Ekstra Part-2

2.1K 300 36
                                    

Hari ini seperti biasanya Wakasa berkumpul dengan teman temannya di bengkel milik Shin. Jarinya dengan lihai memetik senar senar gitar sementara mulutnya asyik mengulum lolipop yang memang selalu ia sediakan.

"Tumben." Ucap Takeomi menatap Wakasa.

Wakasa mengernyit, "Tumben? Maksudnya?"

"Tumben sekali kamu di sini dan tidak bersama (Name)." Lanjut Takeomi.

Pria itu menghempaskan tubuhnya pada sofa sembari merangkul Wakasa. Satu tangannya ia pakai untuk merongoh sakunya, mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.

"(Name) menghabiskan waktu dengan Narumi hari ini." Jawab Wakasa sembari kembali memainkan gitar di pangkuannya.

"Benar benar luar biasa." Benkei menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Dia akhirnya bisa mendapatkan gadis incarannya."

Wakasa menyeringai, "Tentu saja."

"Shin, mungkin kamu harus berguru pada bajingan ini." Teriak Takeomi ke arah Shin.

Ucapan pria itu berhasil membuat sebuah lap kotor mendarat sempurna di wajah Takeomi. Berbagai umpatan kasar otomatis keluar dari bibir pria itu.

"Tapi mengapa gadis semanis (Name) mau berpacaran dengan orang sepertimu?" Cibir Takeomi.

"Cukup katakan secara langsung kalau kamu iri." Ucap Wakasa.

Kini Wakasa lha yang mendapat tinjuan di perutnya dari Takeomi.

"Hmm, apa (Name) punya sahabat yang bisa dia kenalkan padaku ya." Gumam Takeomi.

"Dia hanya punya satu sahabat, dan aku pastikan (Name) tidak akan membiarkan sahabatnya didekati pria buaya darat sepertimu." Jawab Wakasa menohok.

"Kalau begitu aku akan merebut (Name) saja." Takeomi menyeringai, moodnya sedang ingin mengganggu Wakasa sekarang.

"Oh kalau begitu bersiaplah untuk mati, keparat!" Wakasa mengacungkan jari tengahnya.

"Mungkin kalian harus tenang karena pedebatan tidak bermutu kalian hanya akan mengganggu pelangganku." Shin buka suara.

Pria itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua temannya itu.

Ponsel Wakasa berbunyi membuat Wakasa buru buru mengambilnya. Senyumnya terkembang sempurna saat tau bahwa itu adalah (Name) yang menghubunginya.

"Halo, princess?" Sapa Wakasa.

Mendengar ucapan Wakasa, Takeomi buru buru menirukan gerakan orang muntah. Hal itu membuat Wakasa menatap tajam pria itu.

"Uh, bisa kamu berhenti memanggilku dengan sebutan itu?" Keluh (Name) di sebrang sana.

Wakasa terkekeh, "Aku tau kamu sedang salah tingkah. Tidak perlu malu malu."

Dapat Wakasa bayangkan (Name) yang pasti sedang memutar bola matanya sembari menggerutu kesal.

"Terserah!" Ketus (Name) akhirnya. "Kamu dimana?" Tanya (Name).

"Di kamar hotel dengan gadis lain!" Teriak Takeomi lantang. Tinju Wakasa sukses mengenai wajah pria itu.

"Itu bohong! Aku bersumpah, (Name)!" Ucap Wakasa panik.

"Oh, sedang di hotel dengan gadis lain." Jawab (Name).

"Aku kekasihmu, harusnya kamu lebih percaya denganku!" Protes Wakasa.

Pria itu terperangah saat mendengar tawa kecil (Name). "Aku tau, lagipula kalau kamu sampai berani melakukannya kamu pasti sudah mati." Ucap (Name).

Wakasa's Mine (Wakasa x Reader)Where stories live. Discover now