Epilog

206 32 2
                                    

Musim semi sebentar lagi berakhir, cuaca yang cukup panas memaksa orang-orang untuk berbelanja kebutuhan musim panas. Begitu juga dengan Chifuyu dan Baji, mereka saat ini sedang berbelanja untuk kebutuhan liburan  besok.

"Kei" panggil Chifuyu.

"Ya?" Baji sama sekali tidak memperhatikan pria di sampingnya, dirinya terlalu sibuk mencari nama-nama barang yang tertera pada kertas daftar belanjaan.

"Tidakkah ini berlebihan?"

"Berlebihan apanya?" merasa seseorang di sampingnya tidak nyaman, Baji menatap Chifuyu. Wajahnya sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

"Kau terlalu banyak membeli garam" keranjang belanjaan mereka sudah penuh terisi begitu banyak garam dengan berbeda merk.

"Jaga-jaga" balasnya singkat.

Alasan Baji membeli begitu banyak garam adalah untuk menetralkan aura negatif. Biasanya Baji menggunakan salah satu bahan dapur itu untuk menetralkan hal mistis di manapun dan kapanpun. Katanya barang sederhana yang cukup murah dan efektif.

"Aku akan mengembalikan garam-garam ini ke tempatnya" tanpa izin dari sang pemilik, Chifuyu mendorong troli belanjaannya ke rak yang berisikan garam.

"Jangan" tangan Baji menahan salah satu sisi troli mereka. Dia tidak membiarkan Chifuyu mengembalikan garam-garam itu ke asalnya.

"Kau berlebihan sayang"

"Ini untuk pergi liburan nanti, penting"

"Kita hanya liburan sebentar, tidak perlu sebanyak ini. Cukup satu saja"

"Tapi ini untuk jaga-jaga"

Pertengkaran kecil terjadi di sana, beberapa orang memperhatikan Baji dan Chifuyu yang saling beradu argumen. Dari keduanya tidak ada yang berniat mengalah, mereka tetap mempermasalahkan garam tersebut.

Sesampainya di apartemen, Chifuyu bersandar di sofa. Kepalanya begitu pusing memikirkan sikap Baji yang semakin aneh belakangan. Semenjak kejadian itu, Baji jadi lebih waspada dan sensitif tentang dunia mistis. Padahal kejadian itu sudah terjadi beberapa bulan lalu, mungkin kejadian tersebut masih menyisakan trauma untuk Baji.

"Papa sudah pulang, kenapa cepat sekali?" Yusuke yang baru keluar dari kamar menghampiri sang papa, tampaknya pria itu terlihat lelah.

"Paman Kazu meminta bantuannya saat kami sedang berbelanja"

"Jadi ayah bersama paman Kazu?" pertanyaan Yusuke di balas dengan anggukan malas.

"Apa ayah berulah lagi?" melihat ekspresi Chifuyu yang tidak bersemangat, Yusuke mungkin paham apa yang sedang terjadi dengannya.

"Dia membeli banyak garam, karena itu kami sedikit bertengkar di supermarket" iris birunya berputar malas.

"Sampai kapan dia akan terus menghawatirkanku"

Chifuyu mengerti Baji sangat menyayanginya, tapi belakangan ini sikap perhatian Baji Benar-benar menganggu. Dia jadi tidak bisa keluar rumah dengan bebas dan selalu merasa di mata-matai oleh sang suami.

"Urusan ayah biar aku yang tangani, papa istirahat saja" Yusuke mengerti belakangan ini sang papa tidak bisa bergerak bebas karena terus di awasi.

"Aku serahkan padamu" bibir itu tersenyum tipis, tangannya mengusap surai gelap Yusuke sebagai penyemangat.

Tak lama setelah Chifuyu masuk ke kamar, Baji akhirnya pulang. Di tangannya beberapa bingkisan. Sebelumnya Chifuyu marah dan meninggalkannya begitu saja, ia jadi merasa bersalah karena sudah keras kepala dan menunda kegiatan belanja mereka. Itu sebabnya ada banyak bingkisan di tangan Baji, dia berbelanja sendirian sebagai permintaan maaf.

Arcane 2 : INEFFABLE [Bajifuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang