35. Amanah Terindah

38.3K 4.6K 229
                                    

Ketika Allah menitipkan amanah, itu artinya DIA tahu jika kita sudah mampu menjaga amanah itu.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?" Rayyan panik saat Dokter keluar dari ruang pemeriksaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?" Rayyan panik saat Dokter keluar dari ruang pemeriksaan.

"Tenang ya Pak, istri anda hanya kelelahan. Tapi-"

Wajah Dokter itu terlihat bingung sekaligus cemas membuat Rayyan semakin panik. Rayyan tak henti menggaungkan kalimat-kalimat Allah di dalam hatinya. Berharap tidak ada masalah serius yang menghampiri Rayna.

"Kenapa Dok?" Rayyan berdiri dan memangku tangannya di meja.

"Perlu beberapa obat yang harus anda beli di luar karena di sini sedang kosong," jawab Sang Dokter.

Rayyan membelalakkan matanya kaget, di rumah sakit sebesar dan secanggih ini ternyata masih ada hal-hal sepele namun efeknya bisa besar, yaitu kehabisan stok obat. Bagaimana jadinya jika pasien butuh obat secepatnya tapi di rumah sakit habis? Namun Rayyan tak mau berpikir panjang, yang terpenting sekarang adalah kesembuhan istrinya. Ia rela melakukan apapun demi Rayna. Sekalipun harus menembus jalanan Budapest yang dingin dan beresiko tersasar.

"Baik, saya segera berangkat. Tolong berikan resepnya pada saya," titah Rayyan.

Dokter tersebut mengangguk dan menuliskan resep obatnya. Setelah itu dia memberikan pada Rayyan. Rayyan memperhatikan sekilas tulisan yang ada di kertas itu, namun nihil tak ada satupun yang ia tahu, tulisannya saja menggunakan Bahasa Hungaria. Akhirnya tanpa basa-basi Rayyan memutuskan untuk segera beranjak.

Bodohnya Rayyan, ia tidak berpikir untuk menanyakan dimana apotek terdekat dari sini. Alhasil ia harus kebingungan sendiri, mondar-mandir kesana kemari untuk mencari apotek di negara yang cukup asing baginya. Bahkan selama disini Rayyan selalu pergi keluar bersama Rayna, Alif, maupun Arumi, tak pernah pergi sendiri. Namun kali ini ia nekad, demi Rayna.

Tiba-tiba sebuah ide briliant muncul, Rayyan membuka aplikasi maps di ponselnya. Walaupun resiko menggunakan maps bisa dibawa berputar-putar atau bahkan masih tersasar, Rayyan tak peduli. Baginya lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali.

"Ya Allah, Engkau sebaik-baik penunjuk jalan. Tunjukkanlah saya pada jalan yang lurus, jalan yang mengantarkan saya pada apotik terdekat," do'a Rayyan sepanjang perjalanan tak pernah henti ia lisankan.

Rayyan terus mengikuti arahan maps. Tak lupa ia menoleh ke kanan dan kiri, barangkali ada apotek yang lebih dekat.

Tiba-tiba seorang laki-laki berkulit putih bersih dengan postur tinggi menghampiri Rayyan. Mungkin orang itu memperhatikan Rayyan yang tengah kebingungan seorang diri. Apalagi Rayyan sangat menonjol bukan penduduk asli Budapest atau Eropa secara umum.

"Mit keresel? (Apa yang sedang anda cari)," tanyanya.

Rayyan kaget saat tiba-tiba ada yang mengajaknya berbicara, apalagi ia sama sekali tidak mengerti apa yang orang di sampingnya katakan.

Perfect Captain Where stories live. Discover now