03 : berontak

165 16 5
                                    

Kaito, Manami, Karma, Nagisa, Akira dan Saito tengah duduk di ruang tamu keluarga Akabane.

Kaito duduk dengan sedikit takut. Ia tak menyangka kalau keluarga Saito juga akan ikut serta dalam pembicaraan ini.

Kaito menghela nafas dan menatap sang ayah yang kini menatapnya dalam diam. Kaito yakin ayahnya tau apa yang akan ia bicarakan.

"Tou-san, aku mau ketiga syarat itu di hilangkan." Ucap Kaito cukup tegas tapi Karma juga menjawabnya tidak kalah tegas.

"Kalau begitu kau harus pindah sekolah."

"Tsk." Kaito tau bahwa ayahnya akan mengatakan hal itu.

"Kenapa harus pindah?"

"Itu demi kebaikanmu."

"Kebaikan ku apa kebaikan tou-san."

"Tentu saja kebaikan mu. Kaito dengar saja perkataan tou-san, dengan begitu kamu akan aman."

"Tsk, Aman? Mungkin ya aku akan aman. Lalu bagaimana dengan kebebasan?" Tanya Kaito tajam.

Karma menghela nafas, "Kaito ini demi dirimu juga." Ucap Nagisa berusaha membantu Karma.

"Tsk, berhenti mengatakan itu. Aku bosan mendengar nya." Kaito menatap Nagisa cukup tajam. Ia benar-benar dalam kondisi mood yang cukup buruk sekarang.

"Memang hal apa yang akan melukai ku?" Tanya Kaito setelah hening yang panjang. Tapi, ia sama sekali tidak mendapatkan jawaban.

"Kenapa kamu tiba-tiba memberontak?" Tanya Saito yang sedari tadi memperhatikan.

Kaito mengalihkan pandangannya ke arah Saito, "jika kamu di posisi ku apa yang akan kau lakukan?" Tanya Kaito balik.

"Tentu menuruti perintah orang tua ku."

Kaito tersenyum mengejek, "kau yakin?"

" ... Ya, aku yakin."

Kaito semakin tersenyum mendengar jeda dari jawaban Saito tadi. Itu menandakan bahwa Saito sendiri tidak yakin dengan jawabannya.

"Dengar Kaito, ada hal yang tidak bisa kami katakan. Jadi kau menurut saja ya." Bujuk Manami ketika melihat suaminya tampak kebingungan menjawab pertanyaan sang anak.

"Kenapa tidak bisa? Apa karena belum waktunya? Aku sudah SMA. Apa aku terlihat seperti seorang bocah pemakan permen?" Ucapan serkas dari Kaito cukup melukai Manami tapi Manami juga tau Kaito berkata begitu karena ucapannya barusan yang secara tidak langsung mengatakan bahwa Kaito masih kecil.

"Ano, Kaito. Selama ini kau tenang-tenang saja. Kenapa kau tiba-tiba memberontak? Apa kau-"

"Jika bibi mengatakan bahwa aku dekat dengan anak OSIS dan di hasut oleh mereka maka ku katakan bahwa bibi salah."

Kaito terdiam sejenak, "aku diam karena aku menghormati tou-san. Tapi, semakin lama aku terdiam semakin aku merasa terkekang."

Kaito menunduk dan menghela nafas, "aku ingin sekolah disana karena aku mengetahui bahwa murid disana sangat pintar dan berbakat. Aku ingin mencari saingan yang bisa ku jadikan target untuk ku lewati." Kaito kembali menghela nafas.

Karma dan Nagisa saling bertatapan, kemudian Karma menatap Manami dan dia tersenyum kecil ke arah Karma.

Kaito diam-diam melihat itu semua. Tapi dia tak memperdulikannya. Sebenarnya ia sedikit berpikir kalau ayahnya akan memberikan syarat lain yang lebih ringan (mungkin) sebagai ganti dari ketiga syarat itu.

Dan entah kenapa Kaito akan tetap tidak menyukainya, "baiklah Kaito. Ketiga syarat itu akan di hapus. Tapi... Kurasa kamu sudah menebak kalau tou-san akan memberikanmu syarat lain kan?"

Reoccur? || A New GenerationWhere stories live. Discover now