17. jawaban

100 13 9
                                    

Kaito yang tidak bisa menunggu memilih untuk pergi ke suatu tempat setelah melukai dirinya di beberapa bagian.

Kaito sendiri tidak yakin apakah alamat yang ia dapatkan itu benar atau salah. Karena informasi yang ia dapatkan semuanya ini kacau dan tidak bisa ia percayai karena ulah Riska.

"Mentang-mentang Riska dibuat oleh Ritsu dan anak-anak kelas pembunuh jadinya ia malah nurut sama mereka."

Ya... Itulah setidaknya kalimat yang dikeluhkan oleh Kaito sedari tadi.

Kaito menggaruk kepalanya pusing saat menemukan ia tampak berada di kawasan asing (lagi) kali ini.

"Ini bener tempatnya yang serem kayak gini atau akunya aja yang nyasar,"gerutu Kaito sambil melihat sekelilingnya.

Sebenarnya ada banyak rumah di kawasan ini. Cuman rumah-rumah nya itu identik dengan warna gelap serta pohon-pohon yang bentuknya aneh.

Dan parahnya lagi ini sudah jam 11 malem lebih 27 menit.

Jadi makin kerasa kan horor nya ....

"Kalau dari alamat yang aku dapat sih..." Kaito mendongak untuk melihat rumah yang didominasi dengan warna abu-abu di balik pagar yang menjulang tinggi di depannya.

Tampak cukup sederhana (setidaknya tidak seperti rumah di sekitarnya) namun terkesan nyaman. Abaikan fakta bahwa disekitarnya tampak sangat menyeramkan dan mencengkeram layaknya film-film horor yang suka di tonton oleh Maeda setiap akhir pekan.

"Disini rumah nya..."

Kaito ragu-ragu untuk menyentuh bel sekarang.

Selain karena suasananya yang tampak sangat aneh (menjurus ke arah horor). Ia juga tidak memiliki izin atau apapun itu sebutannya ... dan lagi ini juga sudah sangat malam untuk bertemu...

".... Masa bodolah!"

Ting tong ...

Kaito menunggu selama 1 menit sebelum kembali menekan bel sekali lagi.

Btw bel yang Kaito tekan itu bel gerbang nya loh... Hebat banget kan ada bel di pagar besinya.

"Jika 1 menit lagi gak ada yang buka maka aku akan teror sama bunyi bel." Batin Kaito antara gak sabar dan takut.

Tapi untungnya itu hal itu tidak terjadi saat gerbang terbuka dengan sendirinya di detik ke 37 dan Itu tidak membuat Kaito takut karena pikirannya sendiri lebih memilih untuk segera pergi ke depan pintu rumah dimana seseorang tampak sudah berdiri disana.

"Apa benar anda .... Asano Gakuho?" Tanya Kaito setelah sampai di depan pria paruh baya tersebut.

Anggap saja Kaito tidak sopan. Tapi mau bagaimana lagi kan? Sifatnya sudah begini dari sananya.

Gakuho mengangguk membenarkan, "kamu anaknya Karma dan Manami?" Tanya Gakuho setelah melihat Kaito dari atas kebawah.

Kaito mengangguk, "ada yang ingin saya tanyakan."

Gakuho terdiam untuk beberapa menit sebelum mempersiapkan Kaito untuk masuk.

...

"Jadi, apa yang mau kau tanyakan?" Tanya Gakuho sambil meminum teh yang baru saja disajikan oleh seorang pelayan.

"Langsung ke intinya saja. Apa yang terjadi antara kepala sekolah dan ayah? Kenapa hubungan mereka bisa menjadi seperti ini? Dan kenapa generasi seterusnya seperti kami harus terlibat?"

Mendengar pertanyaan bertubi-tubi itu hanya membuat Gakuho teringat kenangan dulu saat Karma masih berstatus sebagai menantunya dan masa dimana semua itu hancur hanya dalam 1 malam.

Reoccur? || A New GenerationDonde viven las historias. Descúbrelo ahora