39- We are from Black Blood

30 5 0
                                    

Warning ⚠⚠
Terdapat banyak kata-kata kasar di dalam nya, harap dapat membaca dengan bijak
-----------------------------------------------------------

"Tuan, apa anda sendiri yang akan meng introgasi nya?". Petugas yang membawa pelaku tadi.

"Ya, kalian silahkan keluar, Abhi kau tinggal disini". Ucap sang kakak.

"Baiklah, Abhi berikan data nya padaku". Adrien duduk di depan pelaku dan menyodorkan tangannya meminta yang ia maksud.

Abhi menyerahkan tab nya yang berisi semua data si pelaku di depannya ini.

"Devano Maheswari, usia 25 tahun, pemimpin Dreadnods, dua tahun yang lalu saya juga pernah menangkap anda. Tetapi, bukannya bertobat, anda semakin menjadi-jadi". Adrien berhenti berbicara, Adrien memberikan aba-aba pada Abhi dan seketika.

Ctek...

Orang-orang yang berada di luar, yang sedang mendengarkan mereka tiba-tiba tidak terdengar apapun, mereka mematikan penyadap suara di dalam nya.

"Heh, kenapa kau mematikan alat penyadap nya?". Ucap Dev.

Adrien mulai menatap Dev dengan tatapan dingin dan menusuk.

"Katakan maksud mu yang sebenarnya".

"Hah, anda sama seperti dulu ya, tidak berubah sama sekali, to the point sekali, tidak bisakah anda berbasa-basi dulu dengan saya?".

"Aku tidak berniat untuk melakukan hal itu".

"Ingat ini tuan Zervanos ah atau ku panggil tuan muda Adrien saja?".

"Ku dengar kau begini untuk menarik perhatian ku".

"Cih, yang benar saja, untuk apa aku mencoba menarik perhatian mu. Dan berbicara lah dengan sopan padaku, aku lebih tua 4 tahun dari mu".

"Ck, kau ini berisik sekali. Kak biarkan aku menghajarnya sekali". Ucap Abhi yang sudah siap-siap untuk menghajar Dev.

Adrien merentangkan sebelah tangannya untuk menahan Abhi.

"Hah, kau tidak bisa di ajak bicara baik-baik ya. Baiklah, kau ingin dikasari ternyata". Adrien mengeluarkan pisau lipat yang ada di dalam saku baju nya.

Ujung mata pisau itu sudah mencuat yang siap untuk menusuk siapa saja.

"Kau ingin bicara tanpa basa-basi, atau kau ingin ku kasari dulu baru berbicara".

"Tidak akan".

"Hah, aku akan mengajukan pertanyaan, jika kau tidak menjawabnya, maka pisau ini akan menancap di kaki mu".

"Pertanyaan pertama, kenapa kau melakukan perbuatan bejat itu?".

"...."

Ctas...

Pisau itu tiba-tiba saja sudah mendarat di paha Dev.

"Arghhhhh".

"Apa kau masih belum mau menjawabnya?". Adrien menekan pisau itu dan memutar-mutarnya di dalam paha itu.

"Arghhhhh, bukan kelompok ku yang melakukannya". Ucap Dev sekali tarikan napas.

Adrien puas akan jawaban itu, dan ia mencabut pisau itu begitu saja.

"Argghhh, hhhh".

"Pertanyaan kedua, kelompok mana yang melakukan nya?".

Dev tidak menjawabnya sebab ia masih menahan rasa sakit yang ada di paha nya.

The Last ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt