BAB 31- Markas Malam Ini!

720 62 19
                                    

Vren aku selalu ngingetin kalian untuk follow dulu sebelum baca. Supaya tidak terjadi eror.

Untuk vote dan komen udah nggak perlu di jelasin lagi kali ya.

Kalian baca part ini jam berapa?

Kota mana kalian tinggal? siapa tau satu provinsi.

Selamat membaca vren!




***





Lava menggeliat dari tempat tidurnya. Kejadian tadi pagi membuat batin serta badannya sangat letih. Dia bahkan tak sadar bahwa malam ini sudah pukul 10 malam. Kakinya turun dari atas ranjang dengan tertatih bersamaan dengan tangannya yang menggapai ponselnya di atas nakas.

100 panggilan tak terjawab.

Lava sangat kaget melihat panggilan tak terjawab di dalam ponselnya. Panggilan itu rata-rata di lakukan oleh inti magma. Lava pun segera menghubungi kembali satu persatu. Namun hasilnya nihil, tak ada satu pun yang mengangkat.

Beberapa menit kemudian Lava terlihat mengemudikan motor miliknya dengan laju yang sangat kencang. Perasaanya tiba-tiba tidak enak, pasti ada sesuatu yang terjadi di markas. Pikiran Lava tak fokus sampai dia tidak sadar bahwa di depannya saat ini ada sebuah truk yang tengah melaju tepat di hadapanya.

Mata Lava terbuka lebar ketika ia tersadar, ia pun segera membanting stir motornya ke kiri sehingga menabrak pembatas jalan.

Brukk

Brakk

Brukk

"Sialan!" Teriak Lava marah ketika ia sudah tersungkur ke tanah.

Lava memaksakan tubuhnya untuk berdiri, untung saja hanya tangannya yang memar. Dan dia masih bisa untuk mengatasinya.

Tidak butuh waktu lama untuk dirinya sampai pada markas Magma. Lava melihat keadaan markas sama seperti biasanya dan tidak menaruh kecurigaan apapun disana. Sampai akhirnya dia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam Markas yang saat itu terlihat sangat gelap tanpa penerangan. Lava mencoba berjalan pelan tanpa menimbulkan suara apapun.

"Berhenti!"

Tepat saat dia baru melangkah ke dalam markas ada sebuah perintah yang menekan bersamaan dengan sebuah pistol yang mengarah tepat di samping kepalanya.

"Diam di tempat! jangan bergerak!"

Saat itu juga lampu markas menyala menampilkan semua inti beserta anggota Magma yang lain tengah diikat di tempat yang berbeda. Keadaan mereka juga terlihat tidak baik-baik saja, seakan baru saja terjadi sebuah perkelahian disana. Keadaan Markas pun sangat berantakan.

Lava menatap ke samping tempat seseorang menggunakan masker menodong pistol ke arahnya.

"Siapa lo sebenarnya?"

Tidak ada jawaban. Lava hanya melihat lirikan tajam yang lelaki itu lontarkan kepada dirinya.

"GUE TANYA SEKALI LAGI, SIAPA LO SEMUA?" Lava berteriak frustasi.

Lelaki disampingnya tertawa simpul. "Ikutin perintah kita, semua orang yang berada disana akan bebas."

"Kenapa gue harus turutin kemauan lo?"

"Karena lo semua sedang dalam perangkap."

Lava balik tersenyum. "Lo pikir gue takut."

Tepat disaat Lava membantah pistol yang berada di hadapanya semakin menempel di dahinya.

"Gue nggak butuh keberanian lo. Gue butuh nyawa lo. Atau nggak........ nyawa temen-temen lo!"

"Jangan harap lo bisa sentuh mereka semua!" Desis Lava murka.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now