping, "Ngga ada yang bisa gue percaya di sini Jeff kecuali lo." Nada suara Ica terdengar frustasi.

Delta TeamWhere stories live. Discover now