BAB 7- MAGMA

1.1K 114 0
                                    

Absen dulu yuk?

Kalian asal kota mana?

Baca part ini jam berapa?

Jangan lupa follow akun aku juga ya vren. Soalnya setiap update aku bakal umumin di wall.









Sepulang Lava dari sekolah wanita itu memutuskan untuk pergi ke markas MAGMA. Sebuah kelompok geng motor yang menjadikan dirinya ratu sekaligus ketua disana. Sebenarnya MAGMA merupakan sebuah organisasi turun temurun yang orang tua mereka dirikan, persahabatan di antara orang tua mereka membuat mereka sering bertemu dan ikut menjalin persahabatan. Dari awal MAGMA di bentuk mereka sudah berfokus untuk membantu sesama lain, membagikan nasi kotak setiap hari jum'at, berbagi sembako, serta kadang mereka membantu para anak-anak kolong jembatan untuk belajar.

Namun, seiring berjalannya waktu banyak kalangan yang mengenal tentang MAGMA dan menjadikan mereka sebuah ancaman. Mereka menganggap MAGMA sebuah kumpulan manusia suci yang tengah mencari pahala dan tidak pantas mendirikan sebuah organisasi. Mereka menjadikan MAGMA sebuah musuh untuk mereka intai. Teror, ancaman sudah sering mereka dapatkan. Untuk itu, beberapa hari terakhir mereka terfokus kepada ancaman yang terus datang kepada mereka.

Lava memarkirkan motornya tepat di depan markas. Sepi, itu yang Lava rasakan saat ini. Mungkin, semua orang sedang berada di dalam fikirnya. Setelah turun dari atas motornya Lava melangkahkan kakinya dengan yakin. Pada tapakan kaki dia yang terakhir ada sebuah mata yang melihat tepat ke arah dirinya berada.

"Lava," panggil Rama salah satu anggota inti MAGMA.

Karena suara panggilan yang Rama lakukan seketika seisi markas menoleh ke arah Lava berada. Tersenyum dengan senang, akhirnya setelah beberapa hari menghilang Lava kembali ke markas lagi.

"GUE KANGEN BANGET SAMA RATUNYA MAGMA!" teriak Rama lantang langsung berlari menghampiri Lava.

Zein mendekat kepada Lava. Memeluk tubuh gadis di depannya dengan erat. "Lo kuat, gue tau itu." tutur Zein diakhiri dengan elusan lembut pada punggung Lava.

"Lo ratu terhebat yang Magma punya, Va." ujar Opi yang ikut menghampiri serta ikut memeluk tubuh Lava.

Fajar yang juga menghampiri mereka menatap Lava dengan senyum manisnya. "Adek gue kembali nih," ujarnya dengan membuka tangannya lebar agar Lava memeluk ke arahnya. Dan benar, dengan senang Lava memeluk tubuh tinggi Fajar.

"Gue kangen sama lo semua." ujarnya tulus. Namun, Lava merasa ada yang kurang ketika mendapati Deo hanya duduk di tempatnya tanpa menyapa kedatangan dirinya saat ini. Apakah Deo marah akan kejadian yang menimpa di antara keduanya saat terakhir kali ketemu.

"Ratu Magma datang nih, masa lo nggak mau nyapa," tutur Rama lantang kepada Deo.

Saat itu juga Deo langsung berdiri dari duduknya dan menatap mata Lava lekat. "Kita ngobrol di atas." kalimat singkat yang dia tujukan untuk Lava.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now