🤎Happy Reading🤎
"Jelasin!" Titah Azzam menatap tajam sang adik yang sedang mendudukkan kepalanya di ruang keluarga.
Setelah kepergian Dokter Reno tadi, Azzam segera menggiring Tiara ke ruang keluarga untuk ia pintai penjelasan. Sedangkan Gisel, kondisi gadis tersebut tidak parah, hanya saja menurut dokter tadi, terlalu lama berada di kolam renang sehingga menyebabkan pernafasannya sedikit terganggu dan dia srkarang sedang istirahat di kamar Azzam dengan mamakai baju milik Tiara sekaligus dia yang membantunya mengganti baju
"Tadi aku sama kak Gisel berenang, karena takut ketauan abang, aku manjat dulu ke atas tapi baju kak Gisel nyangkut di penyangga tangga, pas udah berhasil benerin bajunya eh kak Gisel milih sembunyi di dalam kolam karena takut abang marahin" Sahut Tiara dengan suara pelan di akhir kalimatnya.
"Siapa yang nyuruh kalian berenang malem-malem?" Tanya Azzam tegas.
"Maaf bang..." cicit Tiara menunduk
Azzam menghela nafas kemudian pergi meninggalkan Tiara menuju dapur
"Bik, nanti tolong buatin bubur sama susu coklat anget ya bi" titah Azzam meminta tolong kepada bi Inah salah satu pekerja di keluarga Wiratama.
"Ohh nggeh, di tunggu ya den" jawab bik inah yang di angguki Azzam.
"Mbak ratih, tolong siapin makan malam buat saya dan Tiara ya" titahnya lagi kepada seorang wanita yang lebih muda dari bik ratih.
"Siap den" sahut Ratih sigap. Memang jumlah pekerja di keluarga Wiratama terdiri dari 4 orang 2 orang asisten rumah tangga, 1 supir, dan 1 satpam.
Sebelum meninggalkan dapur, Azzam kembali melontarkan pertanyaan yang membuat kedua wanita paruh baya tersebut saling memandang dengan perasaan takut
"Tadi waktu saya ke kantor, Gisel sama Tiara pada makan apa?" Tanya Azzam dengan aura tegasnya seolah menolak untuk di bohongi.
"Emm itu tad..tadii non Gisel sama non Tiara minta di bikinin seblak den" sahut ratih takut-takut.
"Udah kita larang kok den, tapi kata non Gisel dan non Tiara udah lama nggak makan seblak jadi mereka tadi maksa buat di bikinin sekalian mau makan seblak bareng kita, ya nggak bik" lanjutnya lagi seraya meminta persetujuan dari bik Inah."Kamu kali, orang aku nggak melu makan kok" sahut bik Inah fakta seraya menyenggol siku Ratih, tadi memang Gisel dan Tiara memaksa keduanya untuk ikut namun bik Inah menolak karena mempunya penyakit lambung, sedangkan Ratih, ia gass gass saja menuruti perintah majikannya karena tak di pungkiri ia juga pecinta seblak.
Azzam menghela nafas, kemudian meninggalkan keduanya dan berjalan menuju kamarnya
"Bibik kan bisa boong bik..." sahut Ratih gemas karena tadi bik Inah tidak membantunya berbicara
"Boong itu dosa Ratih, dosa kamu itu udah numpuk, masih mau boong lagi?" Sahut bik Inah yang tersirat Nasihat di dalamnya kemudian meninggalkan Ratih untuk melakukan tugasnya.
"Yo wes... sak kerso njenengan bik...bikk" sahut Ratih yang kemudian menjalankan tugasnya.
----------***----------
Sesampainya di kamar, Azzam mendudukkan dirinya di tepi ranjangnya memperhatikan Gisel yang tengah memejamkan matanya. Sungguh! Jantung Azzam hampir copot melihat keadaan Gisel tadi, gadisnya hampir celaka karena kebodohannya sendiri. kalau saja Azzam tidak pergi ke kantor meninggalkan 2 gadis tadi di rumah, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Azzam melirik handphone yang berada di nakasnya, mengambilnya kemudian mendial nomor seseorang
"Assalamualaikum zam, ada apa nelpon? Gisel mana?" Tanya seorang di seberang beruntun
KAMU SEDANG MEMBACA
AGIS about Azzam Giselle
RomanceBerkisah tentang dua orang kekasih yang harus berpisah lantaran keputusan yang di ambil oleh pihak satunya. Keputusan hijrah yang di ambil oleh sang kekasih memaksa keduanya berpisah untuk saling memperbaiki diri masing-masing. Welcome to my first s...