41. Kembali Dingin

1K 146 36
                                    

JenSoo

Happy Reading All........

_________________________________

J menatap perut Jisoo yang membesar. Ia menghela nafas, lantas kemudian mengerucutkan bibirnya. Setelahnya, ia berbaring di pangkuan Jisoo sambil mengelus perut sang Bunda dengan lembut. 

Matanya melebar, saat merasakan pergerakan sang adik. Ia berdecak kagum, Ji yang melihat perut Jisoo sedikit bergerak juga ikut terkejut. Kagum dengan pergerakan adiknya yang tumbuh di dalam perut Ibunya. Tak sadar saja mulutnya sedikit terbuka, karena mengagumi pergerakan adiknya yang tina-tiba itu. 

"Bunda, dia bergerak!" Celetuk J.
"Dia memang suka bergerak, sayang." Kata Jisoo.
"J ingin melihatnya, Bunda. Ingin bermain dengan dia." Katanya lagi.
"Nanti, ya? Sekitar dua bulan lagi." Balas Jisoo sambil mengelus kepala putrinya itu.

J mengerucutkan bibirnya, kemudian memilih beranjak dan duduk di samping Jisoo. Kedua tangannya ia lipat di depan dada.

"Itu lama sekali, Bunda! Kenapa tidak di suruh keluar saja sekarang?" Kembarannya terkejut mendengarnya.
"Heh…. Kau kira adik bayi apaan… Yang ada jika dia keluar sekarang, mati dia." Ji menegurnya, atau mungkin lebih tepatnya dia kesal.
"Bisa gitu?" Tanyanya dengan wajah bingungnya.
"J, makanya belajar di internet! Adik bayi itu butuh 9 bulan tumbuh di perut Bunda, jika dia keluar sebelum waktunya, dia akan dalam bahaya. Kau kira dia bayi ajaib apa, bisa keluar sekarang terus besoknya kau bisa mengajaknya bermain." Ketus Ji.

Jisoo terkekeh mendengar Omelan Ji pada J, wajah kesal milik Ji dan juga wajah bingung milik J terlihat sangat menggemaskan. 

"J, yang di katakan kakakmu itu benar. Adik bayi tak bisa keluar sekarang, masih ada sekitar 2 bulan lagi untuknya tumbuh di sini." Kata Jisoo sambil mengelus perutnya.
"J kan tidak tahu."
"Makanya BE-LA-JAR!" Kata Ji sambil mengeja kata belajar dan menekannya, membuat si adik mendengus karena kesal.
"Sudah, sayang." Tegur Jisoo pada Ji.
"Salah sendiri tidak mengerti! Mana dia juga malas untuk belajar lagi, main game saja yang dia tahu." Ia mengomel lagi.

Jisoo menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ji, sementara si adik lantas beranjak dari duduknya. Dengan raut kesal, ia mulai melangkah menghampiri Ayahnya yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ayah!!!" Ia merengek pada Ayahnya, yang langsung di sambut dengan wajah bingung dari Jennie.
"Kamu kenapa, J?" Tanya Jennie.
"Ji… Ayah, Ji sangat menyebalkan!" Adunya.
"Ada apa, Ji?" Jennie beralih pada Ji.
"Dia sendiri yang salah, Ayah! Adik bayi masih 7 bulan di perut Bunda, malah di suruh keluar. Bagaimana aku tidak kesal."
"Huh?"

Jennie menatap J yang sekarang malah menunduk, namun ia mengeratkan tangannya di pinggang Jennie. Wajahnya begitu sendu, setelah Ji mengomelinya. J kan tidak tahu, harusnya bisa di maklumi, kan?

Jennie beralih pada Jisoo, yang hanya tersenyum simpul saat melihat wajah bingungnya.

"J, adik bayi belum bisa keluar sekarang. Dia tidak bisa di paksa keluar. Kau bisa sabar menunggunya, bukan?" J mengangguk dengan ibu jari yang ia gigit.
"Tapi J boleh bertanya."
"Tanya apa?" 

Jennie menuntunnya untuk duduk, Jennie di samping Jisoo dengan tangannya yang membelai perut istrinya sambil mendengarkan pertanyaan dari J, yang ternyata berhasil mengejutkan dirinya. Bahkan bukan hanya dia, namun Jisoo dan Ji juga ikut terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut J.

"ASI Bunda sudah keluar?" Sungguh, Jennie hampir saja tersedak dengan ludahnya sendiri. 

Kenapa bertanya seperti itu?

(J)ennie | Baby Cat ↔Blackpink feat Ella Gross✅Where stories live. Discover now