17. Kurang Bersyukur

527 70 58
                                    

"Dua bulan lalu anak saya divonis kena penyakit TBC, tapi gak disertai pemeriksaan lab uji dahak dan tes mantuk tapi dokter itu udah vonis penyakit TBC dan ngasih obat TBC buat anak saya dan udah di minum juga obatnya selama sebulan. Karena saya masih ragu, akhirnya kami periksa ke dokter paru lain dan menyarankan untuk tes dahak sama tes mantuk. Dan hasil dari kedua tes itu nunjukkin bukan penyakit TBC kayak yang dokter itu bilang."

"Kalo boleh tau nama dokter yang tugasnya siapa ya bu?"

Gea yang sedang menggambar diatas buku menoleh kearah Geri sebelum kembali menatap bukunya

"Dokter Wilder Alistair. Kami sekeluarga sangat menyesalkan tindakan dokter Wilder yang langsung ngasih obat TBC karena takutnya menimbulkan efek samping, apa lagi udah diminum selama sebulan."

"Untuk masalah efek samping yang anak ibu rasain, pihak rumah sakit bakal tanggung jawab penuh. Dan untuk salah diagnosa yang ibu bilang, selama dokter yang nangani anak ibu udah lakuin pemeriksaan fisik, meskipun pemeriksaan fisik itu gak dilakuin bareng sama tes laboratorium, dan dokter yang ngasih penilaian tentang penyakit anak ibu, tindakan itu udah bisa dibilang sebagai diagnosis." Jelas Geri

"Dan mengenai keluarga yang periksa ke dokter lain itu hal yang wajar, dan kami tidak mempermasalahkan. Sebenarnya pasien punya hak bertanya lebih dalam tentang penyakit yang dideritanya. Kalo merasa gak puas, pasien bisa minta second opinion ke dokter lain buat bandingin diagnosis yang dikasih dokter sebelumnya." Lanjut lelaki dengan piyama itu

"Dan soal sanksi hukum yang juga tadi sempet dibahas, menurut Meurut M.Y.P. Ardianingtyas, S.H., LL.M dan Dr. Charles M. Tampubolon...."

Gea reflek tertawa saat melihat scene film yang sedang di tontonnya. Hal itu membuat Geri menyentuh pundak istrinya dan Gea kembali menggambar.

"Untuk masalah izin saya yakin kalo saya bukan malpraktik, dan sebagai gantinya saya akan sanksi dokter Wilder sesuai hukum rumah sakit saya."

Gea menguap diposisinya tengkurep dan berguling kearah Geri dan mendarat di paha lelaki itu.

"Kenapa?" Tanya Gea sesaat setelah Geri selesai menelpon

"Bentar" Geri kembali menelpon seseorang "Suruh Wilder ke ruangan saya pagi nanti"

"Kamu gak perlu ke rumah sakit?" Gea kembali bertanya

Geri menggeleng dan meletakkan ponselnya "Gak"

"Kalo gitu temenin aku nonton aja" Gea menunjuk layar besar didepannya

"Ya emang aku dari tadi ngapain" jawab Geri

Gea meraba ponsel Geri yang tadi suaminya letakkan, Geri yang melihat itu memberikan ponselnya pada Gea. Hal pertama yang Gea buka setelah berhasil membuka kunci adalah galeri. Meskipun tau jika setengah dari foto yang Geri miliki itu foto dirinya, Gea tetap saja penasaran

"Kenapa foto kamu gini semua?"

Geri menunduk hanya untuk melihat foto yang Gea sodorkan. Lelaki itu terkejut dan hanya bisa nyengir.

Foto yang Gea tunjukkan adalah foto mirror yang Geri ambil, dan kebanyakan foto itu adalah Geri tanpa mengenakan atasan.

"Seksi kan yangg?" Ledek lelaki dengan tahi lalat di bawah matanya itu

"Seksi apaan." Ketus perempuan itu dalam baringannya "Awas aja kalo sampe kamu kirim ke instagram" Gea mendongak

"Mau ngapin kamu?"

"Aku kirim juga apa yang aku punya"

"Punya apa kamu?"

"Kamu pikir aku gak punya foto kek gini? Punya aku, banyak malah. Lebih banyak punya aku kalo dibandingin sama ini."

After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang