Dua Puluh

292 28 1
                                    

Hai.... selamat malam semua, apa kabar? Maaf ya baru bisa up sekarang. Karena beberapa hari terakhir benar-benar gak bisa up. Dan maaf kalau part kali ini benar-benar gak nyambung karena memang kemaren sempat nulis dan harus di save dan baru di lanjut hari ini 🙇‍♀️🙏

🍀🍀🍀🍀🍀

Rama tersenyum kala melihat Raka tak berkutik dalam pelukan Kania.

"Gue mohon jangan berantem dengan Rama, minta dia merahasiakan apa yang dia dengar." Ucap Kania masih berada di balik punggung Raka.

Kania pasti begitu takut karena Rama adalah musuh Raka selama ini, dan kini ia tau jika Kania tinggal dengan Raka. Pasti Rama akan memberi tau semua orang kenyataan itu.

Tapi sesungguhnya mereka begitu saling mengetahui sifat masing-masing jadi Raka sudah tau jika Rama tidak akan bermulut ember.

Raka berusaha melepas tangan Kania namun Kania semakin mengeratkan tanggannya.

"Lepas Kania!" Sergah Raka,

Kania menggeleng, "Gak. Sebelum lo minta Rama untuk tidak bilang sama siapa-siapa!"

Raka berdecak kesal. Tidak mungkin ia memohon pada Rama, apa ia sudah gila.

"Gue bilang lepas Kania." Ucap Raka penuh penekanan.

"Gak Raka." Kekeh Kania.

Rama melihat tingkah keduanya hanya bisa menahan tawa, "Gue tunggu traktiran ngopinya buat tutup mulut." Ucapnya lantas meninggalkan mereka berdua begitu saja.

Raka merasa kesal dengan sikap kekanakan Kania, ia menghela nafas kesal lantas ia lepas tangan Kania.

"Lo tau, lo udah mempermalukan gue Kania!" Ucap Raka setelah bebalik berhadapan dengan Kania.

Kania tidak berani menatap mata Raka yang sudah pasti penuh dengan amarah.

"Gu-gue takut nanti Rama bakal ngomong ke anak-anak kalau aku tinggal di apartemen lo." Lirih Kania.

Mendengan penuturan Kania membuat Raka seketika melampiaskan amarahnya dengan meninju udara di depannya.

"Aaaaarrrrrrhhhh" geram Raka lantas meninggalkan Kania begitu saja.

Kania yang masih begitu takut jika Raka sampai berkelahi dengan Rama segera mengejar Raka.

"Mau ngapain lo?" Kesal Raka yang tau Kania sudah mengekorinya.

"Lo mau kemana?"

Mendengar pertanyaan Kania membuat Raka menghentikan langkahnya secara tiba-tiba yang lantas membuat Kania menabrak punggung Raka.

"Ah.." menyadari itu Kania segera mundur dua langkah lantas meminta maaf pada Raka. "Sorry,"

Raka yang sebenarnya ingin mengucapkan sesuatu pada Kania terpaksa ia urungkan dan kembali melanjutkan langkahnya yang kembali di ikuti Kania.

Jam istirahat telah usai, Kania sudah kembali ke kelasnya bersama dua sahabatnya.

"Nanti kita mau main ke kost lo Nia." Ucap Dinda yang bagai petir di siang bolong.

Kania membelalak sempurna, ia tidak bisa mengatakan yang sesungguhnya pada dua sahabatnya dan kenapa malah mereka ingin bermain ke tempat ia tinggal.

"Kenapa?" Tanya Sasa menelisik melihat ekspresi Kania. "Ada yang lo sembunyiin kan dari kita?"

Kania segera mengalihkan pandangannya ke sembarang arah agar tak bertatapan dengan ke dua sahabatnya.

KaniaWhere stories live. Discover now