Chapter 2

197 139 211
                                    

Hai, for your information ini cerita pertama gue. Sorry jika ada nama yang sekiranya sana dengan cerita lain. Cerita ini murni dari pemikiran saya.

*
*
*
*
*

"Follow sebelum membaca"

*
*
*
*
*

Selamat membaca

Setumpuk buku berisi ribuan organ berada tepat di depan mata sosok pria tampan yang sedang memahami letak dan fungsi organ. Lembar demi lembar berhasil ia cermati dengan waktu yang cukup lama. Tegukan demi tegukan air putih sudah ia minum dengan gusar karena terlalu frustrasi dengan gambar tersebut.

"Raynald makan dulu, nak!" teriak Merry dari ruang makan.

"Abraham Raynald Caesar" sosok pria tampan dan baik yang dari tadi sangat fokus terhadap dunianya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abraham Raynald Caesar" sosok pria tampan dan baik yang dari tadi sangat fokus terhadap dunianya sendiri. Pria tersebut biasa di panggil "Ray"

Ray menjatuhkan pulpennya. Buka yang dari tadi terbuka sekarang tertutup dan tumpuk dengan rapi. "Iya, Bun"

Ray keluar dari kamarnya, menuju meja makan. Rumah yang sangat sederhana tak pernah lepas dari pikirannya. Ia harus sukses, ia harus memberikan rumah yang jauh lebih pantas dari pada yang ini.

"Bun, gimana nilai rapot Ray" tanya Ray yang begitu sopan

Merry tidak sengaja menjatuhkan sendok milikinya yang membuat dentingan antara sendok dan piring terjadi. "Masih sama seperti biasa. Nilai Sejarah sm Pkn mu jauh lebih tinggi dari pada nilai Biologi, Fisika dan Kimia lainnya" jawab Merry kecewa

"Kamu harus sangat fokus, Ray! kamu harus menjadi Dokter. Setelah lulus SMA kamu harus daftar STAN supaya kamu dapat kuliah tanpa megeluarkan biaya sama sekali. Kamu harus sukses Ray. Kamu harus berhasil. Buat keluargamu bangga. Kamu masih punya mimpi jadi Hukum? Kamu mau kuliah di luar negeri? Keluarga mu gak punya uang, nak. Kubur mimpimu sejauh mungkin. Bangkit dan bermimpi seadanya" ucap Merry membuat Ray hanya diam dan meggerutu dalam hati. Apa salahnya kita bermimpi?

"Iya" jawab Ray pasrah, padahal iya ingin menentang ucapan bundanya

Terlahir sebagai anak dari keluarga yang sangat sederhana memang cukup menyulitkan. Kisah Ray ini bukan seperti kisah orang kaya yang sama di setiap cerita wattpad. Bukan juga sinetron atau film yang ditambilkan di televisi. Cerita ini seakan hidup nyata. Abraham Raynald Caesar dengan kehidupan yang di perkira tanpa pilihan.

Tak ada kata memilih dalam hal apa pun dalam kamus hidup milik Ray. Keputusan orang tuanya adalah keputusan yang udah final dalam setiap langkah kehidupannya. Mimpinya yang harus terpendam karena masalah biaya.

𝑨𝑴𝑶𝑹𝑨 𝑨𝑵𝑫 𝑹𝑨𝒀𝑵𝑨𝑳𝑫 (𝑂𝑛 𝐺𝑜𝑖𝑛𝑔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang