5.Kuil Venus?

8.9K 1.1K 17
                                    


Kini Keluarga itu sudah berada didalam sebuah kereta berwarna putih.


Damian digendong oleh sang ayah yang duduk dikursi kereta yang didepannya diduduki oleh sang kakek dan nenek.


Sedangkan sang ibu duduk disebelah kiri dengan kakaknya yang bernama Alden ditengah-tengah mereka.


Tak lama keretapun memasuki halaman, dan terlihatlah sebuah kuil yang besar dan megah dengan ukiran ukiran rumit dibagian pilar-pilarnya.


Kereta yang mereka gunakan berhenti didepan kuil yang terlihat ramai dengan para orang tua dan anak-anaknya.


Merekapun turun, sang ayah yang menggendong anaknya turun dengan perlahan. Ia kemudian menurunkan kain tipis utuk menghalangi sinar matahari agar tidak mengenai mata anaknya.


"Kudengar festival Venus akan dilaksanakan minggu depan bukan?" Sang nenek yang sedari tadi diam bertanya dengan mata yang masih menatap anak anak yang baru saja keluar setelah berdoa didalam kuil Venus.


"Tentu saja itu akan tetap dilaksanakan, mengingat dewa Venus dulu pernah turun ke tanah kerajaan kita dan mengadakan festival air dan menyelamatkan tanah kita yang dulunya hampir mengalami kekeringan selamanya" sang kakek menjawab pertanyaan sang istri.


Para pendeta keluar dari kuil Venus, mereka melangkah mendekati keluarga lengkap itu.


"Selamat datang Tuan Marques, saya mewakili pendeta tinggi memberi salam selamat datang" pendeta itu menyambut keluarga itu yang ternyata adalah keluarga bangsawan Marques.


"Aku menerima salam selamat datang dari pendeta tinggi, saya berharap upacara pemberian nama cucuku" ucap sang kakek menyahut ucapan selamat datang dari pendeta itu.


Damian yang mendengar nama kuil Venus menjadi penasaran dan menolehkan kepalanya, karna kain yang digunakan untuk menutupinya dari sinar matahari yang sangat panas ia masih bisa melihat. Disana berdiri beberapa pendeta, pendeta yang paling mencolok adalah pendta yang tadi menyambut mereka dan sekarang sedang berbicara dengan sang kakek.


Pendeta itu menggunakan pakaian yang menurutnya tidak asing namun apa boleh buat ia tak tahu kenapa ia begitu merasa familiar dengan pakaian pendeta itu.


"Baiklah, mari saya akan mengantar anda sekalian masuk kedalam kuil" pendeta itu tersenyum sembari berucap begitu.


Merekapun mengikuti langkah pendeta memasuki kuil Venus yang besar itu.


Ketika mereka memasuki kuil Venus, Damian terlihat sangat takjub.


Langit-langit kuil besar itu begitu tinggi dan indah dengan corak corak aneh namun sangat familiar bagi Damian.


(maklum dia kan anak jenius dari lahir, belajarnya ga main-main lah disekolah dasar-author)


White . BlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang