9.Bersama

6.9K 920 36
                                    

Matahari terlihat menyinari alam semesta dengan sinarnya yang terang.

Sebuah pintu besar terbuka menampilkan dua orang anak yang melangkah memasuki ruangan mewah itu.

Anak dengan surai silver dan memakai topeng terlihat menggulirkan kedua mata violetnya melihat sekeliling ruangan itu.

Ia kemudian menunduk menatap kakinya yang kecil.

Seorang anak lainnya yang berambut coklat melangkah dan menutup pintu dengan perlahan.

"Bagaimana?, ini kamarku! indah bukan?" Damian dengan senyuman manisnya melompat merentangkan kedua tangannya dengan semangat.

Neron menatap Damian dan kembali menunduk menatap dua kaki kurusnya.

"Hei? apa kau baik-baik saja? kamu terlihat pucat!" Damian berucap polos menanyakan keadaan anak didepannya.

Neron mengelus tangan kurusnya sendiri dengan gugup.



Damian terlihat khawatir melihat Neron berkeringat dingin.



"Apa kamu sakit?" pertanyaan itu terlontarkan dengan tangannya yang bergerak memeriksa suhu tubuh Neron dengan meletakkan punggung tangannya di leher Neron.



"A-apa t-tidak a-pa apa?" Neron bertanya dengan suara yang kecil dan berbata namun masih dapat didengar oleh Damian.



"Kamu tidak sakit! apa kamu takut pada ruangan besar?" Damian bertanya dengan wajah polosnya yang berekspresi khawatir.



"u-uhm aku tidak sakit kok!" suara Neron yang bergetar terdengar aneh menurut Damian.



"I-ibu bilang, seorang anak iblis tid-tidak boleh masuk ke-ka-kamar" ucapan Neron membuat Damian membulatkan matanya.



'Ibu memberiku kamar meski kamarnya kecil tapi kenapa Neron tidak?' batinnya bertanya-tanya.



"Neron" Damian memanggil nama anak bersurai silver itu dengan tangan yang bergerak memegang kedua bahu Neron.



Neron yang sejak tadi menunduk akhirnya mendongak menatap Damian.

Mata violetnya itu bertabrakkan dengan kedua mata coklat cerah indah milik Damian.

"Neron! aku tidak akan melarangmu memasuki kamarku!" ucap Damian dengan mata berapi-api.



Neron menatap Damian dengan kedua mata violet bergetarnya.

"Neron, jangan dengarkan ibumu!. Dia pasti orang yang jahat!. Aku akan melindungimu dan merawatmu seperti adikku sendiri!" perkataan Damian membuat kedua mata violet Neron lagi lagi mengeluarkan air mata, ia menangis lagi.

Damian bergerak dan memeluk Neron,"Neron, kamu bisa memanggilku Damian atau kakak terserah padamu, aku akan selalu bersamamu dan melindungimu dari dua orang jahat itu! atau bahkan dari raja sendiri!" ucap Damian sembari mengelus punggung bergetar Neron.

Sejak tadi, seorang wanita dengan pakaian pelayannya berdiri dengan senyumannya melihat kedua anak yang sedang berpelukan itu.



'Tuan muda benar benar baik' batinnya tersenyum.





Damian menoleh dan menemukkan Zara yang sedang menatapnya yang masih memeluk Neron.



Damian mengode Zara untuk menaruh makanan dimeja pendek yang mana terdapat tiga kursi kecil mengelilinginya. Meja dan kursi itu dirancang oleh sang kakek untuknya agar bisa belajar atau makan didalam kamar jika ada hal mendesak yang menyebabkan makan bersama keluarga dibatalkan.





White . BlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang