Badai

1.1K 133 9
                                    

Deru ombak terdengar cukup riuh malam ini, angin malam yang berhembus juga tak kalah kuat sampai menghempas surai panjang Kanao yang terurai indah. Suhu menusuk khas musim dingin nyatanya juga sampai daerah pesisir, a... selama ini Kanao rupanya salah sangka.

Ia mengeratkan mantelnya dan menyembunyikan lebih dalam tangan kirinya di dalam saku mantel yang telah diberi pouch  penghangat, sementara tanganya satunya lagi digenggam erat olah sang suami.

"Bagaimana dingin kan ? kita kembali ya nanti kamu sakit" suara Tanjiro mengalun diantara deru ombak. Kanao masih bisa mendengarnya, alih-alih meng-iya-kan wanita yang tengah berbadan dua ini justru cemberut.

Dia masih mau menikmati suara ombak itu, dan juga angin khas pesisir yang benar-benar luar biasa ini. Masa bodo dengan udara dingin yang menusuk, keinginan Kanao malam ini hanya melihat hamparan gelap lautan yang dihiasi titik-titik cahaya dari lentera nelayan dan juga suara ombak. Oh satu lagi.., dia ingin makan mie cup sekarang..

"Setelah makan mie di sana" tawarnya sambil menunjuk salah satu kedai sederhana tak jauh dari bibir pantai.

"Tapi janji setelah ini kembali ke penginapan"

"iya..iya.., ayo...!!" Kanao menarik tangan Tanjiro yang tadi menggandengnya. Dia sudah tidak sabar, rasanya dia bisa tidur dengan tenang setelah ini.

(masyallah ini baku sekale...)

-

-

"Mba.., tolong pop mie ayam bawang 1 sama soto 1. Minumnya wedang jahe 1 sama teh anget 1" Tanjiro masih berdiri didepan meja pesan menunggu pesananya disajikan biar sekalian nanti membayarnya. Sambil menunggu dia beberapa kali melihat keluar, memastikan Kanao masih duduk di bangku di halaman kedai.

Sebenanrnya Tanjiro udah memaksa Kanao masuk, tapi dengan bebalnya istrinya itu menolak. Ia kekeh masih mau melepas rindu dengan aroma pesisir yang khas.

"Tanjiro ?"

Mendengar namanya dipanggil, calon ayah ini menoleh dan tubuhnya cukup tersentak kala matanya menangkap sosok wanita yang tengah tersenyum padanya.

"A... senpai, lama tidak bertemu" katanya sambil membalas senyum.

"Liburan ?" wanita itu basa-basi sambil menunggu pesananya juga disajikan

"Ya gitulah.., senpai sendiri ?"

"Aku ada kerjaan disini."

Tanjiro hanya mengangguk tanpa niat melanjutkan obrolan ringan mereka, dan tak lama pesananya juga sudah siap. Ia pamit undur diri dan segera menghampiri Kanao yang memang duduk jauh dari pintu masuk.

"Lama..." Kanao menyambutnya sambil cemberut

"kamu sendiri yang minta wedang jahe, kan wedang jahe lama buatnya" Tanjiro membela diri dan ikut duduk di seberang Kanao.

Kanao masa bodo, dia langsung menyambar pop mie ayam bawangnya. Entah kenapa dia malah tersenyum seakan baru melihat harta karun didalam cup mie nya. Tanjiro tidak bisa menahan senyumnya juga, Kanao selama hamil ini memang agak aneh moodnya.

Kadang galaknya minta ampun, kadang juga manja seperti anak kecil, kadang melo dan cengeng kadang juga cuek bebek. Tanjiro masih ingat betul, bagaimana Kanao tiba-tiba menangis hanya karena di tidak bisa menemukan gunting untuk membuka bungkusan susu ibu hamilnya.

"Kenapa sih..?!" Kanao yang merasa tatap terus menerus risih sendiri, atau mungkin lebih tepatnya malu.

"Gak..., cuma aku baru sadar kamu makin gemesin aja selama hamil"

A Young Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang