Part 21.

1.3K 133 31
                                    

Keanu berjalan keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri, dia menatap gadisnya yang saat ini tengah terlentang di atas kasur sedang menatap langit-langit kamar.

"Yang," panggilnya seraya naik di atas tubuh Khanza.

"Iya?" Khanza masih menatap langit-langit kamar, tetapi tangannya tak tinggal diam, dia mengelus rambut Keanu dengan lembut.

"Mikirin apa hmm?" tanya Keanu dengan suara tertahan karena wajahnya dia sembunyikan di dada gadisnya.

"Bubu," balasnya lirih.

"Apa itu keputusan yang baik untuk Bubu?" tanya Khanza lagi.

"Kita doain yang terbaik buat Bubu sayang,"

"Iya,"

Setelah itu, tak ada lagi percakapan, yang ada hanya keheningan, pasangan suami istri yang belum mengadakan resepsi pernikahan itu sibuk dengan pikiran masing-masing.

Khanza melingkarkan kedua kakinya di pinggang Keanu kemudian berhenti mengelus rambut suaminya itu.

"Elusin lagi yang," rengek Keanu seraya mendusel dada istrinya.

"Ada syaratnya," kata gadis itu dengan nada jail.

"Apa hmm?"

Gadis itu dengan jail sedikit menunduk, kemudian mengambil tangan kekar suaminya, setelah itu, dia mengusap bibirnya sendiri menggunakan ibu jari suaminya.

"Cium!"

---

Khanza menatap dirinya di pantulan cermin yang ada di walk in closet, lehernya penuh dengan tanda, handuk milik Keanu yang dia gunakan saat ini bahkan di pasang dengan erat di tubuhnya.

"SAYANG!" teriak Keanu dari luar.

"APA?" Khanza berjalan ke arah lemari, di sini sangat banyak baju yang Gabriella dan Gibran belikan untuknya.

Walaupun Khanza sudah berpenghasilan sejak kecil, tapi dia tidak pernah menggunakan uang nya untuk membeli baju, celana, dan kesehariannya.

Uangnya hanya dia gunakan untuk membeli ponsel, motor, mobil, ataupun make up.

"KOK LAMA BANGET?"

"INI UDAH PAKE BAJU KOK!" balas Khanza.

Hari ini Khanza memutuskan untuk celana jeans berwarna hitam, mantel berwarna coklat, syal yang senada dengan mantelnya dan juga bandana.

"Pagi." sapanya saat melihat suaminya di samping pintu.

"Pagi yang." balas Keanu seraya mengecup pipi kanan Khanza.

"Kok lama banget?" lanjutnya, kemudian mengelus rambut panjang Khanza yang tergerai.

"Nggak-papa sih, lagi pengen aja."

Keanu tak membalas lagi, dia hanya diam seraya mengangguk mengerti. "Ca,"

"Hmm?"

"Hari ini kita ngapain?" tanya-nya.

"Pulang," jawab Khanza dengan tatapan polosnya, membuat Keanu seperti ingin menjatuhkan rahangnya.

Jadi, ke sini cuma mau makan gitu?

"Kamu mandi gih, abis itu kita pulang, aku mau ke bawah dulu,"

"O-oke." jawab Keanu dengan tatapan kosong ke depan, jujur saja, dia masih kaget, kalau mau makan makanan seperti tadi malam, mereka bisa membelinya di restoran.

---

Kaenu bernafas lega saat mereka sampai di rumahnya dengan selamat. Di depan pagar berwarna hitam itu mereka berdiri. Menatap rumah yang sangat mereka rindukan.

KHANZA -END-Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz