PART 56

84 5 0
                                    

"Pergilah Anna! Hanya kau yang bisa menyelamatkan gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pergilah Anna! Hanya kau yang bisa menyelamatkan gadis itu." Aku melihat Anna tampak terkejut.
Perlahan dia mundur lalu berbalik meninggalkan aku. Persetan aku tidak peduli jika dia marah padaku, ada banyak cara untuk meluluhkan Anna, jadi aku tidak perlu takut.

"Kau?! Pria terkutuk, bisakah kau berhenti mengacau hidupku?!" Aku menatap Alin, dia mengendalikan tubuhku, tapi aku masih bisa menghindar dari setiap perintahnya.

Aku melihat balok yang terdapat di atas meja, aku mengambil benda itu tanpa sepengetahuan Alin, dan saat dia tidak memperhatikan gerak tanganku, aku melempar ke arahnya. Ia terlepaskan belenggu itu dari tubuhku, Alin tampak kesakitan akibat kekuatan itu berbalik ke dirinya sendiri.

Mulutnya mengeluarkan darah, dia masih memegangi dadanya yang tampak sesak, melihat dia yang seperti ini aku jadi tidak tega tapi, Ahh sudahlah, lebih baik aku menyusul Anna. Aku sempat melihat dia bola magic jika Anna masih berada di kerajaan bulan bersama gadis itu.

Aku tidak peduli jika Alin mati di dalam ruangan pengap dan gelap itu. Yang penting, aku harus menemui Anna hari ini juga, suasana langit sudah mulai kondusif. Aku masih sempat melihat ada ceceran darah akibat peperangan itu. Beruntung semua sudah selesai, dan gerhana bulan kini sudah menghilang, aku juga sempat melihat beberapa orang tampak bersandar di bawah pohon untuk mengobati luka di tubuh mereka.

"Pangeran," panggil seseorang dari  belakang, aku tak tau tahu siapa itu.

Aku menoleh ke arah sumber suara, sebelum aku mendesah pasrah dan hampir saja aku melempar orang itu. Tidak bisakah dia memanggilku dengan santai?

"Hanzel, sedang apa kau di sini?" tanyaku, aku melihat Hanzel yang terluka parah. Tangannya diperban dengan kain putih.

"Pangeran, mari pulang bersamaku." Tanpa dia minta pun, aku sudah berniat untuk ikut dengannya.

Baiklah setidaknya untuk kali ini saja aku menunggangi kuda bersama Hanzel, tidak cukup buruk. Aku tidak boleh egois, Anna pasti menungguku. Dan aku juga tidak tahu mengapa dia busa secepat itu kembali ke kerajaan.

Aku lupa, jika Anna memiliki kekuatan untuk menghilang dan sampai ke tujuan dengan cepat. Tunggu, kenapa aku bodoh sekali? Bukankah aku juga mempunyai kemampuan seperti Anna?

Sialan.

Tak butuh waktu lama, kini aku dan Hanzel sudah sampai di depan pintu kerajaan. Kenapa tidak dari tadi? Aku tidak perlu susah payah berjalan.

"Anna!" panggilku, aku harap Anna masih ada di sini.

"Kau?! Ternyata kau benar-benar ada di sini?" Aku melihat gadis itu, cukup menarik. Sepertinya gadis ini tampak lebih cantik, daripada saat kita pertama kali bertemu.

"Di mana Anna?" Aku rasa dia mengidap penyakit bisu, bagaimana tidak. Aku sedang bertanya padannya tapi, dia hanya diam.

"Apa kau tidak mendengarkan aku, Nona? Katakan di mana Anna." Baiklah, sepertinya berbicara dengan gadis seperti dia tidak ada gunanya.

Aku melangkah pergi meninggalkan dia yang masih menundukkan wajahnya. Sebenarnya ada apa dengan gadis itu? Kenapa dia tampak begitu ketakutan?

"Putri Anna ada di kamar, Ratu," jawabnya.

Aku memutar bola mataku malas, mendengar jawabannya yang cukup terlambat.

Kenapa menungguku pergi baru dia mau menjawab? Sudahlah lupakan. Aku sudah muak dengan gadis itu, aku yang kini berada di depan kamar Ibu, aku juga sempat mendengar percakapan antara Piccioni, Anna, dan juga ayah. Aku berhenti sebelum aku benar-benar membuka pintu itu, tanganku yang sudah menggenggam knop pintu, kembali aku lepaskan saat ayahku berkata. "Tidak ada pilihan lain, satu-satunya cara agar istriku selamat adalah dengan mencari daun pohon kehidupan di bumi, itulah sebabnya mengapa aku membawa gadis asing itu ke kerajaan."

Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi aku sudah menduga sejak awal. Jika satu-satunya cara untuk kesembuhan Ibuku adalah mengambil daun itu, mungkin yang dimaksud gadis asing adalah gadis yang kutemui di depan pintu kerajaan tadi.

"Anna," panggilku, saat aku tiba-tiba membuka pintu dan mereka cukup terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba.

ALANSA [END]Where stories live. Discover now