9

1.3K 60 13
                                    

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri.

~~~

Hari terus berlalu begitu cepat. Setelah kejadian Pasar Malam itu pula hubungan Keyla dan Arvind semakin lama semakin dekat. Ya... Meskipun Arvind masih tetap bersikap cuek pada Keyla. Tak apa, Keyla sabar menghadapi itu.

Dan sekarang tibalah dimana hari yang selalu di tunggu tunggu oleh Kirana dan juga Varo, mereka begitu antusias melihat anaknya yang akan Menikah.

Gedung hotel yang mereka pakai untuk acara pernikahan Keyla dan Arvind sudah di hias sedemikian rupa agar terlihat lebih elegant namun tetap sederhana. Memang tidak begitu mewah hanya acara kecil kecilan, jaga jaga agar tidak ada satu sekolah Keyla yang mengetahuinya.

Tamu undangan tidak begitu banyak, hanya kerabat dekat dan rekan kerja Varo serta teman teman Kirana.

Keyla menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan kosong. Tidak menghiraukan Penata Rias yang terus saja mendandani nya agar terlihat sangat cantik. Sebentar lagi dia dan Arvind sudah akan menjadi suami istri yang sah, dan itu artinya dia harus mengikut pada suaminya itu. Keyla merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, dia begitu gugup sekarang.

"Okey sudah selesai, kalo begitu saya permisi, Nona" ucap Penata Rias itu segera membereskan barang barangnya dan keluar dari ruangan Keyla.

Keyla termenung, dia terlihat sangat cantik sekarang, dengan balutan make-up tipis serta gaun yang sangat pas di tubuhnya. Tapi itu tidak membuatnya puas, hatinya terasa janggal seperti ada yang kurang sekarang. Entahlah Keyla pun tidak tahu.

Ceklek

Kirana memasuki kamar sang putri setelah melihat Penata rias keluar dari ruangan tersebut. Menatap Anaknya yang terlihat termenung.

"Yaampun anak Mama cantik banget."

Suara Kirana membuat Keyla sedikit terkejut. Dia tidak tahu sejak kapan Mamanya masuk, yang pasti sekarang dia tau apa yang membuatnya tidak puas, menatap Mamanya dengan binar sedih.

Kirana tersenyum lembut dan mengusap kepala Keyla pelan "Hey, kenapa sayang?"

Mata Keyla berkaca kaca siap menumpahkan air matanya. Dia belum siap meninggalkan Mamanya, semenyebalkan apa pun Mamanya, Kirana lah yang mendidiknya sampai sebesar sekarang dan mengajarnya dengan penuh kasih sayang.

"Mama... " lirih Keyla dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

Kirana dengan cepat menghapus air mata Putrinya "Kenapa sayang? Jangan nangis dong nanti make-up kamu luntur"

"Keyla belum siap, Ma" ucap Keyla menggengam tangan Kirana.

Kirana menggeleng kuat "Syutt... Gak boleh gitu, Keyla harus siap ya?"

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang