8a. REKAMAN CCTV RUMAH SAKIT

310 55 3
                                    

Bripka Andika sama sekali tidak menaruh curiga kenapa rekan-rekan dari Kopassus mendadak mencarinya. Kopassus terkenal disiplin, sangat patuh pada perintah atasan. Dia tenang karena diberi tahu bahwa komandan batalyon sudah mewanti-wanti anak buahnya untuk menyerahkan penanganan masalah kepada Polri. Kopassus memang berkoordinasi, meminta laporan penanganan perkara, tetapi bukan memburu-buru. Setiap instansi memiliki standar operasional prosedur masing-masing. Kopassus menghormati garis kepemimpinan Polri.

Bentrokan anggota Polri dan TNI kerap terjadi lantaran politik. Kerukunan hanya terjadi pada level perwira, sementara di level bintara dan tamtama, perkelahian yang melibatkan senjata sering tak terhindarkan. Kasus ini sangat rentan dimainkan yang nantinya berdampak pada permusuhan Polri dan TNI. Maka, Bripka Andika yakin para perwira Kopassus mengawal dengan serius untuk mencegah terjadi kerusuhan.

"Jadi, kita pulang ke markas kan?" tanya Asep setelah Bripka Andika menggeber motornya berlalu dari kawasan Malioboro.

Sejak awal, bukan begini rencana Leander. Hanya berbicara dengan Bripka Andika lalu balik ke markas. Memangnya mereka sedang reuni SMA? Leander melirik spion persegi panjang, Sig Sauer dari latihan perang belum dia kembalikan, masih ada di dalam. Senjata laras pendek itu masih berada di sana bukan tanpa alasan.

Drrt...drrtt...

Pesan bertubi-tubi masuk ke chat WhatsApp Asep dan Leander. Rekan-rekan di markas mencari. Asep mulai gelisah.

"Aku di-chat Serka Hanif," kata Asep menegarkan suaranya.

Leander menggulir layar ponsel, mengabaikan semua chat dari teman satu matra. Hanya satu pesan yang dia buka, dari Suster Imelda.

Suster Imelda:

Lagi apa, Mas?

Pada saat normal, Leander alergi terhadap wanita agresif. Kisah kuno mengajarkan perempuan baik-baik haruslah pasif menunggu laki-laki datang, bukannya mengejar. Berbagai teori mengajarkan laki-laki adalah pemburu. Pada zaman prasejarah mengintai mammoth yang berbobot berton-ton untuk kemudian ditombak beramai-ramai. Di situlah kepuasannya. Sekarang ini era modern, tetapi hormone testosteron kaum Adam tetap membutuhkan pelepasan. Jika tidak ada mammoth untuk diburu, maka objek buruan mereka berganti menjadi wanita. Bodohnya, wanita bukannya kabur seperti mammoth, malah sengaja menghampiri jeratan laki-laki karena takut dibilang tidak laku kalau tidak digandeng para pejantan hingga berujung sakit hati karena dicampakkan. Leander terkadang bingung dengan pola pikir para wanita. Namun, ketika ada wanita seperti Suster Imelda mendekatinya, bukankah sebaiknya dimanfaatkan?

Leander:

Saya di Malioboro, apakah kita bisa bertemu?

Agaknya Suster Imelda sedang tidak menangani pasien, sebab pesan Leander dibalas tidak sampai dua menit.

Suster Imelda:

Nggak mampir ke rumah sakit?

Leander:

Apa boleh, Sus?

Suster Imelda mengirimkan emoticon tertawa.

Suster Imelda:

Ya ampun, Mas e kaku sekali. Ya bolehlah. Jangan panggil Suster dong.

Leander:

Lalu panggil apa?

Suster Imelda:

Dik Imel boleh.

"Woalah, asu, kirik, malah pacaran. Aku sudah deg-degan dipanggil Let Hadiono!" seru Asep mencak-mencak. Percuma sejak tadi dia mengoceh sampai berbusa rupanya Leander sibuk meladeni pesan perempuan. Logat Sundanya menghilang lantaran lama mendekam di markas yang penuh putra Jawa. Sering berinteraksi pula dengan warga sekitar.

The J8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang