bonus chapter

2 2 0
                                    

"have you got the diapers yet?"

"all done."

louella meletakkan tempat duduk kecil tambahan di seat belakang mobilnya. diatasnya terduduk bayi lelaki mungil yang baru saja menginjak umur satu tahun. kedua mata coklatnya bersinar tegas, sesekali tertawa dan menampakkan gusi merah jambunya yang menyelipkan dua gigi kecil.

"kamu yakin aku nggak perlu duduk disamping dia?"

calum meraih pinggang istrinya ketika ia menunduk dan memasangkan seat belt pada balita itu. "eve, stop worrying too much okay? aku nggak bakal ngebut-ngebut kok, and i swear i never did when i'm with you, guys."

louella tampak diam sejenak. ia sempat bergantian menatap ke arah balita itu dan ke arah calum yang saat ini tersenyum dan mengangguk pelan.

"kamu terlalu banyak nonton berita di tv, sayang. he'll be apples, c'mon."

"oh, now you're using australian slang with me, huh?"

terdengar gelak tawa dan senyuman yang terukir antusias dari bibir balita itu saat kedua orang tuanya terkekeh ria.  kedua tangan mungilnya mengibaskan angin dengan penuh semangat.

"look, he's so excited." ujar calum lagi, kini bergerak mengecup sekilas pipi balitanya. "you need to tell your mom that you're good, son."

sekali lagi terdengar gelak tawa dari balita itu. lantas louella tersenyum dan menghela nafas lega. ia sempat mengecup pipi buah hatinya sebelum berjalan ke arah tempat duduk penumpang depan.

disaat calum sedang mengecek persiapannya dalam berkemudi, louella sempat melirik ke belakang dan bermain dengan jari mungil buah hatinya. "it's okay, gale. mom's here."

ghalen aksara hood.

seorang balita berambut hitam pekat yang dikeluarkan dari rahim ibunya setahun yang lalu, setelah dua tahun pernikahan kedua orang tuanya. ghalen sangat mirip dengan ayahnya, kedua pipi yang gempal namun berdagu indah adalah bukti bahwa ghalen merupakan fotocopy dari ayahnya. belum lagi matanya yang menyipit saat ia tertawa, dan alis tebalnya yang benar-benar jiplakan dari ayahnya sendiri.

kini louella dan calum memutuskan untuk tinggal di brisbane, kota yang melukiskan keruhnya usaha louella untuk mengejar cita-cita. sebuah berita yang sangat baik datang setelah kelulusan s2 calum beberapa bulan yang lalu, lantas ia menerima tawaran sebagai dosen olahraga di salah satu universitas swasta di brisbane. belum lagi dengan tawaran guru olahraga di salah satu sekolah dasar di brisbane. sementara louella kembali mengajukan pindahannya ke brisbane, setelah ajuannya tiga tahun yang lalu akan perpindahan pekerjaan ke jakarta untuk memberlangsukan pernikahannya.

"hey, wait." louella memajukan badannya ke arah calum. tangannya bergerak untuk merapikan dasi jas calum yang tampak miring. "now you look perfect."

calum hanya tersenyum, tak bosan menatap istrinya yang ia sadari semakin hari semakin cantik. ditambah lagi dengan balutan dress biru pastel tanpa lengan di tubuh louella yang tampak curvy setelah melahirkan anak pertama.

"thanks, hun."

bukannya bergerak melajukan mobil, calum malah terdiam seraya tak lepas pandang dari louella. bibirnya masih mengulum senyuman manis. matanya memancarkan kebahagiaan.

"kenapa, cal? ada yang salah ya dari make up aku?" tanya louella panik. ia bahkan sempat melirik ke kaca mobil yang tergantung di depan matanya. "apa eyeshadow aku ketebelan?"

"nggak, kamu kayaknya harus mundur sedikit deh."

pernyataan calum barusan membuat louella mengerutkan keningnya bingung. mulutnya sedikit menganga dan memperhatikan ke belakang seolah mencari tahu apa maksud dari ucapan suaminya.

"hah maksud kamu ap—"

"kamu harus mundur, soalnya cantiknya kamu kelewatan."

"CALUM APAAN SIH?!"

sontak louella terkekeh dan merasa malu. bahkan pipinya semakin berwarna merah meskipun ia hanya memoleskan blush on sedikit saja. melihat itu, calum juga ikut tertawa.

"kamu tuh ya, udah jadi suami juga nggak bosen-bosennya buat gombalin aku." komentar louella masih merasa sedikit malu.

ia hampir teriak ketika calum memajukan tubuhnya dan ternyata meraih seat belt di tempat duduk louella. calum memasangkan sabuk pengaman pada tubuh istrinya lalu mencubit pipi louella gemas setelahnya.

"kamu kalo ngomelin orang aja nomor satu, jangan lupa pake sabuk pengaman ya," ujar calum memperagakan cara bicara louella. "ternyata kamu sendiri nggak perhatian sama diri kamu."

louella hanya nyengir nggak bersalah. "i always put my family first, cal."

"and you're not the part of the family?" seru calum membantah ucapan louella. "kamu lah tiang di keluarga kecil ini, sayang. kalo kamu kenapa-kenapa, bangunan kita itu bisa hancur."

"ya yaudah maaf, aku kelupaan. gagal fokus sama kamu soalnya ganteng banget hari ini." balas louella balik menggoda calum yang tampak tersipu malu. "udah buruan gih, ntar kita telat loh! ntar aku diomelin kak mali. lagian juga aku excited banget ngelus-ngelus baby clairé."

"you already have your baby gale, evieve cantik." calum mengusap pipi istirnya, lalu mulai menstater mobil.

"tapi 'kan ini anak kedua kak mali, calum. perempuan lagi! duh, nggak sabar buat beli aksesoris bayinya."

calum berseringai nakal. tiba-tiba saja ia mematikan mesin mobilnya lalu menoleh ke arah louella yang kebingungan.

"loh kok dimatiin? ada yang kelupaan?"

"ada."

secara perlahan calum memajukan tubuhnya ke arah louella yang semakin kaget. namun tubuh louella melunak ketika calum mengangkat dagunya dan memberi kuluman lembut selama beberapa detik.

"mmph—cal, mmp—"

calum tersenyum pada ciumannya, lalu tersadar dan memundurkan kepalanya. "maaf."

"we're late, cal. kamu tuh ya, suka banget tib—"

lagi-lagi bibir louella dibungkam dengan kecupan dari calum. bahkan terselip warna nude kecoklatan di sudut bibir calum setelah ia melepas kecupannya. melihat itu louella hanya menggeleng lalu mengusap sudut bibir calum dengan ibu jarinya.

"pokoknya kamu cantik banget, i can't stop and won't stop."

"calum," louella terkekeh kecil lalu melirik ke arah belakang. putra kesayangannya sedang memperhatikan mereka dan memainkan kedua kakinya. "kamu lupa ada ghalen disini? gila kamu ya."

setelah menyadari itu calum hanya terkekeh. ia sempat memainkan jarinya pada pinggul ghalen yang membuat bayi itu tertawa sejenak.

"udah ayok berangkat, calum." pinta louella lagi seraya mengelus lengan besar calum.

calum hanya terdiam menatap louella. ia tampak berpikir sejenak sebelum menyeringai licik.

"what about making a baby girl like you excited to? in the back seat...now?"

"CALUM!!"

want you back // cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang