BAB 22

463 91 44
                                    

Seorang gadis terlihat sedang menunggu seseorang di dalam sebuah mobil yang sebelumnya belum pernah ia naiki, tapi sudah sering sekali ia lihat. Ini adalah mobil papa Daniel, selama 3 hari berturut-turut sejak ia sampai di Indonesia, Daniel selalu menemaninya, mengantar jemput kemana pun ia pergi dengan mobil hitam ini. Kalo kata Chandra, laki-laki itu kini sedang di hukum oleh mamanya, gadis itu tidak tahu pasti penyebabnya, namun ternyata lucu juga kalau-kalau mendengar laki-laki itu mengeluh, dan merengek kepadanya perihal mobil-mobil, motor-motor, dan Blackcardnya yang di sita.

Tak lama, pintu mobil itu terbuka, laki-laki itu membawa sebuah tentengan beberapa botol air mineral dan juga es krim. Hari ini cuaca sangat panas, gadis itu benar-benar ingin sekali makan ice cream untuk menghilangkan dahaganya, sehingga keduanya mampir dulu ke supermarket.

"ngga lama kan lly?" Tanya Daniel, memberikan tentengan itu pada gadis yang berada pada kursi penumpang, lalu menyalakan mobilnya

"Engga kok" Jawab gadis itu, Emilly. Ia membuka Ice creamnya agar tidak keburu mencair "langsung kesana? Chandra sama Gevan udah sampe emang?" Tanya gadis itu, ia masih fokus pada es krim di tangannya

"Tadi pas di dalem di telepon, katanya udah sih"

"Yaudah, langsung aja kesana"

Daniel menatap gadis di sampingnya itu "lly, mending kamu gak usah ikut deh ya, bahaya"

Gadis itu menggeleng dengan cepat "ikutt!" Emilly mengkerucutkan bibirnya. Membuat Daniel menghela nafasnya, ini gara-gara Chandra yang asal bicara, membuat gadis itu tau mengenai apa yang akan mereka bertiga lakukan

Daniel lalu menjalankan mobilnya itu, hingga pada akhirnya mereka sampai pada sebuah areal yang sepi, dengan badan jalan yang lumayan luas.

Emilly dapat melihat Mobil Chandra sudah parkir tepat di depan mobil Daniel saat ini, selain itu ia juga melihat banyak sekali motor gede yang baru sampai pada kawasan itu. Mot-motor itu terlihat sedang memutari Chandra dan Gevan yang sudah terlebih dahulu keluar dari mobil

"Lly, kamu gak usah turun, tetep disini. Bahaya"

"hati-hati, omongin dengan kepala dingin" Daniel mengangguk, lalu setelah itu ia langsung keluar dari mobil dan menghampiri kedua temannya itu saat motor-motor itu berhenti

"Lama banget sih lo!" Gevan melirik ke arah Daniel, lalu kembali melihat orang-orang yang sebelumnya memutari mereka turun dari moror masing-masing dan berjalan ke arah mereka

"Sorry gue mampir ke Supermarket dulu, beliin Milly Eskrim"

Gevan membulatkan matanya "Lo bawa Milly?, dimana dia?"

"Di mobil"

"Gila lo, ga waras! Ini bisa ngebahayain dia tau gak! " Bentak Gevan pada Daniel, namun matanya masih terfokus pada orang – orang di depannya

"Milly batu! Salahin Chandra lah.. dia yang ember"

Chandra menatap satu persatu orang-orang yang menghampirinya, sampai pada akhirnya fokusnya tertuju pada pria berambut coklat di tengah-tengah barisan itu "setelah 4 hari yang lalu lo nge DM gue, ngajakin gue duel"

"Gue udah samperin lo dari Berlin kesini, trus apa? 3 hari lo ngilang"

Smirk terukir dari bibir Chandra "3 hari ngilang lo Cuma ngumpulin antek – antek lo doang?" Chandra menunjuk seluruh orang-orang yang berada di depannya dari ujung kiri hingga kanan "Banci!"

Laki-laki itu langsung saja menarik kerah Chandra dengan kasar "Apa lo bilang?!!"

"Banci!!, Budek lo?!!" Tentu saja perkataan Chandra membuat laki-laki itu semakin murka, dan hampir saja melayangkan tinjunya pada pipi Chandra

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang