BAB 4

705 120 25
                                    

Daniel, Gevan dan Chandra sudah berada di ruang tengah rumah Emilly, setelah mereka di bukakan pintu oleh Erland. Rencananya untuk menjenguk gadis itu akhirnya bisa di lakukan pada sore hari, padahal sebelumnya mereka berencana untuk menjenguk gadis itu saat pulang sekolah.

Tapi tiba-tiba mendadak Pak Rihwan meminta Daniel untuk datang ke ruang guru sepulang sekolah, ternyata laki-laki itu pada hari-hari sebelumnya sempat mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba debat. Daniel memang anak yang pintar, begitu juga Sakha, Emilly, Gevan, dan Chandra. Kelima anak itu memang kadang suka semena-mena hanya karna mereka dari keluarga yang terpandang, tapi hal itu tidak ada hubungannya dengan kapasias otak mereka. Walaupun menjadi anak yang sok keras tapi mereka cukup pintar dalam berbagai mata pelajaran.

Tapi seorang Daniel yang biasanya malas dengan kegiatan sekolah, tapi kenapa tiba-tiba ia berkamuflase menjadi siswa kesayangan guru yang haus akan prestasi?

"Jadi gimana keadaan Milly sekarang?" Daniel langsung to the point

"Udah mendingan sih dia, tapi kadang masih gemeteran gak jelas"

"tapi lo kenapa tiba-iba udah disini aje deh. Kemarin gada lo perasaan" – Chandra

"Iya kemarin malem gue mampir kerumah buat tidur mumpung lagi ada acara di Jakarta, mayan kan irit ongkos tempat tinggal"

"Sok-sok an hemat, biasanya juga lo buang-buang duit bokap lo" sambar Gevan.

Gevan memanglah orang yang jika sekali ngomong langsung menusuk jantung, kalo kata Chandra mah 'gevan setiap ngomong tuh bibirnya dicabein kali ya? Pedes amat'

Sedangkan Daniel, tanpa memperdulikan percakapan tidak penting ketiga temannya ini. Kakinya melangkah ke lantai dua menuju kamar Emilly. Ini bukan kali pertamanya teman-teman Emilly datang ke kamar gadis itu.

Tangan kanannya menenteng kresek berisi parcel buah, sedangkan tangan kanannya menekan knop pintu untuk membuka kamar gadis itu.

Setelah pintu dibuka, dapat ia lihat dengan jelas gadis itu sedang rebahan dikasurnya sambil memainkan ponselnya, sedangkan di sofa terlihat seorang laki-laki tengah tertidur dengan kaki yang ia rentangkan di atasnya. Itu adalah Sakha Altaraksha

 Itu adalah Sakha Altaraksha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Stttttt"

Emilly meletakkan jari telunjuk pada bibirnya, mengintruksikan agar laki-laki yang baru saja datang itu tidak membuat suara yang berlebih.

Daniel mengerti dengan kode yang di berikan gadis itu, sebaliknya Daniel malah berbicara tanpa suara, yang terlihat hanya Gerakan bibirnya saja

'kok dia ada di situ?' ucapnya tanpa suara sambil menunjuk kearah sofa.

'sini' gadis itu juga ikutan berucap tanpa suara

Daniel menghampiri Emilly yang sedang berada di kasur, tangannya menaruh tentengan kresek itu pada salah satu meja yang ada di sana.

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang