BAB 15- Kara Dan Penculikan

941 101 8
                                    

HAPPY READING!


Entah kenapa Soka sudah terlihat sangat akrab dengan anggota Magma yang baru saja ia kenal. Seperti sekarang, dia terlihat tengah asik bermain game bersama Fajar yang mengakibatkan Deo terganggu dengan suara keduanya.

"Berisik!" bentak Deo yang tengah fokus kepada laptop di hadapannya.

Soka menepuk pundak Deo pelan. "Bang Deo ternyata hobinya marah," ujarnya pelan.

"Bukan hobi, tapi udah mendarah daging di dirinya!" ucap Fajar menambahkan tapi langsung mendapatkan sebuah pukulan keras dari Deo.

Fajar meringis kesakitan yang diiringi oleh tawa Soka yang berada di sampingnya.

Suara langkah seseorang turun dari tangga terdengar, Lava terlihat di sana. Lava menuju ke sebuah papan yang ada di hadapanya dan menuliskan sesuatu disana.

"Lo yakin bisa nemuin mereka?" tanya Deo mencoba untuk memastikan rencana Lava yang akan menemukan pembunuh sebenarnya dari kasus kemarin.

"Bagaimana pun caranya, gue harus jadiin mereka semua mayat!" desisnya kasar.

"Bentar lagi, lo akan liat sisi keren dari ratu Magma," bisik Fajar tepat di samping telinga Soka.

Lava menempelkan sebuah foto perempuan di papan. Dan menuliskan sebuah nama disana.

"Verona Agnesia. Korban yang harus kita cari tau terlebih dahulu. Dia merupakan seorang dokter kulit,"

"Tunggu, Va!" ujar Rama menghentikan ucapannya.

"Kenapa?"

"Ayah lo punya alergi kulit juga kan? mungkin hal itu yang membuat Ayah lo sering ke rumah korban?" ujar Rama bertanya.

"Gue juga berfikir seperti itu. Tapi yang terpenting sekarang kita cari tau tentang korban. Bang Zein, cari tau sekarang!" titahnya tegas.

"Siap!" Zein beralih menghampiri meja komputernya untuk melaksanakan tugasnya.

"Ayah lo pernah cerita tentang penyakit kulitnya? mungkin itu bisa menjadi salah satu jalan?" ucap Soka mencoba mengutarakan pikirannya.

Lava menggeleng lemah. "Ayah gue jarang pulang. Dia nggak pernah terbuka dengan penyakit yang dia alami." jawaban Lava membuat mereka semua terdiam.

Ketika keadaan sedang hening, ponsel milik Fajar tiba-tiba berdering.

"Iya baby?" jawab Fajar dengan suara imut membuat siapa saja yang mendengarkan ikut merasa mual.

"To....long...." Fajar berdiri dengan kaget setelah mendengar suara pertolongan di sebrang teleponnya dengan sangat lirih.

"KAMU KENAPA, RA? DIMANA KAMU SEKARANG?"

Mendengar suara Fajar yang meninggi serta ekspresi khawatir yang dia tampilkan membuat anggota Magma yang berada di sana menjadi khawatir.

"Aak___" Fajar mendengar suara bekapan mulut disana.

"Lo mau dia selamat. Dateng ke alamat yang akan gue kirim tanpa melibatkan siapa pun!" desis seseorang di sebrang sana.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now