BAB 32

473 80 85
                                    

Setelah kepanikan yang di buat oleh Emilly, tentang mengapa gadis itu tidak kembali setelah jam pelajaran renang, akhirnya gadis itu menceritakan pada semuanya seusai kelas renang itu, ia memang sempat memiliki urusan dan berencana untuk pulang menggunakan taksi sehingga meminta ke tiga teman yaitu Gevan, Sakha dan Chandra untuk pulang terlebih dahulu. Emilly tidak menceritakan urusan yang di maksud lebih detail, tentang kandasnya hubungan percintaannya dengan Daniel, karena takut akan memperkeruh suasana. Ia juga menceritakan saat ia mencari taksi, kebetulan Adrian lewat dan memberinya tumpangan, unuk masalah mereka tidak mengangkat telepon padahal ponsel keduanya aktif karena mungkin saja saat mereka berada di arena balap, kebisingan suara motor membuat dering ponsel mereka tidak terdengar. Adrian sempat mendapat omelan dari mamanya karena mengajak gadis itu belapan.

"trus kenapa baju lo ganti, gue masih inget banget lo tadi gak pake baju ini, baju lo yang tadi mana?" Tanya Gevan, ia duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya

"ini baju gue" Emilly memperlihatkan paperbag yang dibawanya sedari tadi "baju gue basah, tadi lewat kolam, gue gak sengaja kepeleset dan nyebur"

"trus lo nunggu taksi di luar basah - basahan?

"Iya looo, udah basah - basahan, meluk - meluk tiang, di tolak 5 taksi pula, malu - maluin kan? untung gue lewat sana, kalo enggk bisa aja kan ada yang niat macem - macem, kan bajunya transparan gitu karna basah" Bukan Emilly yang menjawab melainkan laki - laki yang kini duduk di pangkal sofa

"liat dong lo berarti?" Chandra menunjuk Adrian sambil menatap curiga

"Ya dikit" Jawab Adrian cengengesan, namun malah geplakan di kepalanya yang ia terima dari laki - laki di sampingnya, Erland

"Yeeee lo mahhhh!!!!"

"gak kakak gak adik, suka bet geplakin kepala gue!" Adrian mengelus - ngelus kepalanya sembari sedikit meringis "gue udah pinjemin jaket ya kakak lo, sampe gue kedinginan, gue juga tadi sempet di pe - "

"bawel banget lo kak, diem napa!" Arvino memotong kalimat kakaknya itu, karena sedari tadi ia melihat Emilly terlihat menggosok - gosok kedua tangannya "kak, kalo dingin, langsung mandi aja. Udah disiapin air anget tadi sama bibik" Ujar Arvino

"Iyaa lohh, kamu abis mandi langsung makan ya.. " Sambung wanita yang duduk di sebelah Arvino

"umm.. kayaknya milly, mandi aja tante.. soalnya tadi udah sempet makan kok sama Adrian"

"Ohh kalo gitu yaudah, nanti langsung istirahat ya,, Sya temenin kak Milly ke kamar gih" Pinta wanita itu pada anak bungsunya.

"Siap Maa"

Satu jam telah berlalu, Emilly kini sedang berada di balkon kamar ia melihat Meisya sudah tertidur pulas, karena memang selama ia tinggal di rumah Adrian, Meisya telah berbagi kamar dengannya.

Emilly menatap langit yang terlihat gelap, taka da bintang - bintang yang bertebaran di langit yang ada hanya awan hitam yang berjalan perlahan di bawah sinar bulan. Ia mengecek ponselnya, hari ini memang banyak sekali chat yang masuk dan juga spam telepon, tidak hanya Erland, Sakha, Gevan, dan Chandra, bahkan Daniel pun ikut menghubunginya. Mantan kekasihnya itu mengatakan banyak hal dalam pesannya seperti meminta maaf karena menciumnya, minta maaf karena tidak bisa mempertahankan hubungan mereka, bahkan menanyakan keberadaannya setelah kelas berenang itu usai. Tahu dari mana lelaki itu kalau dirinya tidak langsung pulang sore itu?

Dari sekian pesan yang di dapatkan dari mantan kekasihnya itu, ia hanya membacanya sama sekali tak ada niat untuk membalas satupun, entah bagaimana, ia bahkan merasa sangat berat jika mengingat nama Daniel di kepalanya. Hatinya terasa hancur berkeping - keeping ketika ia sadar bahwa ia dan Daniel kini bukan lagi sepasang kekasih, bahkan ia sama sekali tidak tahu hubungan mereka seperti apa, akankah bisa menjadi sahabat kembali seperti yang di ingin kan oleh laki - laki itu, ataukan malah sebaliknya, mereka mungkin saja tidak berbicara seperti orang yang tidak saling kenal. Rasanya ia benar - benar ingin menangis malam ini, namun nalarnya masih mengingatkan bahwasannya ini adalah rumah orang lain, dan jika ia menangis itu akan menggemparkan semua orang di rumah ini jika sampai matanya akan menjadi bengkak kembali

I'm not the PrincessWhere stories live. Discover now