XXVI. Individual Mission

1.8K 377 28
                                    

Mohon maaf karena satu dan lain hal aku gak bisa update hari Minggu kemarin 😞🙏🏻  Minggu yang hectic buat selesein kerjaan sebelum libur tahun baru :"

Happy reading and enjoy, readers♥️

Happy reading and enjoy, readers♥️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya berbekal sebuah tas ransel kulit serta setelan pakaian yang melekat di tubuh mereka, Noah Xavier dan Jemian Adams berjalan mendekati perisai pelindung di malam yang gelap gulita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya berbekal sebuah tas ransel kulit serta setelan pakaian yang melekat di tubuh mereka, Noah Xavier dan Jemian Adams berjalan mendekati perisai pelindung di malam yang gelap gulita. Jam telah menunjukkan pukul tiga pagi, sebagian besar penduduk desa telah menghentikan aktivitas mereka untuk beristirahat.

Dua orang Divergent penjaga perisai pelindung bagian barat pun menyambut kedatangan anggota Core tersebut. Sebelum itu, mereka telah mengantongi izin dari Godfather dan Johnny Steele untuk membuka perisai.

"Cepatlah kembali Xavier, Adams. Kami mungkin tidak akan bisa terus berbohong jika anggota Core lainnya menanyakan keberadaan kalian," pesan salah satu penjaga. Kedua Divergent Origin itu hanya tersenyum simpul, selanjutnya, perisai pelindung terbuka hanya dengan satu sentuhan dari tangan Noah.

Setelah melewati perbatasan, Noah kembali menutup perisai tersebut. Kepergian mereka benar-benar tak menyisakan satu jejak pun. Tidak ada atribut Origin yang dibawa atau tersemat pada tubuh masing-masing. Hal itu cukup berartikan bahwa misi mereka adalah misi individu, tidak melibatkan Akademi maupun orang-orang di Moorverie. Jika Noah dan Jemian berada dalam bahaya, Akademi tidak memiliki wewenang apapun untuk menyelamatkan mereka.

Hal ini cukup berisiko, apalagi Noah membawa Jemian bersamanya. Tidak masalah jika hanya ia terluka, namun bagaimana kalau sang ayah juga mengusik sahabatnya itu?

"Noah. Kau tau kemana kita harus pergi?" Semilir angin dingin di pagi buta menerpa wajah mereka. Jemian sedikit mengeratkan jaket parasutnya dan melihat ke arah jalan raya yang sepi.

"Sementara ini, kita harus berjalan menjauhi lokasi perbatasan agar dapat mencari kendaraan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Bersikaplah sebagai manusia biasa selama berada dalam perjalanan. Pondok ayahku tak jauh dari sini, letaknya di ujung Barat kota."

The Origin CoreWhere stories live. Discover now