Hi, Baby #9

1.5K 209 78
                                    

Satu hari sebelum acara peresmian si Tertua di mulai, Alena menemani Suga melakukan sedikit pembahasan dengan para pegawai yang turut andil menjadi bagian penting di sesi acara nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hari sebelum acara peresmian si Tertua di mulai, Alena menemani Suga melakukan sedikit pembahasan dengan para pegawai yang turut andil menjadi bagian penting di sesi acara nanti.

Dia juga menemani Suga memeriksa persiapan acara yang akan diselenggarakan di aula gedung kantor bersama dengan Kookie.

Ketiganya melihat persiapan yang akan segera rampung. Memeriksa apa saja hal yang setidaknya perlu ditambahkan atau bahkan sebaliknya.

Alena melangkah mendekati satu sudut, dimana ada sebuah meja persegi panjang yang akan digunakan untuk meletakkan beberapa sajian makanan. Gadis itu memeriksa dekorasinya, meninggalkan Suga dan Kookie yang tengah mengobrol dengan pihak dekorasi.

Tetapi, kegiatannya berhasil mengambil alih atensi satu pribadi, membuatnya mendekati keberadaan gadis itu dan berdiri di sampingnya.

“Nanti kita mampir sebentar ya ke butik,” ucap Kookie sebagai pelaku. Berbicara di samping Alena dengan pandangan menatap ke depan. Meski begitu, sesekali
netra bulatnya melirik Alena.

Sempat tersentak beberapa sekon, Alena menatap bingung eksistensi Kookie. “Untuk?” tanyanya.

“Aku belum cari baju untuk besok. Nuna juga, 'kan?”

“Ah, begitu,” balas Alena sembari mengangguk. Dia melanjutkan, “Aku mungkin akan pakai gaun yang dibeliin Bunda.”

Kookie menoleh, alisnya bertautan disaat dirinya mencoba untuk mengingat gaun mana Yang Alena maksud. “Yang merah muda?”

Pertanyaan Kookie lantas mendapat anggukan cepat dari Alena. Tetapi justru dia menggeleng, “Memangnya masih muat?”

Dibilang seperti itu, netra Alena mendelik. “Apa menurutmu sekarang aku gendut?”

“Tidak. Tapi....” Kookie menjeda perkataannya. Manik kembarnya menatap Alena dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Dalam pandangan Kookie, kekasihnya itu memang tidak menunjukkan banyak perubahan. Alena hanya terlihat lebih dewasa sebab sekarang menggunakan makeup. Proposi tubuh gadis itu juga tidak banyak berubah, hanya saja sedikit lebih berisi di bagian tertentu.

“Kenapa melihatku seperti itu? Haish!” Alena mencebik saat menyadari Kookie menatapnya terus-menerus. Gadis itu memilih membuang pandanganya ke sembarang arah.

Kookie tergelak sebentar mendapati wajah Alena terlihat semu. “Yah, pokoknya nanti kita harus cari baju bersama. Biar serasi,” jawabnya.

Membuat Alena menghela napas, memilih menyetujui kemauan Kookie dengan anggukan.

Hanya berselang kurang dari lima sekon, atensi keduanya teralihkan saat mendengar hentakan alas kaki dan seruan dari si Tertua. Suga tengah melangkah menjauhi pihak dekorasi.

“Yuk, pulang!” ajak Suga. Berhasil menarik Alena dan Kookie untuk mengikutinya menjauh dari aula.

Pandangan Suga beralih menatap Alena, “Kau pulang dengan siapa, Al? Mau kuantar?”

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang