KEENAN

16 3 2
                                    

Happy Reading....




"Segelas bir ternyata bisa melupakan sejenak soal sedih." -Luna

Satu persatu barang dimasukkan dalam koper besar. Luna memasukkan segalanya bahkan sampai beberapa makanan ringan yang dia beli tadi setelah pulang jalan-jalan bersama pacarnya, Keenan.

“Dimakan Lun!” Yoshi meletakkan teh herbal dan buah nanas yang sudah dikupas kulitnya.

Luna tersenyum dan tidak lupa berterima kasih kepada mama Keenan sebelum pergi. Namun wajahnya berubah masam menatap nanar buah nanas dan teh herbal di depannya karena dia tidak menyukai keduanya tapi mama dari Keenan selalu menyuguhinya kedua hidangan tersebut.

“Kenapa Lun?” tanya Keenan setelah menyadari perubahan wajah sang kekasih.

“Gapapa kok, ayo lanjut mengemas lagi.” Jawab Luna. Luna bangkit dari duduk dan kembali melipat baju.

“Aku tanya kenapa.” Ucap Keenan.
Dia memegang tangan Luna untuk menghentikannya melipat baju.

“Aku gak suka sama buah nanas dan teh herbal. Sorry Keenan karena aku tidak bisa menghargai mamamu.” Luna menudukkan pandangan takut menyinggung perasaan Keenan.

“Kenapa gak bilang?” Keenan meminum teh herbal yang sempat dibuat mamanya dan pergi membawa nampan tadi meninggalkan buah nanas di nakas.

Beberapa saat terdiam menunggu Keenan, dia datang membawa risoles dan es sirup kesukaannya. Meletakkan di depan Luna dan menyuruh makan.

“Makasi.” Luna tersenyum dan memakan apa yang telah pacarnya bawa.

“Sudah siap. Aku mau ganti baju dulu nanti langsung berangkat ya.” Sembari menunggu Keenan ganti baju dia mengetikkan sesuatu  diponselnya dengan membuat postingan yang memotret sebuah koper didepannya dan menuliskan captions “kalau sudah terbang jangan lupa mendarat ya.”
Luna tersenyum sendiri sambil membaca komen dari pengikutnya di instagram.

“Ayok berangkat!” Luna memasukkan hpnya kembali dan membantu Keenan membawa tas yang lebih kecil.

Tidak seperti jalanan kota Jakarta yang akan selalu ramai sedangkan di dalam mobil hanya ada sunyi yang dipecahkan oleh suara musik kesukaan Keenan.

Akhirnya sampai di tujuan, mereka memasuki bandara dan Luna hanya bisa mengantar sampai depan saja.

“Aku masuk ya Lun.” Pamit Keenan dan dia hanya mengangguk.

Menatap punggung lebar pria di depannya yang semakin menjauh dan dia ikut membalikkan badan akan pulang ke apartmen.

Tapi sebuah dekapan hangat dari punggung membuat Luna menghentikan langkahnya.

“Kamu lupa.” Ucap Keenan singkat namun masih mendekapnya. Bagi Luna itu hal sederhana tapi bikin seneng.

Luna tidak bisa memendam senyumnya lalu membalikkan badan dan membalas pelukan tunangannya.

“Mana mungkin aku lupa, kamunya yang kecepetan pergi. Aku bakal rindu.” Jawab Luna dan merapalkan ucapan terima kasih kepada Tuhan karena perlahan Keenan mulai memerhatikannya.

“Tunggu aku pulang ya Lun. Jangan pernah buka peluang untuk orang lain buat dekati kamu terutama Vano.” Pesan Keenan panjang dan Luna mengangguk menurut seperti anak kecil.

“Jaga hati cuma buat aku Keenan. Sebulan lagi aku akan jemput kamu di tempat ini ya.” Keenan mengangguk bahkan dia langsung mencium dahi Luna lama.

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang