Nestapa Hujan
Udara dingin, kaca berembun
Hujan lebat datang berkerumun
Menyiram ujung rambut dan punggung halus
Kemudian kita tersesat berlari tanpa arah
Bus tua terakhir yang kita tumpangi telah berhenti
Terduduk di bangku halte menghembuskan nafas berat
Meneriakkan nama dalam angin hujan
Seperti memanggil pasukan perang
Sekeliling menatap dengan aneh, namun hanya tawa yang dirasakan
Angin dingin yang menyerang, ditepis dengan kebahagiaan
Hingga suatu saat pukul enam tatkala kupu-kupu tengah singgah di hati
Kau memutuskan pergi dari alur kenangan ini
Berlapis maaf kau sampaikan namun tetap tidak merubah apapun
Aku menghormati keputusanmu lalu berduka di bawah jendela besi
Mawar putih yang kudapatkan di musim hujan masih tertinggal di laci sana
Dan ikatan yang mengepang itu telah lenyap bersama memori laluUdara dingin, kaca berembun
Hujan lebat datang berkerumun
Kisah indah itu telah hanyut bersama derai air mata
Dan seluruh kenangannya telah tersapu debu
YOU ARE READING
Bait-bait Hujan [END]
PoetryTidak semua orang menyukai hujan, mereka memiliki interpretasi yang berbeda. Diantara mereka sangat membencinya, tak elak. Namun aku selalu mencintai hujan, walau hentakan badai tak pernah terdengar lagi. Saat hujan menyelimuti ruang hati, pena di a...