26

2.6K 519 43
                                    

Double gak? Double lah, masa enggak.

...

"Tolong cepat tanda tangan surat cerainya ya, aku capek." Ujar Achana yang kini menatap Jaehyun dengan tatapan memohon.

"Gak Achana. Saya gak mau cerai." Seru Jaehyun.

"Tapi aku mau!" Achana mengelakkan tangannya menahan amarah yang semakin memuncak.

"Saya bilang, saya gak mau cerai." Ucap Jaehyun tegas membuat Achana terdiam beberapa saat.

"Oke, aku yang urus!" Seru Achana pada akhirnya.

Jaehyun merenung beberapa saat memikirkan perkataan yang akan ia lontarkan. Ia tak boleh teledor lagi.

"Oke, kalau kamu mau gitu. Tapi ingat chan, saya bisa buat hak asuh Jefian, Sungchan, dan Alana jatuh ke tangan saya." Dan benar saja, Achana terduduk lemas dan menatap Jaehyun tak percaya.

Benar, hak asuh anaknya akan jatuh ke tangan Jaehyun. Achana begitu gegabah hingga tak menyadari bahwa nanti kasusnya malah akan menjadi boomerang untuknya.

1. Finansial Jaehyun jauh lebih baik daripada Achana.
2. Achana kabur dan Jaehyun mencarinya sehingga tak lepas tanggung jawab.
3. Hakim akan mengira ini adalah keegoisan Achana karena Achana yang tak mau berbicara secara damai terlebih dahulu.

Jahat.

Ya itulah hukum, mereka hanya akan mempercayai orang yang mempunyai bukti kuat. Apalagi, Jaehyun memiliki rekaman suara dan juga rekaman cctv bahwa Jaehyun dan Tia itu hanya sekedar berkunjung.

Bahkan video dikamar hotel saja hanya memperlihatkan Jaehyun dan Tia yang saling mengobrol dan tidur di sisi yang saling berjauhan dengan guling di tengahnya. Berpelukan? Itu karena mereka sudah terlelap, anggap saja tidak sengaja.

Oh astaga, Achana mau menangis saja rasanya.

"Jangan.. Jangan ambil anak Achan..." Suara Achana yang gemetar itu terdengar dan langsung diikuti dengan suara tangisan.

Jaehyun yang sadar bahwa Achana masih trauma karena kehilangan anak perempuan pertamanya segera berjongkok dan memeluk Achana erat. Mengucapkan kata maaf berkali-kali dan juga mengucapkan kata-kata penenang untuk istrinya itu.

Jaehyun Rahandika, kamu melakukan kesalahan lagi.

.
.
.

"Udah Nana bilang, Nana gapapa di madu, Achan nya gak mau." Gerutu Nana yang sedang mengintip perkelahian Jaehyun dan Achana.

"Ngawur lo melati! Bisa-bisanya lo rela di madu." Seru Rena kesal.

"Ya habis Nana sayang sih sama Achan." Ujar Nana yang kini meregangkan badannya setelah dirasa cukup dengan acara mengintip yang ia lakukan.

"Ya gak gitu juga dong Na!! Makanya kalo lagi pembagian ke goblokan jangan ngantri berulang-ulang dong ah!" Rena menggeplak kepala Nana lalu berjalan ke arah Mark yang kini sedang bermain dengan Alana.

"Kak Mark!" Seru Jefian sambil berlari kearah Mark dan duduk di pangkuan sang kakak

"Kenapa je?" Tanya Mark yang membiarkan Jefian duduk di pangkuannya.

"Jefian buat ini!!" Jefian memberikan gambaran khas anak-anak, dimana semua keluarga lengkap.

Tentu saja tanpa Joan dan Raka, kan Jefian baru tau mereka sekarang.

"Woah! Bagus!" Seru Rena, ada gambarnya dan Nana yang tengah hamil.

Ingatan Jefian cukup tajam ya ternyata.

"Jeje gambar itu di sekolah! Tapi Jeje diejek sama temen." Ujar Jefian agak murung.

"Loh? Jeje di ejek kenapa?" Tanya Rena

Mark berusaha berpositif thinking, mungkin Jefian bantet makanya di ejek, atau mungkin karena Jefian selalu memakai bedak seperti mochi. Ya, belepotan.

"Jeje diejek karena katanya Ayahnya kerja terus gak pulang-pulang. Padahal kan Papa kerja supaya Jeje bisa beli banyak mainan." Ucapan Jefian membuat Mark dan Rena seketika terdiam.

Achana masih berbaik hati untuk membuat anaknya tidak benci ke Jaehyun. Oh astaga, jika nanti sang papa sudah selesai berbicara dengan Achana, Mark mau bersujud di depan Achana dan mengucapkan maaf juga terimakasih sebanyak-banyaknya.

"Nah, sekarang papa udah pulang. Nanti Jeje dibeliin banyak mainan ya.. Sama dibeliin banyak makanan juga. Terus jalan-jalan sama Raka, sama kak Mark, sama kak Rena juga." Ujar Mark yang kini mengelus lembut kepala Jefian.

"Janji???" Jefian mengangkat jari kelingking nya.

"Janji!" Seru Mark mengaitkan kelingkingnya ke kelingking milik Jefian.

"Jangan pergi lama-lama lagi ya kak Mark, kasian Mama nangis terus tiap malam."

.tbc.

sekian terimakasih.

Mama Achan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang