Ica terbangun cukup pagi, tubuhnya masih belum terlalu sehat namun setidaknya sudah lebih baik dari kemarin.
Semalam Ken menghubungi Windy agar tahu bahwa Ica meminta dirinya menjadi alasan semalam tidak pulang ke rumah dan tentunya Windy setuju demi master kesayangannya.
Setelah menghubungi Windy, Ken menghubungi Ico, menceritakan semuanya dan meminta Ico agar mengatakan pada orang tuanya bahwa Ica menginap di rumah Windy sesuai permintaan Ica, mau tidak mau Ico menyetujuinya karena Ico juga percaya pada Ken.
Ica mendudukan dirinya, menatap sekitar dan mendapati Ken masih terlelap di sofa kamarnya.
Perlahan Ica turun dari tempat tidur Ken, tenggorokannya terasa kering, salah satu alasan mengapa dirinya terbangun lebih pagi meski masih kurang sehat.
Masih dalam tahap mengumpulkan nyawa, Ica berjalan sedikit sempoyongan ke arah pintu kamar, baru beberapa langkah, Ica berhenti sejenak. Melihat Ken masih nyenyak meski samar karena lampu kamar yang dimatikan, membuat Ica enggan membangunkan. Ia tidak tega. Akhirnya Ica memilih tetap lanjut berjalan menuju pintu.
Karena masih dalam keadaan kurang fokus, saat membuka pintu, Ica lupa bergeser sehingga keningnya sedikit terantuk pintu.
"Aw!"
Pintu kamar kembali tertutup, Ica mengusap keningnya yang sedikit sakit.
"Ca?"
Tanpa sadar, suara Ica barusan justru membangunkan Ken.
Terlihat Ken langsung duduk di sofa, menyesuaikan pandangannya ke arah Ica berdiri lalu melihat jam di ponselnya.
"Lo mau ke mana? Ini kan masih subuh?"
"Gue haus Ken," Jawab Ica sambil memegang keningnya.
"Itu kenapa? Kening lo?"
"Dicium pintu," Gumam Ica namun masih terdengar oleh Ken.
Ken berdiri dari sofa, menurunkan tangan Ica yang langsung diganti dengan tangannya, Ken mengusap pelan kening Ica.
"Badan lo masih hangat, kenapa ngga bangunin gue aja buat ambilin minum?"
"Tidur lo nyenyak gitu, gue ngga tega."
"Gapapa lho Ca, ini masih mending kena pintu dikit, kalau lo jatoh tadi gimana?"
Ica menangkap ada rasa cemas dalam ucapan Ken barusan, membuatnya tersenyum kecil, "Maaf ya."
"Ya udah, lo balik ke kasur aja, biar gue ambilin minum lo."
"Gue temenin."
"Ngga papa, lo tunggu aja ya di tempat tidur." Ken membantu Ica kembali ke tempat tidur lalu beranjak sejenak ke dapur mengambil segelas minuman.
"Gimana perasaan lo? Udah enakan?" Tanya Ken setelah Ica meneguk sedikit minumannya.
"Belum sehat tapi udah lebih baikkan kok dari semalam."
"Ya udah lo tidur lagi aja, gue juga mau balik tidur lagi ini."
Ica mengangguk lalu menggenggam salah satu tangan Ken, "makasih ya udah mau ambilin minuman padahal masih ngantuk."
Ken tersenyum, mengusap lembut puncak kepala Ica, "iya, tidur lagi ya."
"Iya." Ica kembali berbaring dan memejamkan matanya. Ken pun demikian, kembali ke sofa untuk melanjutkan istirahatnya.
👊🏻👊🏻👊🏻
Saat hari mulai terang, gantian Ken yang bangun lebih dulu. Ica masih tertidur nyenyak, Ken menatap sebentar Ica lalu menyentuh sejenak kening Ica, "syukurlah udah mendingan demamnya."

YOU ARE READING
Delta Team
ActionSeason 3 My Dearest Enemy [Action • Romance] Kisah baru Tim Delta diantara kehidupan pribadi dan pekerjaan mereka sebagai agen rahasia.