Kamu Kemana(?)

17 4 3
                                    

Happy Reading



Keenan menyelingkap selimut yang menutupi badannya. Masih dalam keadaan setengah sadar dia menuju ke kamar mandi dan akan bersiap ke apartmen Luna pagi ini sekalian mengajaknya sarapan bubur ayam di dekat kompleks rumah Sekar.

Yoshi menatap anaknya yang sangat bersemangat mengira akan menemui Olivia, “ciee semangat banget ketemu Olivia.” Keenan tidak memperdulikan mamanya yang mengira akan bertemu mantan pacar hanya sibuk membenarkan jam tangan yang agak kencang karena baru beli.

“Udah ya ma, Keenan mau ketemu Luna.” Keenan mencium pipi Yoshi dan membisiki sesuatu ditelinga mamanya. “Mau kasih surprise ke calon mantu mama.”

Keenan berangkat menuju apartmen bersama bunga yang baru dibelinya di toko bunga pagi ini juga parfum kesukaannya.

“Menurut lo dia bakal suka gak Kar?” disetiap perjalanan menuju pintu nomer 475 dia menanyai Sekar soal Luna.

Setelah terakhir bertemu dengan Luna sebulan lalu dan mencoba untuk memeluknya terlebih dahulu bahkan pertama kalinya dia mencium kening Luna, ada rasa yang membuncah dalam dirinya ingin segera bertemu dan memeluknya kembali.

Aroma tubuhnya seakan menjadi candu untuk Keenan bahkan pelukan itu masih dia rasakan. Memikirkan itu dia sampai tidak fokus untuk menyetir.

Sekar menatap Keenan yang tersenyum sendirian seperti kurang waras, “baru kali ini gue lihat Keenan Barry bahagia ketemu sama tunangan.” Sindirnya dengan merangkul pundak sahabatnya itu.

Andai saja Tuhan, biarkan selalu seperti ini saja karena Luna pantas mendapat imbalan untuk kesabarannya menunggu sahabat hamba ini, batin Sekar.

Tok tok

Beberapa kali pintu diketuk oleh Keenan namun tidak ada tanda keberadaan orang didalam apartmen.

“Permisi, mbaknya yang ada di apartmen ini sudah 2 hari tidak berada disini mas.” Seorang perempuan paruh baya yang merupakan tetangga apartmen Luna keluar dan mungkin merasa kebisingan dengan tingkah Keenan mengetuk pintu.

“Kemana dia pergi bu?” tanya Sekar dan hanya di jawab melalui gidikan lalu menghilang dari balik pintu.

“Ye, dasar emak-emak.” Sekar menggerutu disamping Keenan dan hendak ingin mengajak gelud tapi ditahan oleh Keenan.

Mereka berencana akan menuju ke rumah mama Luna yang kemungkinan emang tunangan dari Keenan sedang pulang ke rumah orang tuanya.

*****

Keenan mengamati dari dalam mobil dan Nampak rumah tersebut sepi bisa jadi pemiliknya sedang pergi. Ada rasa kecewa yang disembunyikannya tidak bertemu dengan Luna. Kemana kamu Luna? Ucap Keenan dalam hati.

“Kosong kayaknya. Coba deh telpon orangnya langsung atau nggak telpon Jayhan.” Saran Sekar. Keenan mendial nomer dan langsung diangkat oleh seseorang diseberang sana.

“Keenan, ada apa?” Dia mengernyitkan dahi, terdengar suara namun bukan Luna dan dia mengamati nama yang tertera dilayar. Keenan merutuki dirinya bahkan sampai memukul dahinya sendiri membuat Sekar bingung.

Melalui tatapan mata Sekar bertanya namun Keenan malah menjawab telpon, “ah maaf Olive, aku salah pencet. Aku matiin ya,” Sekar memutar bola matanya, masih tidak mengerti bagaimana bisa Keenan salah memencet kontak tunangannya.

“Udah?” tanya Sekar hendak mengintrogasi Keenan.

Sekar membenarkan duduk menghadap Keenan dan memandangi pria didepannya, “Nan, sekarang coba deh tanya lagi sama diri lo bahkan hati lo atau sekalian otak yang selalu mendahulukan logika itu. Bener gak sih lo serius sama Luna?”

Landing in My Heart! Where stories live. Discover now