Chapter 1

294 159 194
                                    

Hai, for your information ini cerita pertama gue. Sorry jika ada nama yang sekiranya sana dengan cerita lain. Cerita ini murni dari pemikiran saya.

*
*
*
*
*

"Follow sebelum membaca"

*
*
*
*
*

Selamat membaca

Gadis yang dengan piyama berwarna hitam dengan berbandana senada sedang membaca wattpad kesukaanya di ruang keluarga.

Rambutnya masih acak-acakan karena iya belum mandi, matanya pun masih sayu karena baru bangun tidur.

"Mama udah berangkat kerja, Mora?" tanya Cakra kepada anak gadisnya. Gadis yang tak lain adalah putrinya

Mora menatap wajah papahnya sejenak "Mama ambil rapotnya, Mora" jawab Mora

Cakra menepuk dahinya ia benar-benar sangat lupa jika putrinya sudah menjalani masa enam bulan sebagai murid putih abu-abu

"Astaga!sorry, Mora papah benar-benar lupa" lirik Cakra yang sangat-sangat merasa bersalah.

Mora yang udah sangat kesal dan memilih hanya diam saja. Kapan kedua orang tua gue tidak melupakan putri mereka?

"Bukan lupa lagi, tapi udah jadi kebiasaan. Papah selalu sibuk dengan dunia sendiri begitu juga mama selalu sibuk dengan dunia kalian masing-masing. Mora selalu sendiri, ga ada yang mau nemanin, pah" ucap Mora yang sejak tadi berdiam, akhirnya mengeluarkan unek-unek yang sudah lama dia pendam.

Cakra hanya mendengarkan emosi putrinya "Menjadi hukum itu ga semuda itu Mora, kita punya tanggung jawab dalam peker...." ucap papah Cakra

"Tapi papah gak akan mengerti sama anak papah sendiri. Putri papah yang sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian kedua orang tuanya, pah" potong Mora

Cakra mengambil tas kantornya, ia tersenyum singkat yang mendengar semua amarah putrinya "Papah tau Mora marah. Papah tau Mora juga kecewa, tapi papah sangat yakin Mora bisa jalanin ini semua. Mora kuat bisa bertahan sejauh ini. Nanti malam papah belikan Mora boneka. Papah percaya kalau Mora bisa menjadi lebih baik."

"Mora ga butuh penjelasan itu, pah. Bahkan Mora ga bisa yakin kalau Mora bisa bertahan sejauh mungkin"

Cakra berdiri di depan putrinya dan merapikan pakaiannya. "Papah pergi dulu, kamu jangan lupa minum obat. Jangan lupa makan dan istirahat! Kalau baca wattpad jangan lama kasian mata kamu dan kalau mau keluar jangan lupa telfon atau kirim pesan" ucapan pesan papah Cakra

Mora diam ia ingin sekali protes dan ia ingin semuanya tahu hidup tanpa kasih sayang itu sangat berat dan sakit. Orang tuanya S.H. Daisy Samantha Grace and S.H. Cakra Darius Raymond terlalu mengutamakan pekerjaan. Empat belas tahun ia hidup dengan bibi Ani.

"Nak Mora makan dulu yah, makanan sudah saya siapkan di meja" ucap bibi Ani

Seketika muka Mora ditekuk sedemikian rupa, senyum yang tadi ceria sekarang berubah murung. "mora gak niat makan bibi"

Bibi hanya diam mendengarkan anak majikannya ini, ia sangat tau bahwa gadis berusia empat belas tahun sedang ke sepian dan sdeang memikirkan hidupnya.

𝑨𝑴𝑶𝑹𝑨 𝑨𝑵𝑫 𝑹𝑨𝒀𝑵𝑨𝑳𝑫 (𝑂𝑛 𝐺𝑜𝑖𝑛𝑔) Where stories live. Discover now