Tujuh Belas

286 34 3
                                    

Kania yang sudah jauh lebih baik memilih untuk memasak menu makan sederhana untuk dirinya dan juga Raka.

Sebelumnya Raka sudah melarang Kania tapi ia masih berikeras, dan mengatkan jika ia hanya akan memasak makanan sedehana saja.

Raka yang sudah lapar hanya bisa menyetujui kemauan Kania, awalnya ia hanya menunggu di sofa sembari bermain ponsel namun perlahan matanya terlelap. Semalaman ia tidak istirahat hanya menunggu Kania.

Kania yang melihat Raka terlelap di sofa segera mengambilkan selimut untuk Raka.

"Makasih ya Rak, gue tau kok lo orangnya baik. Makasih udah jagain gue semalaman." Ucap Kania sembari menyelimuti tubuh Raka.

Setelah masakan siap Kania masih tidak ingin membangunkan Raka jadi ia memilih menunggu Raka bangun sendiri, Kania duduk di sisi lain sofa di sana.

Dinda

Lo sakit ya Nia?

Sasa

Pulang sekolah gue ke kost lo.

Kania membuka pesan singkat dari dua sahabatnya yang pasti khawatir, sebelum ia tinggal bersama Raka, saat ia sakit pasti dua sahabatnya yang akan menjaganya namun kini ada Raka yang menjaganya meski sikap Raka yang masih seenaknya.

To Dinda

Gue udah baikan kok, cuma kecapekan doang.

To Sasa

Gak perlu Sa, gue cuma kecapekan doang kok.

Kania membalas pesan kedua sahabatnya, ia tidak ingin Dinda dan Sasa merasa khawatir.

Raka mulai menggeliat, perlahan ia membuka matanya dan ia dapati Kania sudah duduk disana.

Seketika Raka bangun mengusap wajahnya, "Kenapa lo gak bangunin gue?"

"Gue gak tega, lo keliatan nyenyak banget tidurnya."

Raka beranjak menuju kamar mandi lantas mencuci mukanya terlebih dulu sebelum mereka makan bersama.

Mereka tengah menyantap makanan, Kania bisa melihat jika Raka tengah kelaparan lantaran ia makan dengan lahapnya.

Kania hanya bisa mengulas senyum melihat Raka yang tengah makan di hadapannya.

Lagi-lagi Kania harus menuruti perintah Raka, setelah makan dan minum obat, Kania diminta untuk beristirahat oleh Raka.

Kania yang ingin istirahat di sofa kembali berakhir di kamar Raka. Sementara Raka tengah menikmati hisapan nikotin di balkon apartemennya.

Raka tidak bisa pulang karena ini masih jam sekolah, ia tidak ingin mamanya khawatir jika tau ia tidak masuk sekolah dan beralasan urusan keluarga.

Kini Raka tengah mengunjungi sang kakak ipar di rumah sakit tempatnya bertugas.

Fery mengajak Raka ngobol di taman rumah sakit sembari menikmati hembusan angin di siang hari.

"Gimana cewek lo?" Tanya sang kakak ipar

Raka malah tersenyum menanggapi pertanyaan sang kakak ipar, "Masih belum jadi cewek gue kali bang."

"Masih usaha ya lo?"

"Sok tau lo bang."

"Gue emang cuma kakak ipar lo, tapi gue juga seorang laki-laki dan gak mungkin lo kesini cuma mau bilang makasih doang." Terka Fery yang sangat mengenal Raka semenjak menjadi adik iparnya.

Kembali Raka tersenyum mendengar ucapan kakak iparnya, apa begitu terlihat jelas.

"Berapa lama lo tinggal sama dia?" Kembali Fery bertanya yang lantas membuat Raka mengalihkan pandangannya pada Fery. Raka terlihat menegang.

KaniaWhere stories live. Discover now