42- Apa yang akan terjadi?

26 5 0
                                    

Anak buah Kevin dan Angel berusaha sekeras mungkin untuk mencari dimana keberadaan Jennifer.

Tetapi, mereka tidak menemukan keberadaannya, bahkan mereka sudah menggunakan detektif terbaik mereka untuk mencari Jennifer tetapi ia tidak di temukan juga.

Setelah melaporkannya pada tuannya, anak buah mereka diberikan istirahat satu hari, dan keesokan pagi nya mereka akan mencari keberadaan Jennifer.

Kevin, Angel, beserta yang lainnya seperti keluarga Viona dan juga keluarga Angel berada di rumah sakit saat ini.

Ayah Viona marah atas apa yang terjadi pada putrinya ini, ia geram, tetapi ia tidak bisa membalas nya ke keluarga Arga ini. Sebab, yang melakukannya adalah anaknya, bukan orang tua nya. Kalau ia membalasnya bukankah itu perbuatan yang ke kanak-kanakan?

Akhirnya ayah Viona hanya pasrah kepada Tuhan, agar di berikan kesembuhan untuk putrinya ini.

"Darling, I'm sorry, chichi telat menemukan mu sayang, maaf, maaf". Sesal tuan Kzuto, ayah Viona.

Sedangkan mama Viona hanya bisa menangis dalam dia dan merapalkan do'a untuk putrinya ini. Sedangkan saudara-saudaranya saat ini sedang berada di dalam pesawat untuk pulang ke London, mereka langsung bergegas setelah mendapatkan informasi dari sepupu mereka, Kevin.

Kevin yang sejak tadi berjalan ke kanan dan ke kiri, ia terus melihat ke arah ruangan itu. Ia menunggu dokternya untuk keluar dari sana dan mendengarkan apa jawaban dokter itu.

Angel yang melihat bahwa Kevin sedang gelisah, ia datang dan menepuk bahu Kevin pelan.

Kevin yang merasakan tepukan lembut di bahunya menoleh ke sang pelaku, wajahnya tetap datar, ia memandang ke arah Angel seraya meminta penjelasan. Kenapa dia menepuk bahunya?

"Duduklah dulu, aku yakin Viona baik-baik saja". Bujuk Angel tersenyum lembut ke Kevin.

Kevin terdiam dan masih melihat ke arah Angel, ia mendekat ke Angel dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke bahu Angel. Angel tentu saja terkejut, tetapi ketika ia merasakan getaran dari bahu lawannya ini, dia menepuk punggung itu pelan.

"Sssttt, tidak apa-apa, Viona akan baik-baik saja, aku yakin itu, Viona adalah gadis yang kuat". Ucap Viona lirih.

Mendengar hal itu, Kevin langsung memeluk Angel dengan kuat dan menangis terisak, Angel rasa Kevin ini merasa bersalah pada dirinya sendiri. Lihatlah, betapa menyakitkan nya is akan tangis Kevin ini.

Alvin yang melihat kejadian itu sebenarnya ingin marah, tetapi bahunya langsung di tahan oleh istri nya dan menatap tajam ke arahnya. Alhasil Alvin hanya mendumel di dalam hatinya.

Berani nya bocah ini memeluk putriku sembarangan, awas saja kau, kalau masalah ini sudah kelar, ku habisi kau anak muda

Alvin mengucap kan semuanya di dalam hati sambil menatap tajam ke arah Kevin. Mikha yang melihatnya hanya terkekeh geli dengan tingkah suaminya.

"Sayang, jangan menatap nya seperti itu. Seakan-akan kamu menusuk nya pakai pisau, saking tajamnya tatapan mu". Lirih Mikha ke Alvin.

Alvin hanya menatap sekilas ke arah Mikha lalu melipat tangannya di dada.

"Sudahlah sayang, jangan cemburu begitu. Itu saja kamu sudah marah, bagaimana caranya kamu akan melepaskan putri mu untuk suami nya kelak?". Tanya Mikha.

Alvin langsung tersadar dan membayangkan putri manisnya ini akan meninggalkannya, dan say bye bye pada dirinya.

Oh tidak, itu adalah mimpi buruk baginya.

Alvin langsung menggelengkan kepalanya sekencang mungkin dan menatap ke arah istrinya itu.

"Tidak sayang, itu tidak boleh terjadi. Aku tidak akan membiarkan pria manapun mendekati putri manisku ini, oh no, it's the worst dream. Aku tidak akan membiarkannya". Celoteh Alvin.

Mikha kesal pada suaminya itu dan menggeplak kepala Alvin pelan.

"Jangan bicara yang tidak-tidak. Aku akan menghajar mu kalau kamu sampai mempersulit jalan menantu ku kelak".

Alvin hanya mengelus kepalanya pelan, karena mendapat kan pukulan sayang dari istrinya ini.

Mari kita tinggalkan kebucinan mereka. Kita melihat ke arah orang tua Viona.

"Sayang, apa putri kita akan baik-baik saja?". Tanya mama Viona.

"Ya, dia akan baik-baik saja, putri kita itu gadis yang kuat dia adalah princess ku yang kuat. Dia akan baik-baik saja". Yakin ayah Viona ke mamanya.

Mama Viona bersandar di dada bidang suami nya.

"Tuan Wilson, kami pulang duluan ya". Ucap Alvin yang menghampiri papa Viona.

"Oh, tuan Addison, terima kasih sudah membantu mencari putri saya, dan terima kasih sudah mampir kesini". Ucap tuan Wilson ramah.

"Tidak masalah tuan. Putri anda teman dari putri kami".

"Iya, terima kasih banyak".

Alvin dan Mikha segera beranjak dan berhenti di depan putri mereka.

"Sayang, kamu mau disini dulu, atau ikut pulang dengan mommy?".

"Angel disini dulu mom, Angel ingin menunggu Viona sadar dulu".

"Baiklah sayang, kami pulang duluan ya. Ayo suamiku". Ucap Mikha menyeret Alvin, tampaknya Alvin masih tidak rela meninggalkan putri manisnya ini.

"Tapi sayang, masa mau meninggalkan putri cantik kita disini dengan lelaki ini". Cemberut Alvin.

"Sudahlah sayang, ayo cepat pulang".

"Hmphh". Alvin melihat ke arah Kevin yang masih berada di pelukan Angel.

"Aku mengawasi mu boy". Alvin memperagakan dua jari nya ke mata nya serta Kevin secara terus menerus. Lalu memperagakan gerakan menyayat lehernya menggunakan jarinya.

"Angel, daddy mu cukup menyeramkan".

"Hahaha, maafkan daddy ku. Dia selalu begitu padaku".

Kevin menegakkan badannya dan mengusap bahu Angel pelan.

"Maaf, bahu mu basah karena ku".

"Oh ini, tidak masalah, ku harap perasaan mu sedikit membaik". Angel tersenyum manis ke Kevin dan membuat Kevin tersipu malu.

"Ahh, aku ke toilet dulu". Kevin langsung pergi ke toilet.

"Ahh baiklah".

Angel mendekat ke arah orang tua Viona.

"Paman, apa paman dan bibi lapar?". Tanya Angel.

"Ah tidak sayang, kami tidak lapar". Ucap ayah Viona ramah.

"Ya sudah, Angel keluar dulu mau mencari cemilan dulu. Walaupun paman dan bibi tidak lapar, setidaknya ada cemilan untuk mengganjal perut".

"Kamu sangat baik cantik, semoga Tuhan memberkati mu".

Angel tersenyum lalu pamit ke mereka.

"Angel permisi dulu paman bibi".

"Ya, hati-hati sayang".

Angel segera pergi. Ia pergi ke toko roti terdekat.

"Ahhh kurasa ini sudah cukup, ayo kembali". Ucap Angel pada dirinya sendiri.

Di dalam perjalanan, ia menanti lampu merah agar dapat menyebrang.

"Hmphhh". Teriak Angel tiba-tiba, yang ternyata seseorang membekap mulutnya menggunakan kain.

Astaga, siapa ini? Hah hah, sial aku menghirup bau alkohol. Tidak!!!

Angel pingsan begitu saja dan tubuhnya di bopong oleh beberapa orang.

"Boss, kami berhasil menangkapnya, mau di apakan dia boss?".

"Aku tidak peduli, mau kalian p*rk*s* mau kalian bunuh, aku tidak mau tau, yang penting dia tidak menggangu ku"

"Baik".

Ia mematikan sambungan telponnya.

"Hei kalian, bawa dia, boss menyerahkan gadis ini pada kita. Terserah kita mau apakan dia. Lumayan kan tubuhnya". Ucap orang itu berpikiran kotor.

*tbc*

The Last ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang