Dua Enam

223 23 2
                                    

Seperti biasa Kania turun dari mobil Raka dengan membawa tas tuannya itu dan mengekor di belakangnya. Dua sahabat Raka, Bima dan Rendra yang baru tiba segera mengejar mereka berdua.

"Pagi Kania...." Sapa Rendra dengan senyum lebarnya.

"Pagi juga Ren." sahut Kania.

"Kenapa lo makin hari makin cantik sih Kania." ucap Rendra yang sontak membuat Raka menghentikan langkahnya yang memberi pelototan tajam pada Rendra.

"Siapa yang gak lo puji cantik, Ren. Kambing di bedakin juga pasti lo bilang cantik." sahut Raka dan membuat teman-temannya tertawa begitu juga Kania.

"Lah emang Kania cantik." kekeh Rendra dan membuat pipi Kania bersemu merah. Dan sudah pasti ada kilat api dari bola mata Raka.

Mereka sudah memasuki kelas, baru juga duduk dan Kania akan melangkah pergi setelah meletakan tas Raka, salah satu siswi di kelas Raka yang bername tag "Gisela" mengahampiri mereka.

"Nih buat kalian." Gisel memberika undangan pesta ulangtahunya pada Raka dan ke tiga sahabatnya. "Oh ya ini juga buat lo." Gisel juga memberikan undangan pada Kania.

Kania merasa heran, lantaran ia tidak mengenal Gisel sama sekali, ragu-ragu Kania mengambil undangan dari tangan Gisel.

"Datang ya Kania." ucap Gisel dengan senyum yang penuh arti.

Sejujurnya Kania sangat tidak senang dengan undangan yang ia terima, ia yang selama ini memilih tidak di kenal disekolah dan lebih baik di anggap tidak ada malah harus menjadi pusat perhatian di saat-saat terakhir masa sekolahnya.

Setelah menghela nafas panjang Kania melirik Raka sejenak lantas ia pergi dari sana. Kania tidak bisa mengartikan tatapan Raka.

"Lo dapet undangan dari Gisela?" Baru juga Kania sampai di kelasnya dan meletakan tas dengan malas sudah mendapat semburan pertanyaan dari sahabatnya Kania memilih tersenyum kecut.

"Sa, liat nih Kania dapat undangan dari Gisela." Dinda menunjukan undangan dari Gisela pada Dinda.

"Gak heran sih, kan sekarang Kania udah masuk bagian dari Raka dan sekitarnya." Goda Dinda pada sang sahabat.

"Apaan sih kalian. Lagian juga siapa yang mau datang." Tegas Kania.

Kedua sahabatnya malah tersenyum dengan riangnya.

🍀🍀🍀

Kania yang tengah berkutat dengan banyak buku di hadapanya namun pikirannya masih terfokus pada undangan yang tadi pagi ia dapat. Sementara Raka tengah asyik bermain game onlinenya sembari tiduran di sofa di depan Kania.

"Raka." Panggil Kania.

Raka yang tengah asyik bermain game tidak begitu menghiraukan Kania.

"Raka." Kembali Kania memanggil.

"Apa sih Kania. Berisik banget sih lo!" Kesal Raka dan kini duduk menghadap Kania.

"Emh..." Kania begitu ragu untuk bicara pada Raka.

"Apa?" Kesal Raka menunggu Kania membuka mulutnya.

Meski ragu-ragu, Kania tetap berusaha bicara pada Raka, "Gue gak harus datang kan ke ulang tahunnya Gisel?"

Raka mengalihkan fokusnya dari layar ponsel menatap Kania. "Terserah lo Kania." Jawab Raka yang lantas kembali memfokuskan dirinya pada layar ponsel.

Senyuman terukir dari sudut bibir Kania, ia merasa lega, ia tidak perlu hadir ke tempat pesta orang-orang elit yang sudah pasti ia tidak akan bisa berbaur. Sayangnya senyuman itu malah di artikan lain oleh Raka.

KaniaWhere stories live. Discover now