hari pelaksanaan

85 3 0
                                    

"Karna memulai tidak akan menghabiskan waktu, tetapi menunggu hanya akan menimbulkan sendu."

-Istri cantik, seksi bahenol
Acha-

°•⸝⸝⸝⸝⸝⸝•°

Karena kelelahan, sampai dibandara Acha digendong oleh suaminya. Sedangkan kedua kakaknya, ia suruh membawakan barang oleh-oleh yang jumlahnya tidak sedikit. Tentu saja, Rangga dan Angga sepanjang jalan hanya menggerutu tiada henti dan para orang tua hanya cekikikan melihat kelakuan anak-anaknya itu.

"ACHAAAAAAAAAAAAAA!!!!" Teriakan maut  itu siapa lagi kalau bukan dua sahabat Acha.

Dengan semangat Acha meminta agar segera diturunkan dari gendongan suaminya dan berlari ke arah sahabat seperti tidak berjumpa bertahun tahun. Berpelukan seperti  kartun Teletubbies dengan loncat-loncat kegirangan.

"Karin."

Satu suara yang membuat Karin terdiam, "Cha, keknya telinga gue soak deh!" seru Karin.

"Kenapa emang, Rin?" tanya Acha yang sedang sedang melempar pandangan kepada Bella guna mencari jawaban.

"Gue ... Kaya  denger suara bang Rangga, hehe." Acha menepuk jidatnya frustasi dengan jawaban Karin.

"Bukan telinga Lo, yang soak tapi otak Lo deh Rin." Ejek Bella.

"La iya, orang jelas-jelas bang Rangga ada di belakang Lo juga." Alhasil perkataan itu membuat Karin terkejut.  Dengan perlahan Karin memutar badannya, terlihatlah sosok tampan yang selama ini hanya berani ia sebut tanpa berani menyapa. Matanya membulat sempurna, tidak menyangka bahwa lelaki pujaan hatinya sekarang ada didepan mata. Dekat, bukan sangat dekat hingga membuat jantungnya sudah seperti tidak bisa mengatur kecepatan lagi.

"Karna gue, terinspirasi dengan kisah Marco sama Acha. Gue mau Lo jadi pacar gue, tanpa bantahan, tanpa tapi, tanpa anu, dan tanpa tolakan. Titik no koma." Sekali tarikan nafas Rangga menjadikan Karina Perendeshe Maheswari sebagai kekasih hatinya. Ia tau jika Karin juga memiliki perasaan yang sama pada dirinya dari Acha dan Angga. Sedangkan Angga dan Bella sudah menjalin hubungan sejak lama.

"Tt- tap-"

Belum selesai menjawab Rangga sudah memotongnya, "Udah d bilang juga, T A N P A T A P I," Sengaja ia menekan huruf demi huruf.

"Yeyyyyyy, akhirnya Acha jadi yang paling muda. Yeyyyy,"

"Pokoknya bunda udah restuin kalian, Angga sama Bella, Rangga sama Karin. Lulus pokoknya langsung gas ke pelaminan jangan mau kalah sama Acha yang udah mau belah duren, hihihihi."  Sarah terkekeh sendiri. Sedangkan Acha wajahnya sudah bak kepiting rebus saat ini. Malu!

⑅♡⑅

"Acha tidur dimana om?" tanya Acha yang melihat ada tiga ruangan di apartemen milik Marco.

"Sana," tunjuk Marco ke kamar utama apartemen itu.

'Wah, ternyata om-om mesum ini perhatian juga. Hihihi. Acha dikasih kamar yang gede'  batin Acha.

"Terus om, tidur di ruangan mana?"

Yang ditanya malah mengernyit dengan bingung. "Maksutnya?" tanyanya balik.

"Kan Kamar yang gede buat Acha, lah om mau tidur di ruangan yang mana? Gitu aja nggak paham!" Jelas Acha dengan kesal.

"Ya tidur disitu juga dong, Cha. La kamu kira saya tidur di mana lagi?" Acha hanya ternganga mendengarkan pernyataan itu.

Tanpa penolakan, tanpa perdebatan akhirnya Acha mengalah demi perutnya yang sudah akan protes minta diisi. Mereka berdua bergegas membereskan barang barang milik Acha yang sangat banyak. Sebagian disimpan diruang kerja Marco dan sebagian disimpan di dalam kamar. Dan satu ruangan tersisa adalah kamar tamu yang di siapkan untuk keluarga ataupun sahabat yang ingin menginap di apartemen.

Akhirnya setelah sekian lama, semuanya selesai juga. Barang-barang milik Acha sudah tersusun rapi di tempatnya. Kini saatnya membeei nutrisi kepada cacing diperutnya.

"Om, disini ada bahan makanan nggak?" tanya Acha.

"Saya belum belanja, mungkin hanya ada telur dan juga mie instan." Marco mengingat ingat.

"Hmm, nggak papa deh malam ini makan mie instan dulu. Besok Om, anterin Acha belanjapulang sekolah." putus Acha.

"OKEHH, TUAN PUTRI." Semangat Marco menggebu. Ia senang, walau awalnya Acha menolak tapi Ia tetap menghargainya sebagai suami. Tidak seperti cerita-cerita yang lagi viral. Perjodohan yang membuat dua insan saling melukai tanpa disadari sungguh sedih sekali.

Setelah beberapa saat  dua mangkok mie instan ekstra telurpun sudah jadi. Mereka sama sama menikmati makan malam pertama, yang mereka lalui berdua sebagai suami istri.

"Makasih sayang," ucap Marco sembari tersenyum.

"Kembali kasih Om-om mesum," jawab Acha.

Walaupun dipanggil begitu Marco tidak marah ataupun sakit hati karna menurutnya dilakukan Acha agar  tidak takut padanya. Ya sedikit demi sedikit, Marco memahami sifat Acha. Kadang manis, kadang menjengkelkan, kadang juga sangat manja. Ia sudah berjanji pada diri sendiri agar cepat memahami sifat istrinya itu.

Aloo guysss Mimin kembali lagi dengan secuil kisah MaCha
Jangan bosen ya karna ceritanya alakadarnya
Entah karna mimin nggak bisa ngerangkai kata menjadi kisah sederhana atau emang Mimin nggak punya bakat mengisahkan insan didunia Maya.
Tapi Mimin tetap berusaha semaksimal mungkin😉
Babay happy reading kalian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MaCha (Story Scratches)Where stories live. Discover now