3. Kejujuran yang menyakitkan

236 44 3
                                    

Sekali lagi malam yang di selimuti kecanggungan masih menjadi alasan kamar Baji dan Chifuyu sunyi, keduanya tidak ada yang berani bicara. Sejujurnya Baji tidak menyukai ini, sikap aneh Chifuyu membuatnya sedikit kesal. Padahal hari ini dia keluar seharian tanpa pamit bersama Kazutora, biasanya Chifuyu akan marah jika dia pergi tanpa memberi kabar. Tapi kali ini Chifuyu tidak bertanya apapun, hal itu membuatnya kesal. Apa dia tidak mengakui Baji lagi sebagai suaminya?

Pria kecil itu tengah berada di kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Baji duduk di kasur membelakangi kamar mandi. Ia masih berpikir keras, siapa wanita tua yang tadi Gin sebutkan. Apa yang sebenarnya dia inginkan dari Chifuyu, kalau tidak salah Chifuyu sebelumnya juga menyebutkan wanita tua di hari dia pingsan.

Suara pintu kamar mandi terbuka, menampilkan seseorang yang mengenakan bathrobe putih. Chifuyu tau saat ini Baji marah padanya, perasaan bersalah semakin menghantui jika ia memilih untuk terus diam. Chifuyu terpaksa memberanikan dirinya untuk berbicara pada Baji, kakinya melangkah perlahan dan kemudian berdiri tepat di depan pria bersurai panjang itu.

"Berusaha menggodaku?" lirikan mata tajam Baji sangat tak bersahabat, belum pernah sekalipun sang suami menatapnya begitu.

"Kei, maafkan aku" Chifuyu menunduk, kata yang telah ia persiapkan di kepalanya seketika buyar karena tatapan sinis Baji.

"Chifuyu, sudah berapa kali kau terus mengatakan maaf padaku. Aku tidak menginginkan itu, aku hanya ingin kau jujur"

Lagi-lagi Chifuyu tidak menjawab, bibirnya ia gigit kuat, tubuhnya gemetar. Dirinya jadi enggan untuk membuka mulut melihat reaksi dari Baji, Chifuyu takut.

Sadar akan sikapnya yang sedikit berlebihan, Baji mengusap wajahnya kasar. Mungkin dia sudah kelewatan, bukannya bisa menjawab, Chifuyu malah takut padanya.

"Aku mau menenangkan diri dulu" saat ingin beranjak pergi, Chifuyu langsung menarik ujung baju sang dominan.

"Jangan pergi" ujarnya pelan.

Baji menarik napas dalam dan membuangnya kasar, jika di hadapkan Chifuyu yang seperti ini mana tega dirinya.

"Aku akan jujur"

Si iris kuning berbalik, ia menunggu jawaban dari Chifuyu. Sebenarnya Baji sudah gemas ingin memeluk pria kecilnya, tapi dia harus tetap pada pendirian, tidak boleh kalah dengan sikap Chifuyu yang membuatnya lemah.

"Sebenarnya..." tangan Chifuyu membuka tali bathrobenya, dengan susah payah Baji menelan ludah. Tunggu dulu, apa Chifuyu benar-benar ingin menggodanya?

"Tunggu-"

Ucapannya terhenti ketika melihat tubuh Chifuyu yang penuh luka, napas Baji tercekat, matanya melebar tak percaya. Bahkan di bawah celana pendek Chifuyu, Baji masih bisa melihat banyak luka di sana.

"Apa yang terjadi?" Chifuyu meringis saat Baji menyentuhnya, seketika sang dominan menarik kembali tangannya dari tubuh Chifuyu.

"Tidak mungkin"

Baji menatap horor tangannya sendiri, ia sadar baru saja menyakiti Chifuyu dengan energi negatifnya. Luka-luka di tubuh Chifuyu juga mengeluarkan aura hitam yang harusnya tidak pernah ada pada Chifuyu. Karena sebelumnya kesal, Baji juga sempat tidak sengaja mengutuk Chifuyu dalam hatinya, seharusnya itu sama sekali tidak berpengaruh pada Chifuyu. Tapi tidak kali ini, setiap luka lebam dan gores membuatnya merasa menyesal.

"Bagaimana bisa, sejak kapan?"

"Bukannya selama ini kau tidak pernah terpengaruh padaku?" Baji jadi panik, apa selama ini selalu menyakiti Chifuyu? Pertanyaan itu terus terputar di kepalanya.

Arcane 2 : INEFFABLE [Bajifuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang