XL. Do You Want to Kill Her?

1.9K 404 32
                                    

Jauh di dalam lubuk hatinya, Grace Carlton tahu jika rencana mereka tidak akan berjalan semulus itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Grace Carlton tahu jika rencana mereka tidak akan berjalan semulus itu.

Tubuhnya merasakan nyeri yang luar biasa ketika salah seorang Divergent menyambar tubuh bayangannya dengan kekuatan api. Adapun seorang murid yang memiliki kekuatan persis seperti Harvey pun berduel dengannya. Setelah kalah dalam pertarungan sengit, bayangan-bayangan tersebut lenyap terbawa angin.

Tidak hanya itu saja, hampir semua murid laki-laki mengeluarkan kekuatan. Mereka seakan-akan tak terkendali, apalagi ketika nyanyian dari para Rusalka terdengar semakin memekakkan telinga.

"Scarlett, kita tidak bisa membiarkan Grace terus menghadapi para laki-laki itu sendirian," ucap Liana yang merasa khawatir. Grace berjuang di ujung sana dan semua tubuh bayangannya bergerak melawan. Meskipun tak terlihat kewalahan, Liana tahu jika sahabatnya itu sedang berusaha mati-matian.

"Apa kau masih tidak bisa mematahkan mantra dari nyanyian Rusalka itu, Liana?" tanya Scarlett. Kekuatannya masih mengontrol tubuh Grace agar terus menghasilkan self reflection.

"Jika aku berfokus pada banyak murid, maka ini akan memakan waktu yang cukup lama. Mengingat jumlah Rusalka itu jauh lebih banyak," Liana Hill berucap sembari berfikir. Keningnya mengkerut ketika mendapatkan sebuah petunjuk.

"Kecuali, jika aku hanya fokus untuk menyembuhkan satu orang."

Netra biru sedalam lautan itu menatap tajam Jemian Adams yang tengah bertarung melawan salah satu bayangan milik Grace. Pria itu menggunakan kekuatan speedsternya, tidak heran jika ia dapat melumpuhkan banyak bayangan dalam satu kali gerakan.

"Jemian adalah ancaman terbesar Grace, aku akan memfokuskan diri dan berusaha mematahkan sihir yang ada pada Jemian."

Liana Hill memejamkan matanya sejenak, lalu sepasang lensa birunya itu terlihat semakin kelam ketika ia membukanya. Kekuatan yang semula ia sebarkan untuk mematahkan mantra pada setiap anak, kini ia fokuskan kepada satu laki-laki saja, yaitu Jemian.

"Arggghhhhh!!!!"

Mendengar erangan itu, Grace Carlton sontak menoleh. Didapatinya Jemian Adams yang duduk bersimpuh sembari memegangi kepalanya. Wajah pria itu memerah, dahinya berkeringat dan urat-urat lehernya mulai tampak.

Grace Carlton membulatkan kedua matanya ketika melihat Jemian yang menyadari eksistensi Liana Hill. Mereka sudah berteman cukup lama, jadi pria itu jelas mengetahui siapa biang keladi dari rasa sakit yang melanda kepalanya itu.

"Oh, tidak.."

Baru saja Jemian berniat ingin menyampari Liana, Grace kontan berlari dan menubruk tubuhnya. Namun sayang, berkat aksi sang gadis barusan, Jemian Adams akhirnya mengetahui mana yang merupakan tubuh asli Grace Carlton.

"Ah, jadi yang ini tubuh aslimu," Jemian tertawa kecil, dan itu sukses membuat sekujur tubuh Grace meremang.

"Jemian sad-" belum saja Grace menyelesaikan ucapannya, Jemian lantas menyerangnya dengan tinjuan bertubi-tubi. Gadis itu tersungkur di tanah, ujung bibirnya mengeluarkan darah segar.

The Origin CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang