Wattpad Original
This is the last free part

5. Menghapus Senyummu

15.4K 922 65
                                    

"Karena sesuatu yang istimewa bisa datang dari hal-hal sederhana."

***

Jari-jari lentiknya menari lincah di atas tuts-tuts piano. Ia bersenandung, mencoba menciptakan nada-nada yang indah. Lantunan merdu suara piano kini memenuhi ruang keluarga di sore hari.

Jari-jari itu berhenti menari. Dengan riang, ia meraih buku catatan kecil berwarna biru dan sebuah pensil dari atas piano, kemudian menggambar not balok dari nada-nada yang baru ia ciptakan.

Ia meletakkan lagi buku dan pensil ke tempat semula, lalu kembali menciptakan nada-nada indah selanjutnya. Baginya, bermain piano adalah kegiatan yang paling asyik untuk menyalurkan isi hati.

Sejenak ia menghentikan kegiatannya. Ia melirik foto- foto yang menggantung di sisi dinding di dekatnya. Foto-foto yang menampilkan dirinya waktu kecil hingga beranjak dewasa dalam berbagai perlombaan musik. Kemudian, matanya beralih mengamati piala-piala yang tertata rapi di atas meja. Juara harapan I, juara III, dan juara II.

Ia tersenyum datar ketika kembali menyadari bahwa sekian banyak perlombaan musik yang ia ikuti, ia tidak pernah sekali pun memperoleh juara I.

Akan tetapi, ia tidak lagi sedih seperti dahulu.

Selin beranjak dari kursinya, kemudian berjalan untuk mengamati piala-piala itu dari jarak dekat. Ia meraih satu piala yang paling penting baginya. Piala yang berukuran tidak terlalu besar dan berbentuk paling aneh dari yang lain, tetapi begitu berarti baginya.

Selin membawa piala istimewa itu ke kamarnya dan meletakkannya di sudut meja belajar. Kemudian, ia mengambil kertas dari dalam tas sekolahnya, lalu duduk di kursi belajar.

Ada tiga lembar kertas di tangannya saat ini. Selin menatap lembar kertas pertama dengan senyuman lebar. Dibacanya penuh minat teks berukuran paling besar di kertas itu. Formulir pendaftaran ekstrakurikuler musik.

Setelah puas menatap lembar pertama, Selin segera berganti pada lembar berikutnya. Senyum masih terukir di bibir tipisnya. Ia menatap mobil-mobilan beserta remote control di atas meja, yang bentuknya sungguh mengenaskan, kemudian ia kembali menatap lembar di tangannya. Ia mengangguk yakin, sebelum akhirnya mengisi formulir pendaftaran ekstrakurikuler robotik. Selesai mengisi formulir, Selin menatap kembali piala di sudut meja belajarnya. Tulisan tangan seseorang pada stiker yang menempel pada piala itu membuat Selin memantapkan pilihannya untuk masuk ke ekskul robotik. Tulisan tangan yang berantakan itu membuat Selin tertawa pelan. Jelas sekali tulisan itu adalah tulisan tangan anak-anak.

Selin tidak mungkin lupa peran penting piala berbentuk tangan robot itu baginya. Betapa seseorang yang memberikan piala itu untuknya melalui Om Galang mampu menghibur serta memberi semangat untuk tidak pernah menyerah saat itu.

Selin meraih piala itu. Ia meraba tulisan tangan seseorang di sana yang warnanya sudah mulai kusam. Tiba giliran Selin yang memberikan semangat untuk seseorang yang menuliskan ini untuknya:

 Tiba giliran Selin yang memberikan semangat untuk seseorang yang menuliskan ini untuknya:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
icon lock

Show your support for pitsansi, and continue reading this story

by pitsansi
@pitsansi
Selin ingin Saga kembali menyukai dunia robot dengan mengikuti ekskul...
Unlock a new story part. Your Coins help writers earn money for the stories you love.
See how Coins support your favorite writers like @pitsansi.
SagaWhere stories live. Discover now